Cerita tentang Kejujuran dan Keadilan Andika Si Anak Jujur

234 Kelas VI SD Melihat kesungguhan Andika, ayah ibunya mendukung Andika untuk mengikuti beberapa les pelajaran dan renang, mengingat di sekolahnya tidak ada pelajaran-pelajaran tersebut. Teman-temannya kerap mengolok Andika, karena Andika jarang bermain bersama, kecuali pada waktu-waktu luang dan libur. Andika sering dijuluki “anak sibuk”, karena memiliki banyak kegiatan. Nilai-nilai ulangan harian yang diperolehnya selalu baik. Tapi teman-temannya pun tetap mengolok- olok dia dengan sebutan “si pelit”, karena Andika tidak mau bekerjasama pada waktu ulangan, serta tidak mau membantu memberi contekan. Waktu ulangan tengah semester hampir tiba, Andika pun belajar sebagaimana biasa. Sedangkan teman-temannya, banyak bermain sedikit belajar. Ketika tiba waktu ulangan tengah semester, beberapa nilai Andika lebih rendah dari temannya Badu dan Dodo. Andika tahu bahwa ketika ulangan mereka bekerjasama dan saling melengkapi jawaban dengan contekan yang telah mereka siapkan. Andika tahu, karena Andika diajak untuk menyiapkan contekan dan bekerjasama sebelum ulangan, tetapi Andika tidak setuju, bahkan mengajak mereka belajar. Tetapi mereka lebih suka bermain futsal, dan tetap menyiapkan contekan. Badu dan Dodo pun mengolok-olok Andika pada waktu istirahat. Mereka mengatakan “ternyata kami bisa mengalahkan nilai-nilaimu, meskipun kami jarang belajar dan suka bermain futsal” ejek Badu dan Dodo. Tetapi Andika diam saja, karena dia merasa bahwa dirinya telah belajar, dan yang pasti Andika tetap jujur. Beberapa waktu kemudian, sekolah mengadakan seleksi siswa berprestasi. Calon siswa berprestasi diuji dengan tes tertulis di depan juri penilai dari kabupaten. Calon siswa berprestasi pun diminta untuk menunjukkan keterampilan yang mereka miliki. Andika bisa menyelesaikan tes tertulis dengan hasil gemilang, ia pun dapat menunjukkan keterampilannya berbahasa Inggris dan bermain alat music organ. Sementara Badu dan Dodo, tidak lolos seleksi karena ketika mengikuti seleksi mereka tidak dapat mengerjakan soal-soal yang sebagian besar merupakan pengetahuan umum yang tidak diajarkan di sekolah. 235 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Pada seleksi tingkat Kabupaten, Andika pun boleh merasa bangga karena dirinya terpilih menjadi siswa teladan, dengan memperoleh berbagai penghargaan serta bea siswa. sumber: mardika, SFK

2. Tanya Jawab

Untuk mendalami makna kejujuran dan keadilan, guru dapat memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan tanggapan atau pertanyaan yang terkait dengan cerita di atas. Setelah memberikan ulasan atas tanggapan atau pertanyaan peserta didik, guru dapat mengajak peserta didik untuk bertanya jawab, dengan mengajukan beberapa pertanyaan. misalnya: a. Bagaimana kesanmu terhadap kisah Andika di atas? b. Mengapa Andika disebut anak yang jujur? c. Mengapa Andika pun melengkapi pelajaran di sekolah dengan berbagai kegiatan dan beberapa les yang tidak diajarkan di sekolah? d. Mengapa Andika selalu menolak untuk mencontek dan bekerjasama pada saat ulangan? e. Apa buah kejujuran yang diterima oleh Andika? f. Apa akibat ketidakjujuran yang dilakukan Badu dan Dodo?

3. Rangkuman

Sebagai peneguhan, guru dapat membuat rangkuman bersama peserta didik, dengan menekankan beberapa hal pokok, misalnya: Andika disebut sebagai anak jujur, karena ia tidak melakukan perilaku curang. Andika melakukan apa yang seharusnya ia lakukan. Ia mematuhi tata tertib yang ada. Ia mau belajar bersama, tetapi tidak mau bekerjasama atau mencontek saat ulangan, karena bertentangan dengan tata tertib, terutama dengan hati nuraninya. Sebagai buah dari kejujurannya, Andika dapat menunjukkan kepandaiannya secara alamiah. Ia menjadi siswa berprestasi. Sedangkan sikap tidak jujur akan membuahkan katidakadilan. Sebagaimana Badu dan Dodo, dengan sikap 236 Kelas VI SD tidak jujur, mereka telah membohongi guru, membohongi orang tua, terutama membohongi diri sendiri. Perilaku tidak jujur membuahkan ketidakadilan. Langkah Kedua Mendalami Ajaran Yesus tentang Kejujuran dan Keadilan Guru mengajak peserta didik untuk membaca teks Kitab Suci berikut, untuk kemudian mendalaminya secara bersama, sehingga mampu mengerti ajaran serta makna kejujuran dan keadilan menurut ajaran Yesus.

1. Membaca Kitab Suci a. Yesus dan Hukum Taurat Matius 5:33-37

33 Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. 34 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, 35 maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; 36 janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. 37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

b. Perumpamaan Tentang Penggarap-Penggarap Kebun Anggur Matius 20:1-16

1“ Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja- pekerja untuk kebun anggurnya. 2 Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. 3 Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang- orang lain menganggur di pasar. 4 Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang