Membaca Teks Kitab Suci

221 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Petrus Menyangkal Yesus 54 Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu. Ia digiring ke rumah Imam Besar. Dan Petrus mengikut dari jauh. 55 Di tengah-tengah halaman rumah itu orang memasang api dan mereka duduk mengelilinginya. Petrus juga duduk di tengah- tengah mereka. 56 Seorang hamba perempuan melihat dia duduk dekat api; ia mengamat-amatinya, lalu berkata: “Juga orang ini bersama-sama dengan Dia.” 57 Tetapi Petrus menyangkal, katanya: “Bukan, aku tidak kenal Dia” 58 Tidak berapa lama kemudian seorang lain melihat dia lalu berkata: “Engkau juga seorang dari mereka” Tetapi Petrus berkata: “Bukan, aku tidak” 59 Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain berkata dengan tegas: “Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia, sebab ia juga orang Galilea.” 60 Tetapi Petrus berkata: “Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan.” Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam. 61 Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: “Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku.” 62 Lalu ia pergi keluar dan menangis dengan sedihnya. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan tanggapan atau pertanyaan terkait dengan Kisah Petrus Menyangkal Yesus.

2. Tanya Jawab

Selanjutnya, guru dapat mengajak peserta didik untuk berdialog mendalami isipesan dari kutipan Kitab Suci Lukas 22; 54-62 di atas, misalnya dengan mengajukan beberapa pertanyaan berikut. a. Mengapa Petrus menyangkal hingga tiga kali? Hal-hal apakah yang menjadi pertimbangan sehingga Petrus melakukannya? b. Ketika Petrus menyangkal Yesus untuk ketiga kalinya, Yesus menoleh dan memandang Petrus. Pesan apakah yang hendak dikatakan Yesus kepada Petrus melalui peristiwa itu? 222 Kelas VI SD c. Setelah menyangkal Yesus, mengapa Petrus menangis? d. Apakah kamu pernah mengingkari suara hatimu? Bagaimana perasaanmu pada waktu itu?

3. Rangkuman

Berdasarkan hasil tanya jawab, guru bersama peserta didik membuat rangkuman dengan menekankan hal-hal berikut: Suasana sulit, terjepit dan mengancam, memaksa Petrus menyangkal Yesus, bahkan hingga tiga kali. Ia terpaksa melakukan penyangkalan, dengan berbagai pertimbangan: demi keselamatan pribadi, demi nama baik, dan demi kepentingan diri sendiri. Setelah Petrus menyangkal, Yesus menoleh dan memandang Petrus. Kisah ini menegaskan bahwa Tuhan menyuarakan kehendak-Nya di dalam hati setiap orang. Dalam lubuk hati setiap orang, hati nurani bekerja. Ia memberikan perintah untuk melakukan yang baik dan menghindari perbuatan jahat. Hati nurani juga menilai keputusan kita, keputusan itu baik atau jahat. Santo Paulus sudah mengatakan kepada kita bahwa dalam diri kita ada dua hukum, yaitu hukum Allah dan hukum dosa. Kedua hukum itu saling bertentangan. Hukum Allah menuju kepada kebaikan, sedangkan hukum dosa menuju kepada kejahatan. Santo Paulus menyadari bahwa selalu ada pergulatan antara yang baik dan yang jahat dalam hati manusia Roma 7:13-26. Konsili Vatikan II dalam dokumen Gaudium et Spes artikel 16, antara lain berkata: “Di dalam hati nuraninya manusia menemui suatu hukum yang mengikat untuk ditaati. Hukum yang berseru kepada manusia untuk menjauhkan yang jahat dan memanggil manusia untuk melakukan yang baik. Hukum yang ditaman dalam hati manusia oleh Allah sendiri.” Petrus menyadari bahwa dirinya telah mengingkari hati nuraninya. Petrus menyadari bahwa tindakannya itu salah. Hati nuraninya menyalahkan. Ia menangis menyesali perbuatannya.