Penilaian Keterampilan Nabi Yesaya Menubuatkan Kedatangan Juru Selamat yang Dirindukan Umat Israel

97 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Bagian 2: Perjanjian Baru

Pusat pewartaan Yesus ialah Kerajaan Allah. Kerajaan Allah ialah situasi yang menunjukkan bahwa perintah atau kehendak Allah dipatuhi. Kerajaan Allah ialah situasi di mana perintah Allah dilaksanakan. Dengan mematuhi perintah Allah orang dapat merasakan suasana yang damai dan sejahtera. Pewartaan Yesus mengenai Kerajaan Allah dilakukan dengan kata- kata dan tindakan. Kata-kata Yesus yang menyampaikan pewartaan Kerajaan Allah terungkap antara lain dalam bentuk kiasan atau perumpamaan, pengajaran, perintah, dan mujizat. Adapun tindakan Yesus yang menunjukkan kehadiran Kerajaan Allah yang paling jelas ialah mukjizat-mukjizat-Nya. Kata-kata dan tindakan Yesus berhubungan sangat erat. Kata-kata menjelaskan perbuatan Yesus, dan perbuatan Yesus menguatkan kata-kata-Nya. Apa yang dikatakan Yesus nyata dalam perbuatan-Nya. Misalnya Yesus mengajarkan agar orang mencintai musuh dan berdoa bagi orang yang menganiayanya. Hal itu dilakukan ketika Yesus disalib. Di salib Yesus mendoakan orang-orang yang melakukan penyaliban itu dan mengampuninya. Pengampunan adalah bentuk dari cinta. Dari hal itu jelas bahwa kehadiran Yesus menunjukkan bahwa kerajaan Allah sudah hadir. Seluruh kehidupan Yesus menunjukkan bahwa Ia taat pada kehendak Allah. Puncak dari ketaatan itu ialah wafat Yesus di kayu salib. Wafat Yesus ialah tanda agung kehadiran Kerajaan Allah. Sehubungan dengan uraian di atas maka tema Perjanjian Baru ini dibagi menjadi tiga materi pokok, sebagai kelanjutan dari pembahasan mengenai perjanjian lama yakni: E. Yesus Mewartakan Kerajaan Allah dengan Kata-Kata F. Yesus Mewartakan Kerajaan Allah dengan Tindakan G. Seluruh Pribadi Yesus Mewartakan Kerajaan Allah 98 Kelas VI SD

E. Yesus Mewartakan Kerajaan Allah dengan Kata-Kata

Kompetensi Inti 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air. 3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi Dasar 1.4 Menerima karya keselamatan Allah melalui kata-kata, tindakan, dan pribadi Yesus Kristus. 2.4 Menunjukkan kepercayaannya akan karya keselamatan Allah melalui kata-kata, tindakan, dan pribadi Yesus Kristus. 3.4 Memahami karya keselamatan Allah melalui kata-kata, tindakan, dan pribadi Yesus Kristus. 4.4 Melaksanakan karya keselamatan Allah melalui kata-kata, tindakan, dan pribadi Yesus Kristus. Indikator Peserta didik dapat: 1. Menjelaskan peranan kata-kata di dalam membangun kepercayaan dengan sesama. 2. Menjelaskan arti karya Kerajaan Allah. 3. Menjelaskan bentuk-bentuk perkataan Yesus. 4. Menjelaskan peranan kata-kata sabda Yesus dalam menghadirkan Kerajaan Allah. 5. Menunjukkan bagaimana caranya agar kata-katanya dipercaya orang lain. 99 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Bahan Kajian 1. Tokoh idola atau tokoh yang dikagumi. 2. Peranan kata-kata dalam membangun kepercayaan dengan sesama 3. Arti Kerajaan Allah. 4. Bentuk-bentuk perkataan Yesus: perumpamaan, pengajaran, perintah, mujizat. 5. Kata-kata Yesus dalam pengajaran-Nya bersifat mendorong, menyembuhkan dan tidak menghakimi. 6. Peran kata-kata Sabda Yesus dalam menghadirkan Kerajaan Allah. Sumber Belajar 1. Kitab Suci: Matius 26:47-54. 2. Komkat KWI. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas VI. Yogyakarta: Kanisius, 2010. 3. Komkat KWI. Seri Murid-Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas VI. Yogyakarta: Kanisius, 2006. 4. John Wijngaards, Persaudaraan Bersama Yesus, terj. A. Widyamartaya, Yogyakarta: Kanisius, 1993. 5. __________________. Yesus Sang Pembebas, terj. A. Widyamartaya, Yogyakarta: Kanisius, 1994. 6. KWI, Iman Katolik. Buku informasi dan referensi. Yogyakarta: Kanisius, 1996. 7. Pengalaman hidup peserta didik dan guru. Pendekatan Kateketis dan Saintifik. Metode Observasi, tanya jawab, diskusi, refleksi dan aksi. Waktu 35 menit x 4 Jam Tatap Muka Jika dilaksanakan lebih dari 4 JTM, waktu pembelajaran diatur oleh guru yang bersangkutan. Pemikiran Dasar Sebagai makhluk sosial, setiap orang menjalin relasi dengan sesamanya. Untuk dapat menjalin relasi dengan sesama, setiap orang harus mampu membangun kepercayaan, sebagai salah satu syarat di dalam kehidupan bersama serta interaksi dengan sesama. Kepercayaan