Mendalami Kegiatan Pelayanan Gereja melalui Cerita
172
Kelas VI SD Sumber: Buletin Cakra, Catatan Kristus Raja
Gambar 3.1 Warga bergotong royong membangun gedung Gereja
berkeliling ke rumah-rumah warga Muslim, untuk mengucapkan selamat hari raya. Demikian pula, pada hari raya natal,
banyak keluarga-keluarga Muslim yang berkunjung kepada keluarga-keluarga kristiani mengucapkan selamat natal untuk
membangun persaudaraan.
Kebersamaan serta persaudaraan itulah yang membuat kebersamaan menjadi indah dan damai. Tidak mengherankan
jika pada tahun 1969, masyarakat Desa Sukamulya bergotong royong membangun masjid Ar-Rohman bagi kaum Muslim,
serta membangun gedung Tjandradimuka, yang kemudian menjadi kantor koperasi serta menjadi kapel tempat merayakan
liturgi. Dan secara resmi difungsikan sebagai gedung gereja pada tahun 1984.
Seiring perkembangan zaman, gedung gereja Santo Carolus Borromeus Sukamulya yang dibangun pada tahun 1984, mulai
mengalami kerusakan pada beberapa bagian bangunan. Maka, melalui rapat Dewan Stasi pada tahun 2003, umat sepakat
untuk melakukan rehab dan pembangunan seperlunya. Panitia Pembangunan gedung gereja yang diketuai Bapak Ir. Wawan
173
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Sumber: Buletin Cakra, Catatan Kristus Raja Cigugur
Gambar 3.2 Gereja St. Carolus Borromeus Sukamulya
Hermawan, MM. merancang bentuk bangunan serta
mulai menempuh prosedur yang diperlukan bagi
pembangunan gedung gereja. Setelah mendapat
Ijin Mendirikan Bangunan IMB dengan nomor no.
6 4 5 . 8 K P T S . 2 9 4 D P U , tertanggal 3 September
2003., Panitia mencoba merencanakan langkah-langkah, sementara umat bahu membahu mulai menghimpun dana
sesuai dengan kesanggupan tiap keluarga.
Hari Minggu 18 Januari 2007, Panitia pembangunan gereja memulai kegiatan pembangunan. Dalam sambutannya
Pastor YC. Abukasman, OSC menegaskan: “bahwa yang utama dalam pembangunan ini bukan bangunan atau gedung gereja,
melainkan membangun Gereja dalam arti komunitas umat Katolik. Dan pembangunan umat katolik Sukamulya, tidak
dapat dilepaskan dari pembangunan masyarakat Sukamulya. Maka, umat Katolik Sukamulya harus berperan aktif bersama
masyarakat Sukamulya dalam membangun Sukamulya yang lebih baik.” Pada acara pembukaan itu pula, ketua Majelis Ulama
Indonesia MUI Kelurahan Sukamulya memberikan ilustrasi agar kaum muslim Sukamulya menjaga proses pembangunan
gereja di Sukamulya.
Dinamika pembangunan gedung gereja berjalan lancar. Umat Katolik dari berbagai stasi di wilayah kabupaten
Kuningan bahu membahu memberikan dukungan dalam berbagai bentuk, baik tenaga, bahan bangunan, dana, maupun
konsumsi bagi para pekerja. Tidak ketinggalan partisipasi dari warga kelurahan sukamulya sendiri. Dukungan tersebut
lebih nampak semarak dalam proses pembangunan. Hadir 328 orang dari berbagai stasi. Demikian pula saudara-saudara
kaum muslim kelurahan Sukamulya.
Suasana kondusif tetap terjaga, hingga akhirnya pembangunan gedung gereja dinyatakan selesai. Gedung
gereja tersebut diberkati oleh Uskup Bandung Mgr. Yohanes Pujasumarta, Pr dan diresmikan oleh Bupati Kuningan H. Aang
Suganda, S.Sos pada tanggal 30 Nopember 2008.
174
Kelas VI SD Sumber: Buletin Cakra, Cigugur
Gambar 3.3 Mgr. Y. Pudjasumarta memberkati gedung gereja St. Carolus Borromeus Sukamulya Cigugur
Suasana kondusif ini merupakan bukti nyata dukungan Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui Pemerintah
Kecamatan Cigugur dan Kelurahan Sukamulya. Demikian pula warga kelurahan Sukamulya yang telah menunjukkan dukungan
simpatik serta menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan, gotong royong dan sikap saling mengasihi.
Gedung gereja telah dibangun, namun tugas Gereja Sukamulya, dalam arti komunitas umat katolik, baru kita mulai,
yaitu membangun kehidupan menggereja yang memasyarakat. Sebagaimana yang pernah ditegaskan oleh Uskup Agung
Semarang, Mgr. Sugijopranoto, SJ : “Umat katolik Indonesia, harus 100 katolik dan 100 Indonesia”. Kiranya pesan itu bisa
kita terapkan bagi kita Umat Katolik Sukamulya, yaitu menjadi 100 katolik, 100 menjadi warga Masyarakat Sukamulya”.
Dalam pesan itu tercermin, bahwa Gereja Sukamulya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat
Sukamulya. Hal ini menyiratkan pula, bahwa Gereja Sukamulya tidak bisa berpangku-tangan atau berdiam diri, melainkan
turut mengambil bagian dalam karya dan kegiatan masyarakat setempat. diadaptasi dari buku Kenangan Peresmian Gereja
Stasi Santo Carolus Borromeus Sukamulya, Paroki Kristus Raja Cigugur Keuskupan Bandung
175
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti