Membaca dan Menyimak Cerita
248
Kelas VI SD
Nina juga bisa ikut lomba tingkat kabupaten” jawab Nina kecewa. “Nina, ibu mengerti perasaanmu. Tapi dengan doa, Nina juga
dapat menyampaikan keluhan dan kekecewaan kepada Tuhan” jawab ibu. Nina pun berkata: “Ini semua gara-gara ibu yang selalu
menyuruh Nina latihan menari Jadi persiapan lomba menyanyi solo terganggu
Sumber: www.katolik.org
Gambar 4.5 Doa
Mana ada lomba tari tradisional?” Mendengar jawaban Nina, Ibu tetap tersenyum: “Maafkan ibu, mungkin ibu yang salah. Tapi
Nina jangan meninggalkan doa ya?” jawab ibu. Sepekan telah berlalu. Sepulang sekolah, Nina tampak ceria. Ia
pulang setengah berlari. Nina langsung menuju dapur: “bu…, Ibu dimana?” Nina mencari ibunya. “Nina, ibu di tempat jemuran. Ada
apa Nina?” jawab ibunya. Nina pun menuju tempat jemuran “Ibu, ada lomba tari tradisional di provinsi Kepala sekolah meminta
Nina mengikuti lomba itu” Kata Nina dengan semangat.
“Syukurlah, ini kesempatanmu Nina. Ibu mendoakanmu. Rajinlah berlatih dan jangan lupa berdoa…” dukung ibunya. Sejak
249
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
pengumuman lomba tari tradisional, Nina giat berlatih. Selain ibu yang mendukung dengan doa, Nina pun selalu menyempatkan
waktu untuk berdoa.
Hari yang ditunggu telah tiba, Nina didampingi ibu dan gurunya, berangkat ke kota Bandung untuk mengikuti lomba
tarian tradisional tingkat provinsi. Pelaksanaan lomba dimulai. Setelah pembukaan, panitia lomba mulai memanggil peserta demi
peserta untuk menampilkan tarian tradisionalnya masing-masing. Beberapa peserta telah menampilkan tarian kebanggaannya. Kini
giliran Nina, dengan nomor undian 5, untuk naik ke panggung. Sebelum naik ke atas panggung, Nina menyempatkan diri untuk
membuat tanda salib. Dalam hatinya ia minta kepada Tuhan untuk memberkatinya. Nina pun mulai menampilkan tariannya
untuk mendapat penilaian dari dewan juri. Di tempat duduknya, ibu bersama guru pendamping mendukung dengan doa. Akhirnya
seluruh peserta, yaitu 27 penari, dapat menampilkan tarian tradisional, dan waktu perlombaan telah selesai.
Pada saat pengumuman, dewan juri pun menyebutkan nama juara-juara. Dimulai dari juara harapan III hingga juara II. Nama
Nina tak pernah disebut. Nina pun mulai cemas. Hingga akhirnya ia menangis terharu, ketika ibunya memeluknya, seiring dengan
terdengarnya nama Nina yang dinyatakan sebagai Juara Pertama. Nina pun naik ke atas pentas bersama para juara lainnya. Pada
kesempatan itu, Nina dapat bersalaman dengan Ibu Gubernur, yang memberinya piagam penghargaan, piala dan berbagai
hadiah. Nina tidak mengira, jika tarian tradisional yang ia pelajari atas dukungan ibunya, membuat dirinya sebagai juara tingkat
provinsi. Di samping beasiswa, Nina pun mendapat tiket wisata ke Pulau Bali bersama ibu dan guru pendampingnya.
Turun dari panggung, Nina menuju ibunya yang telah menunggu. Nina memeluk ibunya “Terima kasih ibu, ibu telah
memilihkan jalan yang terbaik untuk Nina” ujar Nina. Ibu pun membisikkan ke telinga Nina : “Berterima kasihlah kepada Yesus,
yang mengabulkan doamu, jauh melebihi yang kamu harapkan” Nina pun mengucapkan terima kasih kepada Yesus di dalam
hatinya. Nina pun teringat ketika ibunya mengatakan bahwa bakat Nina adalah menari. Meskipun Nina tahu bahwa ibunya
tidak pernah melarangnya menyanyi. sumber: Mardika, SFK
250
Kelas VI SD