Demi keselamatan diri sendiri

225 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

2. Diskusi Kelompok

Guru meminta peserta didik untuk melanjutkan diskusi secara berkelompok, untuk mendiskusikan pertanyaan berikut. Bagaimana kita dapat membina Hati Nurani?

3. Pleno

Masing-masing perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya, untuk mendapat tanggapan secukupnya.

4. Rangkuman

Berdasarkan tanggapan serta hasil pleno dari peserta didik, guru dapat menyampaikan rangkuman, misalnya sebagai berikut: Hati nurani adalah kemampuan manusia untuk mengetahui yang benar dan yang baik. Kemampuan itu dapat menjadi lemah, keliru, tersesat, dan tak berfungsi secara benar. Oleh karena itu, hati nurani harus dibina. Cara-cara untuk membina hati nurani, antara lain:

a. Mengikuti suara hati dalam segala hal

Seseorang yang selalu berbuat sesuai dengan suara hatinya, maka hati nuraninya akan semakin terang, tepat, dan berwibawa. Seseorang yang selalu mengikuti dorongan suara hati, keyakinannya akan menjadi sehat dan kuat; dipercaya oleh orang lain, karena memiliki hati yang murni dan mesra dengan Allah. “Berbahagialah orang yang murni hatinya, karena mereka akan memandang Allah” Matius 5:8.

b. Mencari keterangan pada sumber yang baik

Membaca Kitab Suci, Bacaan rohani, film, dan buku-buku yang bermutu. Bertanya kepada orang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman. Ikut dalam kegiatan rohani, seperti rekoleksi, retret dan kegiatan pendampingan iman lainnya. 226 Kelas VI SD

c. Koreksi diri atau intropeksi

Koreksi atas diri sangat penting untuk dapat selalu mengarahkan hidup kita. Langkah Keempat Membangun Niat untuk Hidup Sesuai dengan Hati Nurani

1. Refleksi

Guru memberi kesempatan kepada peserta didik merenungkan dan membangun niat untuk hidup sesuai dengan hati nurani.

2. Aksi

Setelah merenungkan dan membangun niat, peserta didik diberi kesempatan untuk merumuskan dengan kata-kata sendiri, mengenai niat pribadinya. Rumusan kata-kata dapat dirangkai di dalam bentuk slogan atau doa, sesuai dengan kesanggupan masing-masing peserta didik. Penutup Doa Untuk menutup pelajaran, guru mengajak peserta didik membaca doa Ketaatan dari Buku Puji Syukur Nomor 152. Doa Ketaatan Allah yang Mahakuasa, Engkau telah memberi kami teladan ketaatan yang kokoh dalam diri Yesus yang telah taat pada-Mu sampai mati, bahkan sampai mati di salib; demikian juga Engkau memberi kami seorang ibu, Maria, yang mentaati panggilan- Mu dengan menjawab,”Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.” Tanamkanlah semangat ketaatan Yesus dan Maria dalam hati kami, supaya kami pun taat kepada kehendak-Mu, yang Kaunyatakan lewat para pemimpin jemaat dan pemimpin masyarakat; juga lewat panggilan-Mu, dan terlebih lewat suara hati yang adalah bisikan Roh-Mu sendiri. Semoga kami selalu taat mengikuti bimbingan Roh-Mu, agar kami jangan