Penilaian Keterampilan Aku Warga Dunia

53 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti II Yesus Kristus Untuk membantu peserta didik semakin mengenal Yesus, terdapat dua jalan yang biasa ditempuh, yakni dengan mempelajari Tradisi serta mendalami Kitab Suci. Hal yang dilakukan Gereja turun temurun itulah yang disebut tradisi. Adapun Kitab Suci ialah Kitab Suci Perjanjian Lama dan Kitab Suci Perjanjian Baru. Kitab Suci Perjanjian Lama dan Kitab Suci Perjanjian Baru memiliki hubungan yang erat. Kitab Suci Perjanjian Lama mempersiapkan kedatangan Yesus. Kitab Suci Perjanjian Baru mengisahkan mengenai hidup Yesus. Dengan demikian Kitab Suci Perjanjian Baru merupakan pemenuhan dari apa yang dinubuatkan dalam perjanjian lama. Mengenai Tradisi Gereja akan dibahas dalam Bab III. Sesuai dengan pemikiran tersebut, maka tema Yesus pada Bab II ini, akan dibagi ke dalam dua bagian yakni Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Baik perjanjian lama maupun perjanjian baru merupakan kelanjutan dari pembahasan pada kelas sebelumnya, yakni kelas V. Sehubungan dengan itu pada kelas VI ini, pembahasan Kitab Suci Perjanjian Lama meliputi para nabi, yakni: A. Nabi Elia Mengajak Israel Kembali Percaya kepada Allah B. Nabi Amos Pejuang Keadilan C. Umat Israel Jatuh Bangun D. Nabi Yesaya Menubuatkan Juru Selamat yang Dirindukan Umat Israel Adapun Kitab Suci Perjanjian Baru akan membahas mengenai : E. Yesus Mewartakan Kerajaan Allah dengan Kata-Kata F. Yesus Mewartakan Kerajaan Allah dengan Tindakan G. Seluruh Pribadi Yesus Mewartakan Kerajaan Allah 54 Kelas VI SD

Bagian 1: Perjanjian Lama

A. Nabi Elia Mengajak Umat Kembali Percaya pada Allah

Kompetensi Inti 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air. 3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi Dasar 1.3 Menerima karya keselamatan Allah melalui para nabi. 2.3 Menunjukkan kepercayaannya akan karya keselamatan Allah melalui para nabi. 3.3 Memahami karya keselamatan Allah melalui para nabi. 4.3 Mewujudkan karya keselamatan Allah yang diwartakan para nabi. Indikator 1. Menceritakan secara singkat kisah Nabi Elia dari 1 Raj 16:29-33, 17:1, 18:19-40. 2. Mengungkapkan karya keselamatan Allah melalui Nabi Elia. 3. Mengungkapkan bagaimana perwujudan pesan-pesan Nabi Elia dalam kehidupan para murid. 4. Menemukan contoh kasus penyembahan berhala pada masyarakat zaman sekarang, di media massa. 5. Membedakan keinginan-keinginan yang sesuai dengan kehendak Tuhan dan yang mengikuti godaan setan. 55 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Bahan Kajian 1. 1 Raj 16:29-33, 17:1, 18:19-40. 2. Karya keselamatan Allah melalui Nabi Elia. 3. Penghayatan pesan Nabi Elia pada situasi hidup para murid. 4. Sikap dan perilaku berhala pada zaman sekarang. 5. Cerita “Metamorfosis”. Sumber Belajar 1. Kitab 1 Raj 16:29-33, 17:1, 18:19-40. 2. Komkat KWI. Menjadi Sahabat Yesus Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas VI. Yogyakarta: Kanisius, 2010. 3. Komkat KWI. Seri Murid-Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas VI. Yogyakarta: Kanisius, 2006. 4. Pengalaman hidup peserta didik dan guru berkaitan dengan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Pendekatan Kateketis dan Saintifik. Metode Observasi, diskusi, cerita, informasi, refleksi. Waktu 35 menit x 4 Jam Tatap Muka Jika dilaksanakan lebih dari 4 JTM, waktu pembelajaran diatur oleh guru yang bersangkutan. Pemikiran Dasar Pada setiap zaman dan tempat serta situasi tertentu yang terjadi banyak masalah, biasanya muncul orang-orang yang berani bicara jujur dan benar mengenai masalah itu. Orang-orang berani tersebut biasanya menentang arus pemikiran banyak orang dengan risiko ditangkap, dianiaya bahkan dibunuh. Dalam sejarah bangsa Israel, orang-orang yang menyuarakan kebenaran itu disebut nabi. Para nabi berbicara atas nama Tuhan. Mereka menyuarakan kehendak Allah. Misalnya: bertobatlah, berbaliklah dari jalan sesat, berbuatlah adil dan jujur, yang Kukehendaki ialah belas kasihan bukan korban bakaran, jangan menyembah Baal berhala, berbaktilah kepada Tuhan saja, dan sebagainya.