Provinsi Papua Barat Provinsi Papua

2-10  Percepatan industrialisasihilirisasi, meliputi: Industri Sagu, Industri Buah Merah, Industri Ubi Jalar, Industri Pariwisata.

5. KPE Ha’anim

 Wilayahnya, meliputi: Kabupaten Merauke, Asmat, Mappi, dan Boven Digoel.  Fokus pengembangan:  Peningkatan produktivitas di hulu, meliputi: Karet, Tebu, Kelapa Sawit, Padi, Perikanan, Peternakan.  Percepatan industrialisasihilirisasi, meliputi: Industri Tebu, Industri Kelapa Sawit, Industri Pengalengan Ikan, Industri Pangan, Industri Peternakan.

b. Provinsi Papua Barat

Pengembangan kegiatan ekonomi di kawasan strategis di Provinsi Papua Barat dilakukan dengan strategi sebagai berikut: a Pengembangan kawasan industri petrokimia; b Pengembangan Industri berbasis migas dan pupuk di Teluk Bintuni; c Peningkatan produktivitas ekspor untuk produk minyak-gas, pengolahan pertambangan mineral, pertanian perkebunan, dan hasil laut; d Pengembangan kawasan pertanian di Karas dan Teluk Arguni; e Pengembangan sentra ternak sapi Pola Ranch di Bomberai, Kebar, dan Salawati; f Pengembangan Pala di Fakfak; g Pengembangan sagu rakyat dan investasi industri komoditas sagu di Sorong Selatan; h Pengembangan kawasan wisata bahari terpadu di kawasan Raja Ampat, dan kawasan wisata religi Mansinam; i Pengembangan pusat-pusat kegiatan ekonomi kecil dan menengah guna mendukung potensi sektor pariwisata, terutama industri kreatif dan makanan olahan khas wilayah Sorong, Manokwari, dan Fak-fak; serta j Pembinaan terhadap mutu produk usaha kecil dan menengah di Kawasan Sorong, Manokwari, dan Fak-fak. 2-11 Selain itu, di Provinsi Papua akan dikembangkan pula kawasan ekonomi khusus KEK dan kawasan industri di lima wilayah adat yaitu Jayapura, Biak, Timika, Wamena, dan Merauke; serta pusat-pusat pertumbuhan penggerak ekonomi daerah pinggiran lainnya. Sedangkan di Provinsi Papua Barat, akan dikembangkan kawasan ekonomi khusus dengan fokus industri petrokimia, pengembangan industri pengolahan pertambangan mineral, dan kawasan industri Teluk Bintuni. Pusat-pusat pertumbuhan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1. 2. Percepatan Penguatan Konektivitas Peningkatan konektivitas antara pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan kawasan-kawasan penyangga sekitarnya meliputi:

a. Provinsi Papua

Kebutuhan infrastruktur konektivitas di masing-masing wilayah adat, adalah sebagai berikut: KPE Saereri 1 Pembangunan ruas jalan, antara lain: Ruas Jalan Sarmi- Ampawar-Barapasi-Sumiangga-Kimibay, Jalan Lingkar Numfor dan Kota Biak, Jalan Strategis penunjang ekonomi Pulau Biak dan Yapen, termasuk penyelesaian jalan sesuai Perpres 402012 tentang Pembangunan Jalan Strategis Nasional Dalam Rangka Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat; 2 Mempercepat penyelesaian pembangunan transportasi darat, laut, dan udara, antara lain: a pengembangan Bandara Internasional Frans Kaisepo di Biak; b reaktivasi Pelabuhan Biak sebagai pendukung Tol Laut dan pelabuhan internasional; c Pembangunan Bandara di Yapen Waropen. 3 Mempercepat pembangunan infrastruktur air bersih, listrik, dan telekomunikasi, yaitu: a pengembangan air bersih DAS Biak Utara dan Supiori; b PLTA Supiori; c Sejumlah PLTS yang tersebar di berbagai tempat; d Pengembangan telekomunikasi Palapa Ring. 2-12 KPE Mamta 1 Pembangunan ruas jalan, antara lain: Ruas Jalan Depapre- Bongkrang; ruas jalan Warumbaim-Taja-Lereh-Tengon, ruas jalan Jayapura-Wamena-Mulia, jalan ring road Kota Jayapura, termasuk penyelesaian jalan sesuai Perpres 402012 tentang Pembangunan Jalan Strategis Nasional Dalam Rangka Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat; 2 Mempercepat pembangunan infrastruktur air bersih, listrik, dan telekomunikasi yang terdiri dari: a pengembangan air bersih Danau Sentani; b PLTA Mamberamo; c PLTA Genyem; d PLTA Hotekamp; e PLTS yang tersebar di berbagai tempat; f pengembangan telekomunikasi Palapa Ring. 3 Mempercepat pembangunan transportasi darat, udara, dan laut, yang terdiri dari: a pengembangan Bandara Internasional Sentani; b pengembangan Pelabuhan Peti Kemas Depapre; c pengembangan Pelabuhan Jayapura; d pembangunan Terminal Tipe A di Kota Jayapura; e pengembangan Terminal Tipe B di Kabupaten Sarmi, Kabupaten Keerom, dan Kota Jayapura; f penyelesaian pembangunan Jembatan Holtekamp. KPE Me Pago dan KPE La Pago 1 Mempercepat pembangunan infrastruktur listrik, air bersih, dan telekomunikasi yang terdiri dari: a pengembangan air bersih DAS Baliem; b pengembangan energi listrik dengan mengembangkan PLTA Urumuka, PLTA Baliem, PLTMH yang tersebar di berbagai tempat, dan PLTS yang tersebar di berbagai tempat; c Pengembangan telekomunikasi Palapa Ring. 2 Pembangunan transportasi darat, udara, dan laut yang terdiri dari: a pengem bangan Bandara Internasional Moses Kilangin; 2-13 b pengembangan Pelabuhan Pomako Timika sebagai hub Tol Laut dan pusat distribusi logistik ke wilayah Pegunungan Tengah; c pengembangan Bandara Wamena; d pengembangan Bandara Dekai; e pengembangan Dermaga Kenyam; f pengembangan Dermaga Suru-suru; 3 Pembangunan jaringan kereta api mulai dari Timika ke Pegunungan Tengah; 4 Pembangunan ruas jalan, antara lain: ruas jalan Sumohai- Dekai-Oksibil-Iwur-Waropko, ruas jalan Enarotali-Tiom, ruas jalan Wamena-Habema-Kenyam, ruas jalan Timika- Potowaiburu-Wagete-Nabire, ruas jalan Yeti-Ubrub, termasuk penyelesaian jalan sesuai Perpres 402012 tentang Pembangunan Jalan Strategis Nasional Dalam Rangka Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat; 5 Mempercepat daerah irigasi Nabire yang terdiri dari pengembangan jaringan irigasi dan pengembangan pertanian. KPE Ha Anim 1 Pembangunan ruas jalan, antara lain: ruas jalan Okaba – Sanomere –Bade, ruas jalan Merauke-Okaba-Buraka- Wanam - Bian-Wogikel, ruas jalan Okaba-Kumbe-Kuprik-Jagebob- Erambu, termasuk penyelesaian jalan sesuai Perpres 402012 tentang Pembangunan Jalan Strategis Nasional Dalam Rangka Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat ; 2 Mempercepat pembangunan transportasi darat, udara, dan laut yang terdiri dari: a pengembangan Bandara Internasional Mopah; b pengembangan Pelabuhan Merauke. 3 Mempercepat pembangunan jaringan irigasi rawa di Merauke yang terdiri dari: a pembangunan long storage, b pembangunan bendungan serta embung. 4 Mempercepat pembangunan infrastruktur air bersih, listrik, dan telekomunikasi yang terdiri dari: a pengembangan air bersih di Kali Maro; 2-14 b Pembangkit Listrik Tenaga Ombak; c PLTS Makro; d pengembangan Palapa Ring.

b. Provinsi Papua Barat