Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan termasuk

8-17 b. Menjamin pelaksanaan distribusi lahan kepada desa-desa dan distribusi hak atas tanah bagi petani, buruh lahan, dan nelayan land reform; c. Menjamin hak bagi desa-desa dalam pemanfaatan, pengelolaan, dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup berskala lokal yang seimbang, berkelanjutan, dan berwawasan mitigasi bencana; d. Fasilitasi peningkatan kemandirian pangan melalui peningkatan kesadaran masyarakat, penyediaan lumbung pangan dan pengenalan keanekaragaman pangan lokal; e. Fasilitasi peningkatan kemandirian energi melalui pemanfaatan teknologi tepat guna dan penyediaan pembangkit listrik bertenaga energi alternatif angin, ombak, surya, dan energi terbarukan lainnya di kawasan terpencil dan kepulauan. f. Rehabilitasi kawasan perdesaan yang tercemar dan terkena dampak bencana, termasuk daerah pesisir dan daerah aliran sungai.

6. Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan termasuk

kawasan transmigrasi untuk mendorong keterkaitan desa-kota a. Mewujudkan sentra industri pertanian organik dan non organik padi, jagung, kedelai dan perkebunan karet, kopi, kelapa sawit di kawasan Peureulak, Peureulak Timur, Peureulak Barat, Ranto Peureulak, Peunaron, Argo Makmur, Amanjaya, Padang Jaya, Marta Pura, Bungamayang, Cempaka, Buay Pemuka Peliung, Mesuji, Banyuasin; b. Mewujudkan sentra industri perikanan tangkap dan budidaya rumput laut, udang, ikan bandeng, ikan kerapu di kawasan Peureulak dan Mandeh Kluet Raya, Lawe, Bireun, Bagan Siapi-api, Sinaboi, Desa Ranah, Koto Panjang, dan Lubuk Sakat; c. Pengembangan kawasan pariwisata di Pulau Rupat, Pantai Barat Lampung, Teluk Kiluan, Kelagian, Tanjung Putus, Way Kambas, dan Gunung Krakatau; d. Meningkatkan akses masyarakat desa terhadap modal usaha dan pemasaran dan informasi pasar; e. Mengembangkan lembaga pendukung ekonomi desa seperti koperasiKUD, bank khusus pertanian, BUMDesa, lembaga perkreditan desa dan lembaga ekonomi mikro lainnya; f. Fasilitasi peningkatan kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan lembaga keuangan dan perbankan. 8-18

8.5.2.3. Peningkatan Keterkaitan Kota dan Desa di Wilayah Sumatera

Peningkatan keterkaitan desa-kota di Wilayah Sumatera diarahkan dengan memperkuat 8 pusat pertumbuhan, yaitu Kawasan Peureulak dan sekitarnya Provinsi Aceh, Sidikalang dan sekitarnya Provinsi Sumatera Utara, Tapan dan sekitarnya Provinsi Sumatera Barat, Batik Nau dan sekitarnya Provinsi Bengkulu, Baturaja dan sekitarnya Provinsi Sumatera Selatan, Mesuji dan sekitarnya Provinsi Lampung, Tanjung Siapi-api dan sekitarnya Provinsi Sumatera Selatan, serta Toboali dan sekitarnya Provinsi Bangka Belitung. Kawasan- kawasan ini mencakup kawasan transmigrasi, kawasan agropolitan dan minapolitan, serta kawasan pariwisata lihat tabel 8.7. Kebijakan untuk meningkatkan keterkaitan desa-kota diarahkan untuk mendukung pengembangan kawasan perdesaan menjadi pusat pertumbuhan baru terutama di desa-desa mandiri. Adapun prioritas strategi yang dilaksanakan sebagai berikut:

1. Perwujudan Konektivitas antar Kota Sedang dan Kota Kecil,