Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup Pengembangan ekonomi kawasan perkampungan untuk

2-23 d. Meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan, baik pendidikan formal, maupun pendidikan dan pelatihan ketrampilan dan kewirausahaan berbasis potensi lokal; e. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan tanah dan SDA termasuk pengelolaan kawasan pesisir dan laut yang berkelanjutan; f. Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi kebijakan shareholding pemerintah, kampung, dan pihak ketiga melalui pendampingan intensif.

4. Pengembangan kapasitas dan pendampingan aparatur

pemerintah desa dan kelembagaan pemerintahan desa secara berkelanjutan a. Sosialisasi peraturan pelaksanaan UU No.62014 tentang Desa; b. Meningkatkan kapasitas pemerintah kampung dan Badan Permusyawaratan Kampung, melalui fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan dalam i Perencanaan, pelaksanaan dan monitoring pembangunan kampung, ii Pengelolaan aset dan keuangan kampung, iii Pelayanan publik dan administrasi pemerintahan kampung, iv Penataan kampung; v penyiapan peta kampung dan penetapan batas kampung secara digital; c. Menguatkan pemerintah kampung, masyarakat, dan kelembagaan masyarakat dalam meningkatkan ketahanan ekonomi, sosial, lingkungan keamanan dan politik; d. Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana pemerintahan kampung; e. Fasilitasi pengembangan data dan informasi kampung yang digunakan sebagai acuan bersama perencanaan dan pembangunan kampung.

5. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup

berkelanjutan, serta penataan ruang kawasan perkampungan a. Menjamin pelaksanaan redistribusi lahan kepada petani, buruh lahan, dan nelayan land reform; b. Menekan laju alih fungsi lahan pertanian, hutan, dan kawasan pesisir secara berkelanjutan; c. Membebaskan desa dari kantong-kantong hutan dan perkebunan; d. Mendorong terlaksananya program-program investasi pembangunan perdesaan dengan pola shareholding melibatkan desa dan warga desa sebagai pemegang saham; e. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan, pengelolaan, dan konservasi sumber daya alam dan 2-24 lingkungan hidup yang seimbang, berkelanjutan, dan berwawasan mitigasi bencana; f. Rehabilitasi dan konservasi daerah pesisir, daerah aliran sungai, dan pulau-pulau kecil.

6. Pengembangan ekonomi kawasan perkampungan untuk

mendorong keterkaitan kampung-kota a. Mewujudkan sentra produksi perikanan budidaya di kawasan Samate, P.Rembombo, P.Yefman, P. Matan, P. Senapan, Muara Tami, Muara Heram, dan sentra produksi pertanian padi di kawasan Prafi, Masui, Sidey, Tanah Miring, Kurik, Malind; b. Meningkatkan akses masyarakat kampung terhadap modal usaha, pemasaran, dan informasi pasar; c. Meningkatkan pemahaman masyarakat kampung terhadap lembaga pendukung ekonomi kampung seperti koperasi, BUMKampung, dan lembaga ekonomi mikro lainnya; d. Mengembangkan kerjasama antar daerah, dan antar pemerintah-swasta.

2.5.2.2. Peningkatan Keterkaitan Kota dan Desa di Wilayah Papua

Peningkatan keterkaitan desa-kota di Wilayah Papua diarahkan dengan memperkuat sedikitnya 4 pusat pertumbuhan, yaitu kawasan Misool dan sekitarnya Provinsi Papua Barat, Manokwari dan sekitarnya Provinsi. Papua Barat, Arso dan sekitarnya Provinsi Papua, serta kawasan Merauke dan sekitarnya Provinsi Papua. Kawasan-kawasan ini mencakup kawasan agropolitan dan minapolitan, serta kawasan pariwisata lihat Tabel 2.7. Arah kebijakan dan strategi peningkatan keterkaitan desa-kota di Wilayah Papua adalah sebagai berikut:

1. Perwujudan konektivitas antara kota sedang dan kota kecil,