Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan termasuk kawasan Perwujudan konektivitas antara kota sedang dan kota kecil,

7-17 e. Memfasilitasi dan mengembangkan data dan sistem informasi desa yang digunakan sebagai acuan bersama perencanaan dan pembangunan desa; f. Memfasilitasi kerjasama antar desa.

5. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup

berkelanjutan serta penataan ruang kawasan perdesaan termasuk di kawasan transmigrasi a. Menjamin pelaksanaan distribusi lahan kepada desa-desa dan distribusi hak atas tanah bagi petani, buruh lahan, dan nelayan, serta menata ruang kawasan perdesaan untuk melindungi lahan pertanian dan menekan alih fungsi lahan produktif dan lahan konservasi; b. Memfasilitasi peningkatan peran serta masyarakat dalam gerakan penghijauan dan menjaga kelestarian kawasan resapan air; c. Mengembangkan lahan sawah baru untuk meningkatkan kesejahteraan petani khususnya di wilayah Jawa Barat Selatan. d. Menjamin hak desa-desa dalam pemanfaatan, pengelolaan, dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang seimbang, berkelanjutan, dan berwawasan mitigasi bencana dengan memperhatikan karakteristik dan kondisi sosial budaya desa-desa; e. Memfasilitasi masyarakat desa dalam penyediaan listrik secara mandiri dengan sumber energi terbarukan tenaga surya, tenaga air, mikro hidro, dll; f. Memfasilitasi masyarakat dalam pengelolaan dan pendayagunaan limbah organik maupun non-organik; g. Merehabilitasi dan konservasi daerah pesisir utara Pulau Jawa.

6. Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan termasuk kawasan

transmigrasi Untuk Mendorong Keterkaitan Desa-Kota a. Mendukung perwujudan sentra industri peternakan modern, sentra industri pertanian organik maupun non-organik padi, jagung, kedelai di kawasan Cianjur, Pandeglang, Pamekasan, Sampang, Salamandeg Barat, Salamandeg Timur, Kerambitan, sentra industri perikanan tangkap di kawasan Muncar; b. Fasilitasi masyarakat dalam mengembangkan usaha jasa dan perdagangan yang mendukung sektor pariwisata; c. Meningkatkan akses masyarakat desa terhadap modal usaha, pemasarandan informasi pasar; d. Peningkatan peran lembaga pendukung ekonomi desa seperti koperasi, bank khusus pertanian, BUMDesa, dan lembaga ekonomi mikro lainnya dalam pengembangan ekonomi perdesaan; e. Fasilitasi peningkatan kesadaran 7-18 7.5.2.3 Peningkatan Keterkaitan Kota dan Desa di Wilayah Jawa- Bali Peningkatan keterkaitan desa-kota di Wilayah Jawa-Bali diarahkan dengan memperkuat sedikitnya 4 pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah PKW atau Pusat Kegiatan Lokal PKL, yaitu kawasan Cibaliung dan Sekitarnya Prov. Banten, Pamekasan dan sekitarnya Prov. Jawa Timur, Banyuwangi dan sekitarnya Prov. Jawa Timur, serta Tabanan dan sekitarnya Prov. Bali. Kawasan-kawasan ini mencakup kawasan agropolitan dan minapolitan, serta kawasan pariwisata. Arah kebijakan dan strategi peningkatan keterkaitan desa- kota di Wilayah Jawa-Bali adalah sebagai berikut:

1. Perwujudan konektivitas antara kota sedang dan kota kecil,

antara kota kecil dan desa, serta antar pulau a. Mempercepat pembangunan sistem transportasi yang terintegrasi antara laut, darat, dan udara untuk memperlancar arus barang, jasa, penduduk, dan modal; b. Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan Lintas Selatan Pulau Jawa, Jalan Lintas Pulau Madura, Jalan Lintas Pulau Bali, jalan bebas hambatan dan jaringan kereta api di Pulau Jawa, Pelabuhan Regional Banyuwangi, Bandara Banten Selatan dan Banyuwangi, serta angkutan penyebrangan yang melayani Pulau Madura dan Pulau Bali; c. Meningkatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi perdagangan dan pertukaran informasi antar wilayah.

2. Perwujudan keterkaitan antara kegiatan ekonomi hulu dan hilir