Perwujudan konektivitas antara kota sedang dan kota kecil, Perwujudan keterkaitan antara kegiatan ekonomi hulu dan Peningkatan tata kelola ekonomi lokal yang berorientasi

2-24 lingkungan hidup yang seimbang, berkelanjutan, dan berwawasan mitigasi bencana; f. Rehabilitasi dan konservasi daerah pesisir, daerah aliran sungai, dan pulau-pulau kecil.

6. Pengembangan ekonomi kawasan perkampungan untuk

mendorong keterkaitan kampung-kota a. Mewujudkan sentra produksi perikanan budidaya di kawasan Samate, P.Rembombo, P.Yefman, P. Matan, P. Senapan, Muara Tami, Muara Heram, dan sentra produksi pertanian padi di kawasan Prafi, Masui, Sidey, Tanah Miring, Kurik, Malind; b. Meningkatkan akses masyarakat kampung terhadap modal usaha, pemasaran, dan informasi pasar; c. Meningkatkan pemahaman masyarakat kampung terhadap lembaga pendukung ekonomi kampung seperti koperasi, BUMKampung, dan lembaga ekonomi mikro lainnya; d. Mengembangkan kerjasama antar daerah, dan antar pemerintah-swasta.

2.5.2.2. Peningkatan Keterkaitan Kota dan Desa di Wilayah Papua

Peningkatan keterkaitan desa-kota di Wilayah Papua diarahkan dengan memperkuat sedikitnya 4 pusat pertumbuhan, yaitu kawasan Misool dan sekitarnya Provinsi Papua Barat, Manokwari dan sekitarnya Provinsi. Papua Barat, Arso dan sekitarnya Provinsi Papua, serta kawasan Merauke dan sekitarnya Provinsi Papua. Kawasan-kawasan ini mencakup kawasan agropolitan dan minapolitan, serta kawasan pariwisata lihat Tabel 2.7. Arah kebijakan dan strategi peningkatan keterkaitan desa-kota di Wilayah Papua adalah sebagai berikut:

1. Perwujudan konektivitas antara kota sedang dan kota kecil,

antara kota kecil dan desa, serta antar pulau a. Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan Lintas Papua, pelabuhan Merauke, Selawati dan Saonek Kab. Raja Ampat, bandar udara Merauke dan Rendani Kab. Manokwari, serta angkutan sungai yang melayani Kawasan Merauke dan Raja Ampat; b. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi perdagangan dan pertukaran informasi antar wilayah; c. Mempercepat pemenuhan suplai energi untuk memenuhi kebutuhan domestik dan industri, dengan prioritas pengembangan PLTU Jayapura-Holtekamp, PLTMG Mobile Manokwari, dan PLTU Andai. 2-25

2. Perwujudan keterkaitan antara kegiatan ekonomi hulu dan

hilir desa-kota melalui pengembangan klaster khususnya agropolitan, minapolitan, dan pariwisata. a. Mengembangkan sentra produksi dan pengolahan hasil pertanian di Kawasan Manokwari, Arso, dan Marauke, serta sentra produksi dan pengolahan hasil perikanankelautan di Kawasan Misool dan Arso; b. Meningkatkan akses desa-desa produksi menuju pusat-pusat pertumbuhan dan simpul-simpul transportasi, pengembangan pasar, dan toko sarana dan prasarana produksi; c. Mengembangkan daya tarik wisata bahari dan Taman Nasional Laut di Kawasan Pariwisata Raja Ampat dan sekitarnya, melalui peningkatan promosi dan ketersediaan infrastruktur penunjang, meliputi peningkatan kapasitas dan kualitas penerbangan menuju ke Sorong-Raja Ampat, pengembangan fasilitas kapal yatch, resort, dan fasilitas wisata olah raga air, dan toko souvenir khas lokal; d. Membangun bank pertanian dan perikanan untuk meningkatkan akses terhadap modal usaha di sektor pertanian dan perikanankelautan.

3. Peningkatan tata kelola ekonomi lokal yang berorientasi

kepada keterkaitan desa-kota a. Menerapkan sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu di daerah; b. Mengembangkan pendidikan kejuruan untuk memperkuat kemampuan inovasi, dan kreatifitas lokal di sektor pertanian dan perikanan; c. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan kawasan ekonomi khusus dan kawasan ekonomi terpadu, serta kerjasama di wilayah- wilayah perbatasan. d. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat mengenai kelestarian laut dan pesisir serta mitigasi bencana, terutama di Kawasan Perdesaan Pesisir Misool, Manokwari, Arso, dan Merauke. Secara diagramatis, lokasi prioritas pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan dapat dilihat pada Gambar 2.2 dan Tabel 2.4- 2.6 berikut. 2-26 TABEL 2.4 LOKASI PRIORITAS KOTA SEDANG YANG BERFOKUS PADA UPAYA PEMERATAAN WILAYAH DI PAPUA Kode Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan P1 Sorong PKN Sebagai Pusat Kegiatan Nasional PKN yang berorientasi pada pengembangan kegiatan industri pengolahan: hasil hutan, bahan tambang dan hasil perikanan serta sebagai PenghubungHub Utama untuk Wilayah Papua dan Maluku. P2 Jayapura PKN Sebagai Pusat Kegiatan Nasional PKN yang difokuskan dalam pengembangan Perdagangan dan Jasa outlet pemasaran produksi tanaman pangan, hasil hutan, logam, dan perikanan, Industri pengolahan pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan pertambangan, serta dikembangkan sebagai transhipment point di Kawasan Timur Indonesia KTI dan pusat pelayanan administrasi pelintas batas negara perbatasan Indonesia-PNG-Palau. Sumber : Bappenas, 2014 TABEL 2.5 LOKASI PRIORITAS PEMBANGUNAN KOTA BARU PUBLIK YANG MANDIRI DAN TERPADU DI WILAYAH PAPUA Kode Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan B1 Sorong Sebagai pusat permukiman baru yang layak huni dan didukung oleh fasilitas ekonomi dan sosial budaya yang lengkap guna mencegah terjadinya permukiman tidak terkendali urban sprawl akibat urbanisasi di kota otonom terdekatnya B2 Jayapura Sebagai pusat permukiman baru yang layak huni dan didukung oleh fasilitas ekonomi dan sosial budaya yang lengkap guna mencegah terjadinya permukiman tidak terkendali urban sprawl akibat urbanisasi di kota otonom terdekatnya Sumber : Bappenas, 2014; Lokasi Prioritas: Data Sementara 2 -27 GAMBAR 2.2. LOKASI PRIORITAS PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI WILAYAH PULAU PAPUA 2-28 TABEL 2.6 LOKASI PRIORITAS PENINGKATAN KETERKAITAN DESA-KOTA UNTUK MEMPERKUAT PUSAT PERTUMBUHAN DI PAPUA Kode Lokasi Prioritas Kelompok Kawasan Komoditas Unggulan D1 Misool dan sekitarnya Kab. Raja Ampat, Prov. Papua Barat Perkotaan Misool Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya: Samate, Pulau Rembombo, Pulau Yefman, Pulau Matan, Pulau Senapan Kawasan Pariwisata: KSPN Raja Ampat Kota Otonom Terdekat : Sorong Ikan kerapu Rumput laut Wisata Taman Nasional Laut Wisata bahari D2 Manokwari dan sekitarnya Kab. Manokwari, Prov. Papua Barat PKW Manokwari Kawasan Agropolitan Padi: Prafi, Masui, Sidey Padi Kako D3 Arso dan sekitarnya Kab. Keerom, Prov. Papua PKW Arso Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya: Muara Tami dan Muara Heram. Kota Otonom Terdekat : Jayapura Jagung Ikan Nila D4 Merauke dan sekitarnya Kab. Merauke, Prov. Papua PKW dan PKSN Merauke Kawasan Agropolitan Padi: Tanah Miring, Kurik, Malind KPB Salor Kawasan MIFEE Padi Kelapa Sawit Sumber : Bappenas, 2014 2.5.3. Pengembangan Daerah Tertinggal dan Kawasan Perbatasan 2.5.3.1 . Pengembangan Daerah Tertinggal Arah kebijakan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal di Wilayah Papua difokuskan pada promosi potensi daerah tertinggal untuk mempercepat pembangunan, sehingga terbangun kemitraan dengan banyak pihak. Promosi daerah tertinggal ini juga akan mendorong masyarakat semakin mengetahui potensi daerah tersebut dan akan aktif dalam membantu pembangunan, upaya pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan pelayanan dasar publik, serta pengembangan perekonomian 2-29 masyarakat yang berbasis potensi lokal: pengembangan industri kecil berbasis komoditas lokal, yaitu pertanian, perkebunan, peternakan; pengembangan ekonomi kemaritiman melalui pengembangan industri perikanan dan parawisata bahari; pengembangan potensi budaya dan keanekaragaman hayati melalui parawisata budaya dan lingkungan hidup taman nasional dan cagar alam yang didukung oleh sumber daya manusia SDM yang berkualitas dan infrastruktur penunjang konektivitas antara daerah pinggiran, seperti daerah tertinggal dan kawasan perbatasan ke pusat pertumbuhan terutama pada 21 kabupaten terisolir di Provinsi Papua. Pembangunan daerah tertinggal dilakukan melalui strategi sebagai berikut:

1. Pemenuhan Pelayanan Publik Dasar