Perwujudan keterkaitan antara kegiatan ekonomi hulu dan hilir Peningkatan tata kelola ekonomi lokal yang berorientasi

7-18 7.5.2.3 Peningkatan Keterkaitan Kota dan Desa di Wilayah Jawa- Bali Peningkatan keterkaitan desa-kota di Wilayah Jawa-Bali diarahkan dengan memperkuat sedikitnya 4 pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah PKW atau Pusat Kegiatan Lokal PKL, yaitu kawasan Cibaliung dan Sekitarnya Prov. Banten, Pamekasan dan sekitarnya Prov. Jawa Timur, Banyuwangi dan sekitarnya Prov. Jawa Timur, serta Tabanan dan sekitarnya Prov. Bali. Kawasan-kawasan ini mencakup kawasan agropolitan dan minapolitan, serta kawasan pariwisata. Arah kebijakan dan strategi peningkatan keterkaitan desa- kota di Wilayah Jawa-Bali adalah sebagai berikut:

1. Perwujudan konektivitas antara kota sedang dan kota kecil,

antara kota kecil dan desa, serta antar pulau a. Mempercepat pembangunan sistem transportasi yang terintegrasi antara laut, darat, dan udara untuk memperlancar arus barang, jasa, penduduk, dan modal; b. Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan Lintas Selatan Pulau Jawa, Jalan Lintas Pulau Madura, Jalan Lintas Pulau Bali, jalan bebas hambatan dan jaringan kereta api di Pulau Jawa, Pelabuhan Regional Banyuwangi, Bandara Banten Selatan dan Banyuwangi, serta angkutan penyebrangan yang melayani Pulau Madura dan Pulau Bali; c. Meningkatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi perdagangan dan pertukaran informasi antar wilayah.

2. Perwujudan keterkaitan antara kegiatan ekonomi hulu dan hilir

desa-kota melalui pengembangan klaster khususnya agropolitan, minapolitan, dan pariwisata. a. Mengembangkan sentra produksi dan pengolahan hasil pertanian di Kawasan Cibaliung, Pamekasan, dan Tabanan-Bali, serta sentra produksi dan pengolahan hasil perikanan dan kelautan di Kawasan Banyuwangi; b. Meningkatkan akses desa-desa produksi menuju pusat pertumbuhan dan simpul-simpul transportasi, pengembangan pasar, dan toko sarana dan prasaran produksi; c. Mengembangkan Pengembangan daya tarik wisata bahari dan sejarah di Kawasan Pariwisata Kuta-Sanur-Nusa Dua melalui peningkatan ketersediaan infrastruktur penunjang; d. Membangun bank pertanian dan perikanan untuk meningkatkan akses terhadap modal usaha di sektor pertanian dan perikanan. e. Mengembangkan Techno Park berbasis pertanian dan perikanan rakyat yang mendukung penerapan teknologi dan inovasi untuk 7-19 meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri pengolahan dan jasa.

3. Peningkatan tata kelola ekonomi lokal yang berorientasi

kepada keterkaitan desa-kota a. Mengembangkan sistem perdagangan antar daerah yang efisien; b. Meningkatkan peran Pelayanan Terpadu Satu Pintu di daerah; c. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam perencanaan dan penyelenggaraan kerjasama antar daerah dan kerjasama antar pemerintah-swasta dalam tata kelola ekonomi lokal; d. Mengembangkan forum dialog antar stakeholder yang mendorong perwujudan kerjasama; e. Mengembangkan pendidikan kejuruan untuk memperkuat kemampuan inovasi, dan kreatifitas lokal di sektor pertanian dan perikanan; f. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat mengenai kelestarian daerah resapan serta mitigasi bencana, terutama di Kawasan Perdesaan Cibaliung, Pamekasan, Banyuwangi, dan Tabanan; Secara diagramatis, lokasi prioritas pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan dapat dilihat pada Gambar 7.2 dan Tabel 7.4 - Tabel 7.5. TABEL 7.4. LOKASI PRIORITAS KAWASAN STRATEGIS NASIONAL PERKOTAAN SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH DI JAWA-BALI Kode Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan K1 Kawasan perkotaan metropolitan Bandung Raya Diarahkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional PKN berskala global yang mendukung pertumbuhan wilayah nasional dan memantapkan fungsi-fungsi keterkaitan dengan pusat-pusat pertumbuhan atau kota-kota ditingkat internasional. K2 Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kota Cimahi, Kab. Majalengka, Kab. Sumedang Diarahkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional PKN berskala global yang berorientasi pada meningkatkan spesialisasi fungsi jasa pendidikan, teknologi sistem informasi, industri, dan dan pariwisata perkotaan urban tourism K3 Kawasan Perkotaan Metropolitan Kedungsepur: Diarahkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional PKN berskala global 7-20 Kode Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan Kota Semarang, Kab. Kendal, Kota Salatiga, Unggaran Ibukota Kab. Semarang, Kab. Demak, Purwodadi Ibukota Kab. Grobogan yang berfungsi mendorong pertumbuhan sektor jasa, teknologi informasi, pariwisata, dan industri wilayah Jawa Tengah K4 Kawasan Perkotaan Metropolitan Gerbang Kertosusila: Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab. Gresik, Kab. Mojekerto, Kab. Lamongan, Kab. Bangkalan, Kota Mojekerto Diarahkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional PKN berskala global yang dipertahankan untuk berfungsi sebagai pusat kegiatan nasional yang mendukung pelayanan pengembangan wilayah Indonesia bagian Timur K5 Kawasan Perkotaan Metropolitan Sarbagita: Kota Denpasar, Kab. Badung, Kab. Gianyar, Kab. Tabanan Diarahkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional PKN berskala global yang mendorong pertumbuhan wilayah disekitarnya sebagai sentra produksi wilayah pulau serta sebagai pusat kegiatan ekonomi nasional berbasis kegiatan pariwisata yang bertaraf internasional Sumber : Bappenas, 2014 TABEL 7.5. LOKASI PEMBANGUNAN KOTA BARU DI JAWA-BALI Kode Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan B1 Kota Maja Banten Sebagai pusat permukiman baru yang layak huni dan didukung oleh fasilitas ekonomi dan sosial budaya yang lengkap guna mencegah terjadinya permukiman tidak terkendali urban sprawl akibat urbanisasi di kota otonom terdekatnya. Sumber : Bappenas, 2014; Lokasi Prioritas: Data Sementara TABEL 7.6. LOKASI PRIORITAS PENINGKATAN KETERKAITAN DESA-KOTA UNTUK MEMPERKUAT PUSAT PERTUMBUHAN DI JAWA-BALI Kode Lokasi Kawasan Kelompok Kawasan Komoditas Unggulan D1 Cibaliung dan sekitarnya Kab. Pandeglang, Prov. Banten • Perkotaan Cibaliung • Kawasan Agropolitan Kedelai: Pandeglang • Kedelai D2 Pamekasan dan • PKW Pamekasan • Jagung 7-21 Kode Lokasi Kawasan Kelompok Kawasan Komoditas Unggulan sekitarnya Kab. Pamekasan, Kab. Sampang, Prov. Jatim • Kawasan Agropolitan Jagung: Pamekasan, Sampang • Kota Otonom Terdekat : Surabaya • Sapi D3 Banyuwangi dan sekitarnya Kab. Banyuwangi, Prov. Jatim • PKW Banyuwangi • Kawasan Minapolitan Perikanan Tangkap: Muncar • Kawasan Tertinggal: Pujer • Perikanan Tangkap D4 Tabanan dan sekitarnya Kab. Tabanan, Prov. Bali • Perkotaan Tabanan • Kawasan Agropolitan: Salamandeg Barat, Salamandeg Timur, Kerambitan • Kawasan Pariwisata: KSPN Kuta-Sanur-Nusa Dua • Kota Otonom Terdekat : Denpasar • Padi • Sapi • Wisata Bahari • Wisata Sejarah Sumber : Bappenas, 2014 7 -22 GAMBAR 7.2 PETA LOKASI PRIORITAS PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN WILAYAH JAWA-BALI 7-23 7.5.3 Pengembangan Daerah Tertinggal Arah kebijakan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal di Wilayah Jawa-Bali difokuskan pada promosi potensi daerah tertinggal untuk mempercepat pembangunan, sehingga terbangun kemitraan dengan banyak pihak. Promosi daerah tertinggal ini juga akan mendorong masyarakat semakin mengetahui potensi daerah tersebut dan akan aktif dalam membantu pembangunan, upaya pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan pelayanan dasar publik dan pengembangan perekonomian masyarakat yang berbasis industri dan jasa yang didukung oleh Sumber Daya Manusia SDM yang handal dan infrastruktur penunjang konektivitas antara daerah tertinggal dan pusat pertumbuhan. Percepatan pembangunan daerah tertinggal dilakukan melalui strategi sebagai berikut:

1. Pemenuhan Pelayanan Publik Dasar