Perwujudan Kota Cerdas yang Berdaya Saing Peningkatan Kapasitas Tata Kelola Pembangunan Perkotaan

8-13 f. Mengembangkan konsep Transport Oriented Development TOD untuk optimalisasi dan efisiensi transportasi dan tata guna lahan perkotaan khususnya di kota besar dan KSN Perkotaan; g. Menyediakan dan meningkatkan sarana prasarana ekonomi, khususnya di sektor perdagangan dan jasa yang mampu mengakomodasi pasar tradisional, termasuk kegiatan koperasi dan Usaha mikro kecil Menengah UMKM; h. Meningkatkan pelayanan sarana prasarana serta menyediakan tenaga pendidik dan tenaga kesehatan profesional; i. Meningkatkankeamanan kota melalui pencegahan, penyediaan fasilitas dan sistem penanganan kriminalitasdan konflik, serta meningkatkan modal sosial masyarakat kota;

3. Perwujudan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Adaptif

terhadap Bencana a. Perwujudan penyelenggaraan ruang yang efisien dan berkeadilan serta ramah lingkungan; b. Pengembangan infrastruktur mitigasi bencana urban resilience terutama pada kota yang memiliki indeks kerawanan bencana yang sangat tinggi; c. Memberikan insentif kepada masyarakat dan pemerintah yang melakukan pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan terutama pada yang terkena dampak kebakaran hutan dan lahan; d. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam upaya adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan mitigasi bencana urban resilience. e. Mengembangkan dan menerapkankonsep kota hijau melalui: greentransportation, green openspace ruang terbuka hijau, green waste pengelolaan sampah dan limbah melalui 3R 1 , green water efisiensi pemanfaatan dan pengelolaan air permukaan dan green energypemanfaatan sumber energi yang efisien dan ramah lingkunganuntuk pengurangan tingkat pencemaran di darat, laut, dan udara,pemanfaatan energi alternatif dan terbarukan, pemanfaatan daur ulang, serta pengembangan kegiatan perekonomian kota green Economy khususnya di kota besar dan kota metropolitan.

4. Perwujudan Kota Cerdas yang Berdaya Saing

a. Mengembangkan perekonomian dengan membangun pencitraan kota city branding yang memanfaatkan produk dan Sumber Daya Manusia unggulan; 1 3R: pengurangan Reduce, pemanfaatan kembali Re-use, dan Daur Ulang re-cycle 8-14 b. Peningkatan jumlah tenaga kerja ahli dan terampil melalui penyediaan sarana prasarana pendidikan tinggi dan pelatihan kejuruan higher education and vocational training; c. Penyediaan layanan publik serta perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan sarana prasarana kota melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi TIK dalam bentuk e- government, e-commercedan e-infrastructures; d. Peningkatan efisiensi pasar melalui pengaturan jalur distribusi logistik dari dan keluar kota; dan e. Pengembangan pasar keuangan dalam bentuk penyediaan kredit lunak kepada industri kecil, koperasi dan UMKM;

5. Peningkatan Kapasitas Tata Kelola Pembangunan Perkotaan

a. Perwujudan sistem, peraturan dan prosedur dalam pembangunan perkotaan dan birokrasi kepemerintahan kota yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat kota berkelanjutan; b. Peningkatan kapasitas pemimpin kota yang visioner dan kapasitas aparatur pemerintah dalam membangun dan mengelola kota berkelanjutan, melalui pendidikan, pelatihan dan penilaian kinerja secara bersikenambungan; c. Penyederhanaan proses perijinan dan berusaha bagi para pelaku ekonomi termasuk Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP; d. Pembangunan dan pengembangan kelembagaan dan kerjasama pembangunan antar kota dan antar tingkatan pemerintahan terutama dalam pembangunan, pengembangan dan pengelolaan infrastruktur; e. Pengembangan dan penyediaan pusat data dan informasi perkotaan terpadu yang mudah diakses; f. Peningkatan peran swasta, organisasi masyarakat, dan organisasi profesi secara aktif, baik dalam forum dialog perencanaan dengan pemerintah dan masyarakat perkotaan, maupun dalam pembangunan kota berkelanjutan, seperti: pembangunan infrastruktur perkotaan maupun masukan terhadap rencana tata ruang kota.

8.5.2.2. Pengembangan Desa dan Kawasan Perdesaan

Sesuai amanat UU No. 6 Tahun 2014, arah kebijakan pengembangan desa dan kawasan perdesaan di Wilayah Sumatera adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, membangun potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Pembangunan desa dan kawasan 8-15 perdesaan diarahkan pula untuk membangun keterkaitan ekonomi lokal antara perkotaan dan perdesaan melalui integrasi kawasan perdesaan pada 8 kawasan pertumbuhan, yang secara rinci dapat dilihat pada tabel 8.3. Dalam rangka percepatan pembangunan desa dan kawasan perdesaan termasuk di kawasan perbatasan, daerah tertinggal, kawasan transmigrasi, serta pulau-pulau kecil terluar di Wilayah Sumatera akan dilakukan:

1. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa termasuk