Capaian Kinerja Saat Ini

2-1

BAB 2 ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH PAPUA

2.1. Capaian Kinerja Saat Ini

 Berdasarkan data BPS dari tahun 2009 hingga Triwulan II tahun 2014, kinerja pertumbuhan ekonomi provinsi di Wilayah Papua mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Rata-rata pertumbuhan ekonomi dengan migas Wilayah Papua selama kurun waktu 2009 – 2013 sebesar 9,6 persen dengan migas atau diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,9 persen. Namun demikian, peranan Wilayah Papua dalam pembentukan PDB nasional mengalami penurunan dari 2,0 persen 2009 menjadi 1,6 persen Triwulan II 2014.  Pemerintah Provinsi di Wilayah Papua telah cukup berhasil dalam menurunkan jumlah penduduk miskin dari tahun 2009 hingga 2014 Maret, namun persentase penduduk miskin di Provinsi Papua 30,05 persen dan Provinsi Papua Barat 27,13 persen masih berada jauh di atas persentase penduduk miskin nasional sebesar 11,25 persen Maret 2014. Demikian halnya dengan pencapaian tingkat pengangguran terbuka TPT, Pemerintah Provinsi di Wilayah Pulau juga telah berhasil menurunkan TPT menjadi 3,48 persen Provinsi Papua dan 3,70 persen Provinsi Papua Barat dan sudah berada di bawah TPT nasional sebesar 5,70 persen Feb, 2014.  Dari sisi peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka di Wilayah Papua ini masih perlu ditingkatkan. Hal ini diindikasikan dengan nilai Indeks Pembangunan Manusia IPM di Provinsi Papua 66,25 dan Provinsi Papua Barat 70,62 masih berada di bawah rata-rata IPM nasional sebesar 73,81 2013. Namun demikian, dari tahun ke tahun pada masing-masing provinsi telah mengalami peningkatan nilai IPM.  Dari sisi distribusi pendapatan antar golongan masyarakat, dari tahun ke tahun di Wilayah Papua mengalami kenaikan kesenjangan pendapatan antar golongan Rasio Gini menjadi 0,442 Provinsi Papua dan 0,431 Provinsi Papua Barat dan masih berada di atas rata-rata rasio gini nasional 0,413 2013. Ke depan, hal ini perlu mendapatkan perhatian agar proses pembangunan terus lebih melibatkan masyarakat secara inklusif, sehingga hasil-hasil pembangunan tersebut dapat dinikmati secara merata oleh masyarakat. 2-2 2.2. Potensi dan Keunggulan Wilayah Wilayah Papua sebagai salah satu pulau terbesar di Indonesia dengan potensi sumber daya alam sangat besar di sektor pertambangan, migas dan pertanian.  Komoditas sektor pertambangan dan penggalian yang paling dominan adalah minyak, gas, emas, perak, nikel dan tembaga. Pada tahun 2013, sektor pertambangan dan penggalian sudah berkontribusi sebesar 33,56 persen untuk seluruh Wilayah Papua. Kontribusi sektor tersebut di Wilayah Papua terpusat di Provinsi Papua yang menjadi salah satu penyumbang terbesar bagi sektor pertambangan nasional. Dengan bertumpunya perekonomian Wilayah Papua pada sektor pertambangan dan penggalian menyebabkan fluktuasi pada sektor ini akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.  Wilayah Papua memiliki potensi gas bumi sebesar 23,91 TSCF Trillion Square Cubic Feet atau sebesar 23,45 persen dari potensi cadangan gas bumi nasional. Sementara itu, cadangan minyak bumi di Wilayah Papua mencapai sekitar 66,73 MMSTB atau sebesar 0,91 persen dari cadangan minyak bumi nasional yang mencapai 7.039,57 MMSTB Million Stock Tank BarrelsCadangan Minyak Bumi. Cadangan gas bumi terdapat di sekitar Teluk Bintuni. Sementara itu, cadangan migas terbesar terdapat di sekitar Sorong, Blok Pantai Barat Sarmi, dan Semai.  Emas, perak, dan tembaga merupakan hasil tambang yang sangat potensial untuk dikembangkan di Wilayah Papua karena memiliki lebih dari 45 persen cadangan tembaga nasional yang sebagian eksplorasi dan pengolahannya terpusat di Timika Kabupaten Mimika. Cadangan bijih tembaga di Wilayah Papua diperkirakan sekitar 2,6 milliar ton. Sementara itu, cadangan logam tembaga hanya sekitar 25 juta ton. Bahan tambang dan galian yang menjanjikan potensi lainnya adalah bijih nikel, pasir besi, dan emas. Bijih nikel terdapat di daerah Tanah Merah, Jayapura. Sebagian besar dari sumber daya tersebut masih dalam indikasi dan belum dieksploitasi. Penambangan pasir besi, bijih tembaga, dan emas berlokasi di tempat yang sama dengan penambangan biji tembaga di Timika.  Pengembangan MIFEE Merauke Integrated Food Energy Estate dialokasikan seluas 1,2 juta Ha yang terdiri dari 10 Klaster Sentra Produksi Pertanian KSPP. Empat Klaster Sentra Produksi Pertanian yang dikembangkan yaitu: Greater Merauke, Kali 2-3 Kumb, Yeinan, dan Bian di Kabupaten Merauke. Untuk jangka menengah kurun waktu 2015 – 2019 diarahkan pada terbangunnya kawasan sentra produksi pertanian tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan, serta perikanan darat di Klaster Okaba, Ilwayab, Tubang, dan Tabonji. Sedangkan untuk jangka panjang kurun waktu 2020 – 2030 diarahkan pada terbangunnya kawasan sentra produksi pertanian tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan.  Potensi unggulan pertanian tanaman pangan di wilayah Papua meliputi komoditi padi, palawija dan hortikultura. Tanaman palawija terdiri dari komoditi jagung, ubi kayu, ubi jalar, buah merah kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau. Sedangkan hortikultura terdiri dari komoditi sayur-sayuran serta buah- buahan. Berdasarkan data BPS tahun 2013, produksi tanaman pangan di Wilayah Papua terdiri dari produksi jagung sebesar 9.107 ton dari luas panen 4.255 ha, produksi padi mencapai 199.362 ton dari luas panen 58.634 ha, produksi kedelai mencapai 5.219 ton dari luas panen sebesar 4.367 ha, produksi kacang tanah mencapai 2.693 ton dari luas panen sebesar 2.551 ha, produksi sagu sebesar 7.319 ton dari luas panen 7.608 ha, dan produksi ubi jalar mencapai 455.742 ton dari luas panen sebesar 34.100 ha 2012, serta ubi kayu yang memiliki produksi mencapai 51.120 ton dari luas panen 4.253 ha.  Tanaman perkebunan di wilayah Pulau Papua dengan produksi dan luas areal terbesar adalah kelapa sawit, kelapa, coklat, dan kopi. Penyebaran untuk produksi kelapa sawit, kelapa dan kopi terbesar terdapat di Provinsi Papua. Perkembangan perkebunan kelapa sawit cukup tinggi karena ekspansi perkebunan sawit banyak dikembangkan di wilayah Papua. Selain kelapa sawit, produksi perkebunan karet di Wilayah Papua secara keseluruhan cukup besar. Produksi karet di Wilayah Papua mengalami peningkatan selama periode 2009-2013. Pada tahun 2013, produksi karet di Wilayah Papua mencapai 2.308 ton dengan dominasi produksi dari Provinsi Papua sebesar 2.281 ton. Wilayah Papua juga sangat berpotensi untuk menjadi penghasil tebu yang besar karena memiliki lahan untuk produksi tebu terluas di luar Jawa yaitu sebesar 500.000 Ha atau 47 persen dari total lahan tebu di luar Pulau Jawa.  Sedangkan untuk peternakan besar di Wilayah Papua, jumlah populasi terbesar adalah babi, sapi potong, dan kambing. Sebaran populasi ternak babi terbesar di Provinsi Papua sebesar 577.407 2-4 ekor di tahun 2012. Secara umum, jumlah populasi untuk ternak, sebagian besar terdapat di Provinsi Papua dibandingkan di Provinsi Papua Barat.  Potensi perikanan dan kelautan di Wilayah Pulau Papua sangat melimpah. Wilayah Papua memiliki territorial perairan yang luas sekaligus memiliki potensi berbagai jenis biota laut yang bernilai ekonomi tinggi. Sektor perikanan dan kelautan menjadi salah satu sektor unggulan di Provinsi Papua sumber Pendapatan Asli Daerah. Oleh karena itu sektor ini mempunyai peluang yang sangat luas untuk terus dipacu perkembangannya. Sebagian besar produksi perikanan terdiri dari perikanan tangkap laut yang berada di Provinsi Papua. Selain itu terdapat juga potensi perikanan budidaya laut, tambak, kolam, karamba, jaring apung dan sawah mina padi. Sementara itu, perikanan budidaya laut terbesar terdapat di Provinsi Papua Barat, sedangkan untuk perikanan budidaya kolam terbesar berada di Provinsi Papua.  Selain pengembangan sektor primer, Wilayah Papua juga memiliki beberapa potensi untuk pengembangan sektor sekunder dan tersier. Di sektor sekunder, untuk meningkatkan nilai tambah sektor unggulan, wilayah Papua memiliki potensi untuk didirikan industri pengolahan sektor unggulan industri hilir terutama industri buah merah, kakao dan kelapa, industri pengolahan turunan hasil pertanian dan perikanan serta industri pertambangan, minyak dan gas. Sementara di sektor tersier, dapat dikembangkan sektor pariwisata terutama wisata alam, bahari dan budaya yang merupakan tujuan wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal yang salah satunya terdapat di Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.

2.3. Tema Pengembangan Wilayah Papua