4-42
4.5.5. Penataan Ruang Wilayah Nusa Tenggara A.
Arah Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Nusa Tenggara
1. Kebijakan mewujudkan lumbung ternak nasional melalui
pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industri pengolahan, industri kerajinan, dan industri jasa hasil
peternakan.
2. Kebijakan mewujudkan pusat pertumbuhan ekonomi berbasis
perikanan dan kelautan, hortikultura dan perkebunan, pertanian tanaman pangan serta kehutanan yang berdaya saing dengan
prinsip berkelanjutan meliputi:
a. Pengembangan kawasan minapolitan; dan
b. Pengembangan jaringan prasarana dan sarana yang terpadu
untuk mewujudkan poros Indonesia Bagian Tenggara. 3.
Kebijakan mewujudkan ketersediaan air sepanjang tahun dan kelestarian ekosistem kepulauan yang mendukung kegiatan
pengembangan wilayah secara berkelanjutan meliputi: a.
Pelestarian kawasan berfungsi lindung yang bervegetasi hutan tetap paling sedikit 30 persen tiga puluh persen dari
luas daratan Wilayah Nusa Tenggara sesuai dengan kondisi ekosistemnya dan pelestarian kawasan keanekaragaman
hayati kelautan dunia; dan
b. Implementasi pemulihan Daerah Aliran Sungai DAS
prioritas; c.
Perlindungan mata air di Daerah Aliran Sungai DAS prioritas;
d. Rehabilitasi hutan dan lahan di dalam Kesatuan Pengelolaan
Hutan KPH dan DAS dengan mempertimbangkan morfologi tanah, curah hujan, kondisi geologi, dan jenis tanamannya.
e. Pengendalian
perkembangan kawasan
permukiman perkotaan dan kawasan budi daya terbangun pada wilayah
pesisir, pulau kecil, dan kawasan rawan bencana. 4.
Kebijakan mewujudkan Kawasan Perbatasan sebagai beranda depan negara dan pintu gerbang internasional yang berbatasan
dengan Negara Timor Leste dan Negara Australia melalui percepatan
pengembangan Kawasan
Perbatasan dengan
pendekatan pertahanan dan keamanan negara, kesejahteraan masyarakat, serta kelestarian lingkungan hidup.
5. Kebijakan pengembangan Kawasan Strategis Nasional KSN
meliputi pengembangan
KSN Perbatasan
dalam rangka
4-43 peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan
negara
B. Strategi Penataan Ruang Wilayah Nusa Tenggara
I. Struktur Ruang Wilayah
1. Strategi pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat
industri pengolahan, industri kerajinan, dan industri jasa hasil peternakan meliputi:
a. Mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat
industri pengolahan, industri kerajinan, dan industri jasa hasil peternakan yang didukung oleh pengelolaan limbah industri
terpadu; dan
b. Mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat
penelitian dan pengembangan peternakan. 2.
Strategi pengembangan kawasan minapolitan meliputi: a.
Mengembangkan kawasan peruntukan industri berbasis komoditas perikanan dan kelautan; dan
b. Mengembangkan prasarana dan sarana transportasi untuk
meningkatkan keterkaitan antara kawasan perkotaan nasional dan sentra perikanan dan kelautan.
3. Strategi untuk arah kebijakan pengembangan jaringan prasarana
dan sarana yang terpadu untuk mewujudkan poros Indonesia Bagian Tenggara dengan mengembangkan lintas penyeberangan
untuk meningkatkan keterkaitan antarpulau dan antarwilayah.
Prioritas lokasi pengembangan pusat kegiatan pada periode 2015-2019 dapat dilihat pada Tabel 4.10
TABEL 4.10 PRIORITAS LOKASI PENGEMBANGAN PUSAT KEGIATAN
KEPULAUAN NUSA TENGGARA PERIODE 2015-2019 Provinsi
Pusat Kegiatan dalam RTRWN PKN
PKW PKSN
NTB Mataram IC1
Praya IB Raba IIB
Sumbawa Besar IIC1
NTT Kupang IC1
Soe IIB Atambua
IA1 Kefamenanu
IIB Kalabahi
IIA2 Ende IC1
Kefamenanu IA2
4-44
Provinsi Pusat Kegiatan dalam RTRWN
PKN PKW
PKSN
Maumere IC1
Waingapu IIC1
Ruteng IIC1 Labuan
Bajo IC1
Sumber: Data diolah, Bappenas, 2014.
II. Pengembangan Kawasan Lindung
1. Strategi pelestarian kawasan berfungsi lindung yang bervegetasi
hutan tetap paling sedikit 30 persen tiga puluh persen dari luas daratan Wilayah Nusa Tenggara sesuai dengan kondisi
ekosistemnya dan pelestarian kawasan keanekaragaman hayati kelautan dunia meliputi:
a. Mempertahankan dan merehabilitasi kawasan hutan lindung,
kawasan resapan air, sungai, danau, dan waduk; b.
Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan berbasis DAS;
c. Mempertahankan luasan dan merehabilitasi kawasan suaka
alam dan pelestarian alam yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi;
d. Meningkatkan fungsi ekologis kawasan peruntukan hutan
terutama di Pulau Kecil; e.
Mengendalikan kegiatan budi daya yang berpotensi mengganggu fungsi kawasan berfungsi lindung;
f. Mengendalikan kegiatan budi daya laut yang mengancam
habitat keanekaragaman hayati laut; dan g.
Mencegah pengembangan pelabuhan danatau alur pelayaran yang berpotensi mengganggu fungsi Kawasan Lindung dan
ekosistem pesisir. 2.
Strategi pengendalian perkembangan kawasan permukiman perkotaan dan kawasan budidaya terbangun pada Wilayah Pesisir,
Pulau Kecil, dan kawasan rawan bencana meliputi: a.
Mengendalikan pemanfaatan
ruang pada
kawasan permukiman perkotaan dan kawasan budi daya terbangun
yang berada di kawasan rawan tanah longsor, gelombang pasang, banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, gerakan
tanah, tsunami, dan abrasi; dan
4-45 b.
Mengendalikan alih fungsi dan merehabilitasi kawasan pantai berhutan bakau di kawasan perkotaan nasional.
III. Pengembangan Kawasan Budidaya
Strategi percepatan pengembangan Kawasan Perbatasan dengan pendekatan pertahanan dan keamanan negara, kesejahteraan
masyarakat, serta kelestarian lingkungan hidup meliputi:
a. Mempercepat
pengembangan PKSN
sebagai pusat
pengembangan ekonomi, pintu gerbang internasional, simpul transportasi, serta pusat promosi dan pemasaran ke negara
yang berbatasan;
b. Mengembangkan kawasan sentra produksi berbasis sumber
daya alam potensial dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup; dan
c. Mengembangkan prasarana dan sarana transportasi
penyeberangan dan pemenuhan kebutuhan air baku pada PPKT berpenghuni di Pulau Alor, dan mengembangkan
jaringan telekomunikasi pada PPKT berpenghuni di Pulau Alor.
IV. Pengembangan Kawasan Strategis Nasional
Dalam rangka pengembangan Kawasan Strategis Nasional KSN dikembangkan 2 dua KSN yang mendukung pengembangan wilayah
di Kepulauan Nusa Tenggara. Strategi pengembangan KSN di Kepulauan Nusa Tenggara dapat dilihat pada Tabel 4.11.
TABEL 4.11 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL
DI KEPULAUAN NUSA TENGGARA No
KSN Tipe
Strategi KL
1
2 Kawasan
Perbatasan Nusa Tenggara
Timur Kawasan
Perbatasan Laut RI
termasuk 5 pulau terluar
debngan negara Timor
LesteAustralia Sudut
Kepentingan Pertahanan
dan Keamanan
Pengembangan prasarana dan
sarana pertahanan dan keamanan yang
mendukung kedaulatan dan
keutuhan batas wilayah negara dan
pemertahanan kawasan konservasi
di Kawasan Perbatasan Nusa
Tenggara Timur -
Kementerian Agraria dan
Tata Ruang
- BNPP
- Kementerian
Pertahanan
- Kementerian
Perhubungan
- Kementerian
PU dan Perumahan
Rakyat
Sumber: Data diolah, Bappenas, 2014.
4-46
4.5.6 Tata Kelola Pemerintah Daerah dan Otonomi Daerah