Perwujudan Konektivitas antar Kota Sedang dan Kota Kecil, dan Perwujudan keterkaitan antara kegiatan ekonomi hulu dan hilir

4-16 f. Fasilitasi penyediaan sistem pertanian tadah hujan berbasis kearifan lokal; g. Rehabilitasi dan konservasi daerah pesisir, daerah aliran sungai, dan pulau-pulau kecil.

6. Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan termasuk kawasan

transmigrasi untuk mendorong keterkaitan desa-kota a. Mewujudkan sentra industri perikanan rumput laut, perikanan tangkap, perikanan budidaya terutama di kawasan Jerowaru, Keruak, Lape, dan pertanian unggulan gaharu, cendana, kemiri, mete, padi, jagung terutama di kawasan Moyo Hilir, Moyo Utara, Utan, Dompu, Soa, serta peternakan modern sapi di kawasan Ngada dan Ende; b. Mengembangkan lembaga pendukung ekonomi desa seperti bank khusus petani, koperasi, BUMDesa, dan lembaga ekonomi mikro lainnya; c. Mendorong pelaksanaan program-program investasi pembangunan perdesaan dengan pola shareholding melibatkan desa dan warga desa sebagai pemegang saham; d. Fasilitasi dan pemberian dukungan kepada masyarakat dalam mengembangkan usaha yang mendukung wisata bahari di kawasan Ende-Kelimutu dan wisata pegunungan di Rinjani.

4.5.2.3. Peningkatan Keterkaitan Kota dan Desa di Wilayah Nusa Tenggara

Peningkatan keterkaitan desa-kota di Wilayah Nusa Tenggara diarahkan dengan memperkuat sedikitnya 5 pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah PKW atau Pusat Kegiatan Lokal PKL, yaitu Kawasan Praya dan sekitarnya Provinsi NTB, Sumbawa Besar dan sekitarnya Provinsi NTB, Raba dan sekitarnya Provinsi NTB, Labuhan Bajo dan sekitarnya Provinsi NTT, serta Kawasan Ende dan sekitarnya Provinsi NTT. Kawasan-kawasan ini mencakup kawasan transmigrasi, kawasan agropolitan dan minapolitan, serta kawasan pariwisata lihat Tabel 4.6. Arah kebijakan dan strategi peningkatan keterkaitan desa- kota di Wilayah Nusa Tenggara adalah sebagai berikut:

1. Perwujudan Konektivitas antar Kota Sedang dan Kota Kecil, dan

antar Kota Kecil dan Desa, serta antar Pulau a. Mempercepat pembangunan sistem transportasi terpadu antar gugus-gugus pulau untuk memperlancar arus barang, jasa, penduduk, dan modal. b. Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan Lintas Nusa Tenggara, pelabuhan yang melayani Kawasan Lombok Timur, 4-17 Sumbawa Besar, Labuhan Bajo, dan Ende, bandara internasional Lombok Praya, bandara Komodo serta angkutan penyeberangan yang melayani kepulauan Nusa Tenggara untuk mendorong poros maritim; c. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi perdagangan dan pertukaran informasi antar wilayah; d. Mempercepat pemenuhan suplai energi untuk memenuhi kebutuhan domestik dan industri, dengan prioritas pada pengembangan PLTU Lombok Timur.

2. Perwujudan keterkaitan antara kegiatan ekonomi hulu dan hilir

desa-kota melalui pengembangan klaster khususnya agropolitan, minapolitan, pariwisata, dan transmigrasi a. Mengembangkan sentra produksi dan pengolahan hasil pertanian di Kawasan Praya, Sumbawa Besar, Raba, dan Ende, serta sentra produksi dan pengolahan hasil perikanan kelautan di Kawasan Praya dan Sumbawa Besar; b. Meningkatkan akses desa-desa produksi menuju pusat pertumbuhan lihat Tabel 4.6 dan simpul-simpul transportasi, pengembangan pasar, dan toko sarana dan prasarana produksi; c. Mengembangkan daya tarik wisata Taman Nasional dan sejarah di Kawasan Pariwisata Rinjani melalui peningkatan promosi dan ketersediaan infrastruktur penunjang, meliputi perbaikan akses menuju obyek wisata, peningkatan kualitas hotel, rumah makan, dan fasilitas umum. d. Meningkatkan daya tarik wisata Taman Nasional dan bahari di Kawasan Pariwisata Komodo melalui peningkatan kapasitas dan kualitas penerbangan menuju ke Bajo dan Ruteng, pengembangan dan peningkatan kapasitas, rute, dan fasilitas pelayaran dan jalur darat menuju destinasi wisata, peningkatan fasilitas pendukung wisata trekking dan hiking, wisata pantai dan bahari, serta wisata pedesaan. e. Mengembangkan daya tarik wisata Taman Nasional dan bahari di Kawasan Pariwisata Ende-Kelimutu melalui peningkatan ketersediaan promosi dan ketersediaan infrastruktur penunjang, meliputi pengembangan dan peningkatan fasilitas pelayaran dan jalur darat menuju destinasi wisata, pengembangan akomodasi wisata ecolodge, toko souvernir, restauran dan rumah makan tradisional. 4-18 f. Membangun bank pertanian dan perikanan untuk meningkatkan akses terhadap modal usaha di sektor pertanian dan perikanan; dan g. Mengembangkan Techno Park berbasis pertanian dan perikanan rakyat yang mendukung penerapan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri pengolahan dan jasa.

3. Peningkatan Kapasitas Tata Kelola, Kelembagaan, dan