Peningkatan tata kelola ekonomi lokal yang berorientasi kepada

5-20 b. Meningkatkan akses desa-desa produksi menuju pusat pertumbuhan lihat tabel 5.7 dan simpul-simpul transportasi, pengembangan pasar, dan toko sarana dan prasarana produksi c. Mengembangkan daya tarik wisata bahari di Kawasan Pariwisata Wakatobi, Kepulauan Togean, dan sekitarnya melalui peningkatan promosi dan ketersediaan infrastruktur penunjang, meiputi peningkatan kapasitas dan kualitas penerbangan menuju ke Kendari-Wakatobi, peningkatan kualitas jalan menuju tempat wisata, pembangunan dermaga kapal pesiar, pengembangan Green Resort di kawasan Tanjung Kelayang, serta peningkatan kualitas dan ketersediaan jaringan listrik, telekomunikasi, air bersih, dan energi ramah lingkungan; d. Membangun bank pertanian dan perikanan untuk meningkatkan akses terhadap modal usaha di sektor pertanian dan perikanan; dan e. Mengembangkan Techno Park berbasis pertanian dan perikanan rakyat yang mendukung penerapan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri pengolahan dan jasa.

3. Peningkatan tata kelola ekonomi lokal yang berorientasi kepada

keterkaitan desa-kota a. Mengembangkan sistem perdagangan antar daerah yang efisien; b. Meningkatkan peran Pelayanan Terpadu Satu Pintu di daerah; c. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam perencanaan dan penyelenggaraan kerjasama antar daerah dan kerjasama antar pemerintah-swasta dalam tata kelola ekonomi lokal; d. Mengembangkan forum dialog antar stakeholder yang mendorong perwujudan kerjasama; e. Mengembangkan pendidikan kejuruan untuk memperkuat kemampuan inovasi, dan kreatifitas lokal di sektor pertanian dan perikanan; f. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan kawasan ekonomi khusus dan kawasan ekonomi terpadu, serta kerjasama di wilayah-wilayah perbatasan; dan g. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat mengenai kelestarian laut dan pesisir serta mitigasi bencana, terutama di Kawasan Pawonsari, Kwandang, Kolonedale, Mamuju, Suppa, Pinrang, Barru, Raha, Muna Wakatobi, dan Togean. Secara diagramatis, lokasi prioritas pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan dapat dilihat pada Gambar 5.2 dan Tabel 5.4 – Tabel 5.7. 5-21 TABEL 5.4 LOKASI PRIORITAS KAWASAN STRATEGIS NASIONAL PERKOTAAN SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH DI SULAWESI Kode Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan K1 Kawasan Perkotaan Metropolitan Bimindo: Manado, Bitung, Minahasa Utara Diarahkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional PKN yang berorientasi pada meningkatkan spesialisasi fungsi pariwisata, industri pengolahan dengan tetap mempertahankan budaya lokal. K2 Kawasan Perkotaan Metropolitan Maminasata: Kota Makassar, Kab. Maros, Sungguminasa Ibukota Kab. gowa, Kab. Takalar Diarahkan sebagaiPusat Kegiatan Nasional PKN berskala global yang mendorong pertumbuhan kota-kota disekitarnya sebagai sentra produksi wilayah pulau serta sebagai pusat orientasi pelayanan berskala internasional dan penggerak utama bagi Kawasan Timur Indonesia; Sumber : Bappenas, 2014 TABEL 5.5 LOKASI PRIORITAS KOTA SEDANG YANG BERFOKUS PADA UPAYA PEMERATAAN WILAYAH DI SULAWESI Kode Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan P1 Kotamobagu Diarahkan sebagaj kota agropolitan yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan wilayah Provinsi yang mendukung pertumbuhan produksi pertanian wilayah di Provinsi Sulawesi Utara P2 Gorontalo Diarahkan sebagai kota agropolitan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan nasional PKN yang berorientasi pada upaya mendorong pertumbuhan produksi pertanian, pusat pengolahan ikan tangkap, dan wisata bahari yang memanfaatkan potensi Teluk Tomini P3 Palopo Diarahkan sebagai kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan nasional PKN yang berorientasi pada kegiatan pelayanan sentra pengolahan hasil pertanian sentra pangan nasional dan perkebuanan 5-22 Kode Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan P4 Pare-Pare Diarahkan sebagaj Pusat Kegiatan Wilayah dengan fokussebagai pusat industri pengolaha untuk mendorong kegiatan ekonomi dan agroindustri di kawasan sekitarnya P5 Kendari Diarahkan sebagai kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan nasional PKN dan berorientasi pada kegiatan pariwisata, pengolahan hasil perkebunan, tangkapan ikan dan perdagangan yang melayani kebutuhan pengembangan sentra-sentra produksi wilayah Sulawesi Tenggara P6 Bau-bau Diarahkan sebagai kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan wilayah yang berorientasi pada aktivitas pariwisata bahari-ekowisata yang memanfaatkan kawasan Taman Laut Nasional Wakatobi yang memiliki nilai global heritage di bidang keanekaragaman flora dan fauna laut dan pengolahan ikan tangkap. Sumber : Bappenas, 2014 TABEL 5.6 LOKASI PEMBANGUNAN KOTA BARU PUBLIK YANG MANDIRI DAN TERPADU DI WILAYAH SULAWESI Kode Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan B2 Manado Sebagai pusat permukiman baru yang layak huni yang didukung oleh fasilitas ekonomi dan sosial budaya yang lengkap guna mencegah terjadinya permukiman tidak terkendali urban sprawl akibat urbanisasi di kota otonom terdekatnya B1 Makassar Sebagai pusat permukiman baru yang layak huni yang didukung oleh fasilitas ekonomi dan sosial budaya yang lengkap guna mencegah terjadinya permukiman tidak terkendali urban sprawl akibat urbanisasi di kota otonom terdekatnya Sumber : Bappenas, 2014; Lokasi Prioritas: Data Sementara 5-23 TABEL 5.7 LOKASI PRIORITAS PENINGKATAN KETERKAITAN DESA-KOTA UNTUK MEMPERKUAT PUSAT PERTUMBUHAN DI SULAWESI Kode Lokasi Kawasan Kelompok Kawasan Komoditas Unggulan D1 Kwandang dan sekitarnya Kab. Boalemo, Kab. Gorontalo, dan Kab. Gorontalo Utara, Prov. Gorontalo • PKW Kwandang • Kawasan Minapolitan Budidaya: Anggrek • Kawasan Minapolitan Perikanan Tangkap: Anggrek, Kwandang • Kawasan Agropolitan Padi: Mootilango, Tolangohula • KPB Pawonsari • Kawasan Transmigrasi: Dino Liyohu • Kota Otonom Terdekat : Gorontalo • Udang • Lobster • Kerapu • Padi • Jagung D2 BuolTolitoli dan sekitarnya Kab. Buol, Prov. Sulteng • PKW Buol • KPB Air Tenang • Kawasan Transmigrasi: Momunu • Kota Otonom Terdekat : Gorontalo dan Palu • Padi • Pakawuja • Cengkeh • Kelapa Dalam D3 Poso dan sekitarnya Kab. Poso, Kab. Tojo Unauna, Kab. Parigi Moutong dan Kab. Donggala Prov. Sulteng • PKW Poso • KPB Tamporole • Kawasan Transmigrasi: Ambarona • Jagung • Cengkeh • Padi • Kakao • Kelapa Dalam • Rumput Laut • Udang • Wisata Bahari • Perikanan Tangkap D4 Kolonedale dan sekitarnya Kab. Morowali, Kab. Morowali Utara, Prov. Sulteng dan Kab. Luwu Timur, Prov Sulsel • PKW Kolonedale • Kawasan Minapolitan: Bungku Selatan • KPB Mahalona • KPB Bungku • Kawasan Transmigrasi: Kolonedale, Lembo • Rumput Laut • Padi • Kakao • Perikanan Tangkap 5-24 Kode Lokasi Kawasan Kelompok Kawasan Komoditas Unggulan D5 Mamuju dan sekitarnya Kab. Mamuju, Kab. Mamuju Tengah, Prov. Sulbar • PKN Mamuju • Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya: Mamuju • KPB Tobadak • Kawasan Transmigrasi: Salopangkang, Tomo • Rumput Laut • Padi • Kakao D6 Pinrang dan sekitarnya Kab. Pinrang, Prov. Sulsel • Perkotaan Pinrang • Kawasan Minapolitan Budidaya: Suppa • Kawasan Agropolitan Padi: Mattiro Sompe, Lanrisang, Duampanua • Kota Otonom Terdekat : Pare- Pare • Udang • Padi D7 Barru dan sekitarnya Kab. Barru, Kab. Sidenreng Rappang, Prov. Sulsel • PKW Barru • Kawasan Agropolitan Kedelai: Barru • Kawasan Transmigrasi: Maritengae Sindereng Rappang • Kota Otonom Terdekat : Pare- Pare dan Makassar • Kedelai • Padi D8 Raha dan sekitarnya Kab. Muna, Prov. Sultra • PKW Raha • Kawasan Minapolitan Budidaya: Kabangka • Kawasan Agropolitan Jagung: Kentu Kowuna, Kabangka, Maginti • Kota Otonom Terdekat : Bau- Bau • Udang • Jagung D9 Wangi-wangi dan sekitarnya Kab. Wakatobi, Prov. Sultra • Perkotaan Wangi-Wangi • Kawasan Pariwisata: KSPN Wakatobi • Kota Otonom Terdekat : Bau- Bau • Perikanan Tangkap • Wisata bahari Sumber : Bappenas, 2014 5 -25 GAMBAR 5.2 PETA LOKASI PRIORITAS PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN WILAYAH SULAWESI 5-26 5.5.3. Pengembangan Daerah Tertinggal dan Kawasan Perbatasan 5.5.3.1. Pengembangan Daerah Tertinggal Arah kebijakan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal di Wilayah Sulawesi difokuskan pada promosi potensi daerah tertinggal untuk mempercepat pembangunan, sehingga terbangun kemitraan dengan banyak pihak. Promosi daerah tertinggal ini juga akan mendorong masyarakat semakin mengetahui potensi daerah tersebut dan akan aktif dalam membantu pembangunan, upaya pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan pelayanan dasar publik dan pengembangan perekonomian masyarakat yang berbasis pertanian, perkebunan, perikanan, migas, dan pertambangan nasional yang didukung oleh Sumber Daya Manusia SDM yang berkualitas dan infrastruktur penunjang konektivitas antara daerah pinggiran, seperti daerah tertinggal dan kawasan perbatasan ke pusat pertumbuhan. Pembangunan daerah tertinggal dilakukan melalui strategi sebagai berikut:

1. Pemenuhan Pelayanan Dasar Publik