3-7
2. Percepatan Penguatan Konektivitas
Peningkatan konektivitas antara pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan kawasan-kawasan penyangga sekitarnya meliputi:
a Pengembangan dan rehabilitasi Bandar Udara Morotai, Bandar
Udara di Tual, dan Bandar Udara Sultan Babullah di Ternate; b
Pengembangan Pelabuhan Sofifi-Kaiyasa; c
Pembangunan Pelabuhan di KI Buli; d
Pembangunan jalan akses Pelabuhan ke KI Buli; dan dari KI Buli menuju Kabupaten Halmahera Timur;
e Peningkatan kualitas jalan dari Maba ke Buli;
f Pembangunan fasilitas Pelabuhan Laut Ambon, Pelabuhan Tobelo,
Pelabuhan Matui-Jailolo, Pelabuhan LabuhaBabang; g
Pembangunan dermaga kapal di Waisamu, Pelabuhan Pengumpul Dokyar, Pelabuhan Areate, dermaga laut di Makariki, pelabuhan
kontainer di Passo, dermaga penyeberangan Fatkayon, dermaga penyeberangan Gane Timur, dermaga penyeberangan Bicoli-
Maba Selatan, dermaga penyeberangan Weda, dan dermaga Ferry Airmanang;
h Pembangunan pelabuhan dan dermaga, antara lain: dermaga
kapal di Waisamu, Pelabuhan Areate, dermaga laut di Makariki, pelabuhan kontainer di Passo, dermaga penyeberangan Bicoli-
Maba Selatan, dan dermaga penyeberangan Weda;
i Pengembangan Pelabuhan Sofifi-Kaiyasa, Pelabuhan Subaim;
Pelabuhan Malbufa, Pelabuhan Tikong, Pelabuhan Wayaluar-Obi; Pelabuhan Saketa; Pelabuhan Bosua;
j Pengembangan dan rehabilitasi Bandar Udara Oesman Sadik
Labuha.
3. Penguatan Kemampuan SDM dan IPTEK
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia SDM dan kapasitas kelembagaan di tingkat pusat maupun di daerah, serta pemanfaatan
ilmu pengetahuan dan teknologi iptek dilakukan dengan strategi:
a Meningkatkan kualitas SDM Badan Pengelola dan Pengusahaan
dalam bidang perencanaan, penganggaran, pengelolaan kawasan dan investasi;
b Pengembangan sarana prasarana pendidikan dan tenaga terampil
untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja, khususnya di bidang perikanan, perkebunan, perdagangan, dan logistik;
c Penyiapan tenaga kerja berkualitas di sekitar kawasan dalam
bidang industri pengolahan berteknologi tinggi;
3-8
d Peningkatan koordinasi antara Badan Pengelola Pengusahaan,
pemerintah pusat, dan pemerintah daerah; e
Pembangunan Science Park bidang perikanan dan maritim berteknologi tinggi sebagai sarana peningkatan kualitas SDM
kawasan. f
Memberikan pembinaan kelembagaan yang mendukung perubahan pola pikir bisnis berorientasi daya saing secara
komparatif dan kompetitif; g
Pengembangan sarana prasarana pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM pengelola komoditas unggulan
agroindustri, peternakan, perikanan, distribusi dan pemasaran; h
Pembangunan Techno Park bidang komoditas kelapa, kakao, cengkih, dan pala serta logistik untuk meningkatkan inovasi
teknologi.
4. Penguatan Regulasi bagi Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim
Usaha
Dalam upaya pengembangan kawasan strategis di Wilayah Kepulauan Maluku diperlukan sinergi dan sinkronisasi regulasi melalui strategi
berikut: a
Penerapan regulasi insentif fiskal yang sesuai dengan karakteristik wilayah dan kompetitif, antara lain fasilitas fiskal
disemua bidang usaha, pembebasan PPN dan PPNBM untuk bahan dan barang impor yang akan diolah dan digunakan di KEK;
b Membuat regulasi terkait dengan pelimpahan kewenangan antara
pusat, daerah, dan instansi terkait kepada administrator kawasan-kawasan pertumbuhan;
c Memberikan pelayanan terpadu satu pintu dan penggunaan
Sistem Pelayanan Informasi dan Perijinan Investasi secara Elektronik
SPIPISE bidang perindustrian,
perdagangan, pertanahan, penanaman modal.
d Membuat regulasi terkait dengan pembagian kewenangan antara
KabupatenKota di pusat-pusat pertumbuhan; e
Melaksanakan sosialisasi terkait dengan pemanfaatan lahan sebagai peruntukan investasi.
3 -9
GAMBAR 3.1. PETA LOKASI PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH KEPULAUAN MALUKU RPJMN 2015-2019
3-10
3.5.2 Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan
3.5.2.1 Pengembangan Kawasan Perkotaan
Arah kebijakan pengembangan kawasan perkotaan di Wilayah Maluku diprioritaskan pada peningkatan keterkaitan dan manfaat antar
kota dan desa dengan kota, melalui penguatan Sistem Perkotaan Nasional SPN berbasis kepulauan melalui optimalisasi 2 kota sedang yakni
Ambon dan Ternate sebagai pusat pertumbuhan ekonomi skala Provinsi dalam bentuk Pusat Kegiatan Nasional PKN
Untuk itu, pengembangan kawasan perkotaan di Wilayah Maluku juga diarahkan pada upaya pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar
publik dan pengembangan perekonomian berbasis potensi lokal pada bidang perikanan yang didukung bidang perdagangan jasa dan
pengangkutan intermoda pembangunan transhipment point untuk meningkatkan konektivitas antara kawasan strategis dengan Pusat
Kegiatan Nasional PKN, Pusat Kegiatan Wilayah PKW, dan Pusat Kegiatan Lokal PKL, serta pembangunan pusat pelayanan administrasi
pelintas batas negara dan antar pulau.
Strategi pembangunan perkotaan Wilayah Kepulauan Maluku tahun 2015-2019 yaitu:
1. Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional SPN
a. Mengembangkan 2 kota sedang di pulau maluku, yakni ambon
dan ternate dengan peran sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dalam bentuk Pusat Kegiatan Nasional PKN serta
sebagai pendukung pengembangan kawasan perbatasan negara;
b. Meningkatkan konektivitas antar pusat kegiatan maupun antar
pulau melalui pengembangan sistem transportasi berbasis udara dan kemaritiman salah satunya dengan peningkatan
kapasitas pelabuhan di Ambon.
2. Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan SPP