2-51
2.5.5 Penataan Ruang Wilayah Papua A.
Arah Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Papua
1. Kebijakan mewujudkan struktur ruang Pulau Papua dengan
menggunakan prinsip pusat pengembangan wilayah berbasis Kampung Masyarakat Adat, meliputi:
a. Pengintegrasian kawasan kampung masyarakat adat dalam
pengembangan Wilayah Papua; b.
Pengembangan pusat klaster; c.
Pengembangan serta rehabilitasi prasarana dan sarana mitigasi dan adaptasi bencana untuk mengatasi indeks
kerawanan dan risiko bencana yang tinggi Tabel 2.10; dan d.
Pengembangan jaringan transportasi untuk meningkatkan keterkaitan antarkawasan perkotaan nasional
2. Kebijakan mewujudkan kawasan berfungsi lindung paling sedikit 70
persen dari luas Pulau Papua dan kelestarian keanekaragaman hayati kelautan dunia sebagai bagian dari Segitiga Terumbu Karang Coral
Triangle meliputi:
a. Pemantapan kawasan berfungsi lindung dan rehabilitasi
kawasan berfungsi lindung yang terdegradasi; b.
Pemertahanan kawasan hutan yang bervegetasi sesuai dengan ekosistem dan fungsinya; dan
c. Pemertahanan dan pelestarian kawasan perairan yang
memiliki nilai ekologis tinggi. d.
Internalisasi Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu RPDAST yang sudah disahkan dengan Tata Ruang
Wilayah yang bersangkutan. 3.
Kebijakan mewujudkan pusat pertumbuhan ekonomi berbasis pertanian serta perikanan yang berdaya saing dengan prinsip
berkelanjutan meliputi: a.
Pengembangan kawasan Merauke sebagai pusat pertanian tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan berbasis
bisnis; dan b.
Pengembangan kawasan minapolitan. 4.
Kebijakan mewujudkan Kawasan Perbatasan sebagai beranda depan negara dan pintu gerbang internasional yang berbatasan dengan
Negara Papua Nugini, Negara Palau, dan Negara Australia meliputi: a.
Percepatan pengembangan Kawasan Perbatasan dengan pendekatan Pertahanan dan keamanan negara, kesejahteraan
masyarakat, serta kelestarian lingkungan hidup; dan
2-52 b.
Pemertahanan eksistensi 9 sembilan PPKT sebagai titik-titik garis pangkal Kepulauan Indonesia.
5. Kebijakan mewujudkan Kawasan Strategis Nasional KSN di Pulau
Papua meliputi: a.
Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara di Kawasan Perbatasan Papua;
b. Pemanfaatan sumberdaya alam di Kawasan Timika secara
optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
B. Strategi Penataan Ruang Wilayah Papua
I. Struktur Ruang Wilayah
1. Strategi untuk pengintegrasian kawasan
Kampung Masyarakat
Adat dengan
mengintegrasikan kawasan
Kampung Masyarakat Adat dalam pengembangan sentra produksi, kawasan perkotaan nasional, serta prasarana dan
sarana wilayah. Struktur perkotaan nasional yang akan dikembangkan pada periode 2015-2019 dapat dilihat pada
Tabel 2.8.
2. Strategi untuk pengembangan pusat klaster, meliputi:
a. Mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai
pusat klaster; dan b.
Mendorong pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industri komoditas unggulan.
3. Strategi untuk pengembangan jaringan transportasi untuk
meningkatkan keterkaitan antarkawasan perkotaan nasional, meliputi:
a. Mengembangkan
dan memantapkan
jaringan prasarana dan sarana transportasi sesuai dengan
kondisi dan karakteristik kawasan; b.
Mengembangkan jaringan transportasi antarmoda untuk mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah;
c. Mengembangkan
dan meningkatkan
jaringan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan serta
bandar udara untuk melayani angkutan keperintisan; dan
d. Mengembangkan jaringan jalan serta jaringan
transportasi sungai, danau, dan penyeberangan yang membuka akses kampung masyarakat adat.
2-53 Prioritas lokasi pengembangan pusat kegiatan pada periode
2015-2019 dapat dilihat pada Tabel 2.10.
TABEL 2.10. PRIORITAS LOKASI PENGEMBANGAN PUSAT KEGIATAN PULAU PAPUA
2015-2019 Provinsi
Pusat Kegiatan dalam RTRWN PKN
PKW PKSN
Papua Barat
Sorong IC1 Fak-Fak IC1
Manokwari IC1
Ayamaru IIC1
Papua
Timika IC1 Biak IC1
Jayapura IA1 Jayapura IC1
Nabire IIC1 Tanah Merah IA1
Muting IIC2 Merauke IA1
Bade IIC2 Merauke IC1
Manokwari Sarmi IIC2
Biak Arso IC1
Wamena IIC1
Sumber : Diolah, Bappenas 2014
II. Pengembangan Kawasan Lindung
1. Strategi untuk pemantapan kawasan berfungsi lindung dan
rehabilitasi kawasan berfungsi lindung yang terdegradasi, meliputi:
a. Mempertahankan dan merehabilitasi fungsi ekologis
kawasan suaka alam dan pelestarian alam dengan memperhatikan keberadaan Kampung Masyarakat Adat; dan
b. Mengembangkan nilai ekonomi dan jasa lingkungan pada
kawasan suaka alam dan pelestarian alam. 2.
Strategi pemertahanan kawasan hutan yang bervegetasi sesuai dengan ekosistemnya, dilakukan dengan:
a. Implementasi pemulihan Daerah Aliran Sungai DAS;
b. Perlindungan mata air di Daerah Aliran Sungai DAS prioritas;
c. Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan
berbasis DAS; d.
Rehabilitasi hutan dan lahan di dalam Kesatuan Pengelolaan Hutan KPH dan Daerah Aliran Sungai DAS dengan
2-54
mempertimbangkan morfologi tanah, curah hujan, kondisi geologi, dan jenis tanamannya;
e. Mempertahankan dan meningkatkan fungsi ekologis kawasan
hutan lindung dengan memperhatikan keberadaan Kampung Masyarakat Adat;
f. Mempertahankan, merehabilitasi, dan meningkatkan fungsi
kawasan peruntukan hutan untuk meningkatkan kesejahteraan Kampung Masyarakat Adat; dan
g. Mengendalikan alih fungsi kawasan peruntukan hutan untuk
kegiatan budi daya nonhutan.
3. Strategi pemertahanan dan pelestarian kawasan perairan yang
memiliki nilai ekologis tinggi adalah dengan mengendalikan kegiatan budidaya di laut yang mengancam keanekaragaman
hayati laut.
a. Mempertahankan dan meningkatkan fungsi ekologis
kawasan hutan lindung dengan memperhatikan keberadaan Kampung Masyarakat Adat;
b. Mempertahankan, merehabilitasi, dan meningkatkan fungsi
kawasan peruntukan
hutan untuk
meningkatkan kesejahteraan Kampung Masyarakat Adat; dan
c. Mengendalikan alih fungsi kawasan peruntukan hutan
untuk kegiatan budi daya nonhutan. 4.
Strategi pemertahanan dan pelestarian kawasan perairan yang memiliki nilai ekologis tinggi adalah dengan mengendalikan
kegiatan budidaya di laut yang mengancam keanekaragaman hayati laut.
III. Pengembangan Kawasan Budidaya
1. Strategi untuk pengembangan kawasan Merauke sebagai pusat
pertanian tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan berbasis bisnis, meliputi:
a. Mengembangkan pusat penelitian dan pengembangan
produksi hasil pertanian tanaman pangan, perkebunan dan peternakan;
b. Mengembangkan prasarana sumberdaya air untuk
meningkatkan luasan kawasan pertanian tanaman pangan. 2.
Strategi untuk pengembangan kawasan minapolitan, meliputi mengembangkan kawasan peruntukan perikanan yang dilengkapi
dengan prasarana dan sarana yang didukung teknologi tepat guna dan memperhatikan kesejahteraan masyarakat.
2-55 3.
Strategi perwujudan pusat pertumbuhan ekonomi berbasis pertanian serta perikanan yang berdaya saing dengan prinsip
berkelanjutan, dilakukan dengan: a.
Mengembangkan sentra pertanian tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan yang didukung industri
pengolahan ramah lingkungan; b.
Mengembangkan prasarana sumber daya air untuk meningkatkan luasan kawasan pertanian tanaman pangan;
c. Mengembangkan kawasan peruntukan industri berbasis
komoditas perikanan; d.
Mengembangkan kawasan peruntukan perikanan yang dilengkapi prasarana dan sarana dengan memperhatikan
kesejahteraan Kampung Masyarakat Adat. 4.
Strategi percepatan pengembangan Kawasan Perbatasan dengan pendekatan pertahanan dan keamanan negara, kesejahteraan
masyarakat, serta kelestarian lingkungan hidup, meliputi: a.
Mempercepat pengembangan PKSN sebagai pusat pengembangan ekonomi, pintu gerbang internasional,
simpul transportasi, serta pusat promosi dan pemasaran ke negara yang berbatasan;
b. Mengembangkan kawasan pertahanan dan keamanan
negara sebagai perwujudan kedaulatan negara. 5.
Strategi untuk pemertahanan eksistensi 9 sembilan PPKT sebagai titik-titik garis pangkal Kepulauan Indonesia dengan
mengembangkan prasarana
dan sarana
transportasi penyeberangan yang dapat meningkatkan akses ke PPKT.
IV. Pengembangan Kawasan Strategis Nasional
Dalam rangka pengembangan Kawasan Strategis Nasional KSN dikembangkan 2 dua KSN yang mendukung pengembangan wilayah di
Pulau Papua. Strategi pengembangan KSN di Pulau Papua dapat dilihat pada Tabel 2.11.
2-56
TABEL 2.11. STRATEGI PENGEMBANGAN KSN DI PULAU PAPUA
No KSN
Tipe Strategi
KL
1 Kawasan
Perbatasan Papua
Sudut Kepentingan
Pertahanan dan Keamanan
Pengelolaan kawasan lindung dengan
memberdayakan masyarakat adat di
Kawasan Perbatasan Papua
Kementerian Agraria dan
Tata Ruang BNPP
Kementerian Pertahanan
2 Kawasan
Timika Kepentingan
Pendayagunaan Sumberdaya
Alam Pengembangan dan
peningkatan fungsi kawasan pertambangan
yang produktif dan berdaya saing
internasional di Kawasan Timika
Kementerian Agraria dan
Tata Ruang Kementerian
ESDM
Sumber : Diolah, Bappenas 2014
2.5.6. Tata Kelola Pemerintah Daerah dan Otonomi Daerah