Penguatan Regulasi dan Insentif Pembinaan Daerah Tertinggal Terentaskan Pengembangan Kampung Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat

2-35 u. Peningkatan kapasitas dan partisipasi lembaga keagamaan, melalui penyediaan tenaga pelayan keagamaan di daerah terpencil, serta peningkatan pemahaman masyarakat tentang nilai dan norma kehidupan bermasyarakat; v. Pembinaan, pemberian teknologi tepat guna, dan peningkatan akses kredit usaha bagi petani, peternak, melayan, pelaku usaha industri kecil untuk pengelolaan komoditas unggulan di lima kawasan adat Provinsi Papua dan di Provinsi Papua Barat.

5. Penguatan Regulasi dan Insentif

Dalam upaya menciptakan iklim yang kondusif untuk pengelolaan hasil bumi dan energi dilakukan melalui prioritas kegiatan sebagai berikut: a. Penyusunan strategi daerah tentang percepatan pembangunan daerah tertinggal; b. Harmonisasi kebijakan, program, dan kegiatan daerah untuk percepatan pembangunan daerah tertinggal; c. Pengaturan kembali sistem distribusi keuangan nasional sesuai dengan kondisi dan kebutuhan wilayah Papua yang asimetris; d. Pengaturan dan pengelolaan hak ulayat; e. Koordinasi dan sinkronisasi antara pemerintah dengan pemerintah daerah, antar-SKPD dalam penyelenggaraan program pembangunan di daerah; f. Dialog Pembangunan Ekonomi Papua-Jakarta terkait kebijakan pengakuan dan afirmasi potensi ekonomi masyarakat lokal; g. Pengaturan Khusus penerapan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa untuk mengakomodir hak-hak masyarakat adat di kampung-kampung wilayah Papua; h. Pemberian insentif untuk pihak swasta dalam proses pengembangan usaha di daerah tertinggal; i. Tunjangan khusus penyuluh pertanian.

6. Pembinaan Daerah Tertinggal Terentaskan

Pembinaan daerah tertinggal yang terentaskan melalui penguatan kapasitas kelembagaan pemerintahan daerah dan peningkatan kapasitas SDM.

7. Pengembangan Kampung

Mendukung pengembangan kampung sebagai upaya pengurangan kesenjangan antarwilayah. Dalam proses pembangunan kedepan, diharapkan adanya pelibatan warga kampung sebagai pemilik tanah 2-36 adat dalam perencanaan, penyelenggaran, dan evaluasi pembangunan di daerah tertinggal.

8. Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat

Pemihakan Regulasi dan Anggaran bagi keberlanjutan pelaksanaan program Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat, sesuai dengan kebijakan Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat dengan lima program utama yaitu: a. Peningkatan ekonomi lokal; b. Peningkatan pelayanan pendidikan; c. Peningkatan pelayanan kesehatan; d. Peningkatan infrastruktur dasar; e. Pemihakan terhadap Masyarakat Asil Papua. Lima program utama tersebut didukung oleh tiga program penunjang, yaitu: a. Penguatan dan pengendalian pemanfaatan ruang dan pengelolaan pertanahan; b. Peningkatan keamanan dan ketertiban; dan c. Pengembangan kapasitas kelembagaan. Pada periode RPJMN 2010-2014 wilayah Papua terdiri dari 2 provinsi dengan total 42 kabupatenkota, dimana 83,3 persen atau 35 kabupaten masuk dalam kategori daerah tertinggal. Indeks Pembangunan Manusia IPM di wilayah ini sebesar 60,33, berada dibawah target IPM rata-rata nasional di daerah tertinggal dalam RPJMN 2010-2014 sebesar 72,2. Pertumbuhan ekonomi sebesar 9,07 persen, melampaui target yang diharapkan pada RPJMN 2010-2014, sebesar 7,1 persen. Angka kemiskinan di daerah tertinggal wilayah Papua masih sebesar 32,98 persen, jauh dari target Angka Kemiskinan secara nasional di daerah tertinggal dalam RPJMN 2010-2014, sebesar 14,2 persen. Dalam periode RPJMN 2010-2014 di wilayah Papua telah ditetapkan 35 kabupaten tertinggal yang menjadi lokus agenda percepatan pembangunan daerah tertinggal. Pada akhir tahun 2014 diindikasikan terdapat 2 kabupaten tertinggal yang dapat terentaskan. Sehingga pada periode RPJMN 2015-2019 jumlah daerah tertinggal di wilayah Papua sebanyak 33 kabupaten. Pada akhir periode RPJMN 2015- 2019 ditargetkan sebanyak 9 kabupaten tertinggal dapat terentaskan. 2 -37 GAMBAR 2.3. PETA SEBARAN DAERAH TERTINGGAL WILAYAH PULAU PAPUA 2015-2019 2-38 TABEL 2. 7 . PRO F IL D AERAH TER TIN G G AL WIL AY AH P ULAU P AP UA 2-39 L AN JUTA N .. . 2-40

2.5.3.2 . Pengembangan Kawasan Perbatasan

Arah kebijakan Pengembangan Kawasan Perbatasan di Wilayah Papua difokuskan untuk meningkatkan peran kawasan perbatasan sebagai halaman depan negara yang maju dan berdaulat dengan negara tetangga Papua Nugini di perbatasan darat dan terhadap negara Australia di perbatasan laut. Fokus Pengembangan Kawasan Perbatasan di Wilayah Papua diarahkan pada pengembangan Pusat Kegiatan Strategis Nasional PKSN di Wilayah Papua, yaitu PKSN Jayapura, PKSN Tanah Merah, PKSN Merauke, serta serta mempercepat pembangunan di Kecamatan Lokasi Prioritas Lokpri tahun 2015-2019. Strategi pengembangan kawasan perbatasan diarahkan untuk mewujudkan kemudahan aktivitas masyarakat kawasan perbatasan dalam berhubungan dengan negara tetangga dan menciptakan kawasan perbatasan yang berdaulat, yang dilakukan melalui:

1. Penguatan pengelolaan dan fasilitasi penegasan, pemeliharaan,