Pembangunan Kawasan Perkotaan Tujuan dan Sasaran Pokok Pengembangan Wilayah

1-15 NO PEMBANGUNAN BASELINE 2014 SASARAN 2019 Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah 5 Pembangunan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Luar Jawa a. Kawasan Ekonomi Khusus di Luar Jawa 7 14 b. Kawasan Industri n.a. 14 c. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas KPBPB 4 4

6. Pembangunan Kawasan Perkotaan

a. Pembangunan Metropolitan di Luar Jawa sebagai PKN dan Pusat Investasi 2 2+ 5usulan baru b. Optimalisasi 20 kota otonomi berukuran sedang di Luar Jawa sebagai PKNPKW dan penyangga urbanisasi di Luar Jawa 43 kota belum optimal perannya 20 dioptimalkan perannya c. Penguatan 39 pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Lokal PKL atau Pusat Kegiatan Wilayah PKW -- 39 pusat pertumbuhan yang diperkuat d. Pembangunan 10 Kota Baru Publik -- 10 Kota Baru Sumber : Bappenas, 2014 Dengan memperhatikan sasaran tersebut, pada akhir tahun 2019 kesenjangan pembangunan wilayah antara KBI dan KTI diharapkan akan semakin berkurang yang ditandai oleh meningkatnya kontribusi PDRB KTI terhadap PDB Nasional dari sekitar 20 persen 2014 menjadi 22-25 persen; dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat di KTI yang diukur dari berkurangnya angka kemiskinan dan angka pengangguran. Target pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan pengangguran dalam kurun waktu 2015-2019 secara rinci adalah sebagai berikut: TABEL 1.2. SASARAN PERAN PDRB PER WILAYAH TAHUN 2015-2019 Wilayah Peran PDRB Wilayah persen Tahun 2013 Peran PDRB Wilayah persen Tahun 2019 Sumatera 23,8 24,6 Jawa 58,0 55,1 Kalimantan 8,7 9,6 Sulawesi 4,8 5,2 Bali – Nusa Tenggara 2,5 2,6 Maluku Papua 2,2 2,9 Nasional 100,0 100,0 Sumber : Perhitungan Bappenas, 2014 1-16 TABEL 1.3. SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI PER WILAYAH TAHUN 2015-2019 Wilayah Pertumbuhan Ekonomi Persen 2015 2016 2017 2018 2019 Sumatera 5.7 6.2 6.5 7.0 7.6 Jawa-Bali 5.7 6.5 7.1 7.4 7.8 Nusa Tenggara 4.6 7.3 7.6 8.2 9.2 Kalimantan 5.0 5.9 6.1 6.9 7.6 Sulawesi 7.4 7.6 8.2 8.9 9.1 Maluku 6.5 6.9 7.8 8.0 8.2 Papua 11.7 13.2 16.0 17.2 17.3 Sumber : Perhitungan Bappenas, 2014 TABEL 1.4. SASARAN TINGKAT KEMISKINAN PER WILAYAH TAHUN 2015-2019 Wilayah Tingkat Kemiskinan Persen 2015 2016 2017 2018 2019 Sumatera 10.2 9.6 8.8 8.0 7.3 Jawa-Bali 9.9 9.3 8.6 7.9 7.1 Nusa Tenggara 17.7 16.4 15.1 13.8 12.5 Kalimantan 6.3 5.9 5.4 4.9 4.4 Sulawesi 10.7 9.9 9.1 8.3 7.6 Maluku 13.9 13.1 12.0 11.0 9.9 Papua 29.8 27.4 25.1 22.8 20.6 Sumber : Perhitungan Bappenas, 2014 TABEL 1.5. SASARAN TINGKAT PENGANGGURAN PER WILAYAH TAHUN 2015-2019 Wilayah Tingkat Pengangguran Persen 2015 2016 2017 2018 2019 Sumatera 5.4 5.2 5.0 4.7 4.6 Jawa-Bali 6.3 6.1 5.9 5.7 5.5 Nusa Tenggara 3.8 3.6 3.4 3.3 3.1 Kalimantan 4.5 4.4 4.2 4.0 3.8 Sulawesi 4.9 4.7 4.5 4.3 4.0 Maluku 5.9 5.7 5.4 5.2 4.9 Papua 3.7 3.5 3.4 3.2 3.0 Sumber : Perhitungan Bappenas, 2014 1-17 1.4. Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Wilayah 1.4.1. Pengembangan Kawasan Strategis 1 Arah Kebijakan Pengembangan Kawasan Strategis adalah percepatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah, terutama di Luar Jawa Sumatera, Maluku, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua dengan memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan daerah yang selaras serta peningkatan efisiensi dalam penyediaan infrastruktur. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Setiap wilayah akan mengembangkan potensi dan keunggulannya, melalui pengembangan industri manufaktur, industri pangan, industri maritim, dan pariwisata serta sektor mikro lainnya. Strategi yang akan dilakukan dalam pengembangan kawasan strategis tersebut adalah lihat Gambar 1.5:

1. Pengembangan Potensi Ekonomi Wilayah