Penguatan Konektivitas dan Sislognas Penguatan Kemampuan SDM dan IPTEK

2-33 Sorong, Raja Ampat, Fak-Fak, Biak Numfor, dan Kabupaten Merauke; o. Pengembangan rumah pusat kebudayaan dan kesenian, museum; p. Pembangunan pasar di pusat Ibu Kota Distrik.

3. Penguatan Konektivitas dan Sislognas

Peningkatan konektivitas di Wilayah Papua difokuskan pada pembukaan keterisolasian wilayah Pegunungan Tengah dan perbatasan dengan prioritas kegiatan sebagai berikut: a. Pembuatan sistem konektivitas laut untuk mendistribusikan hasil bumi menuju lokasi di luar kawasan Papua; b. Penyusunan masterplan transportasi dengan pemetaan status jalan dan sinergi kewenangan pembangunan infrastruktur transportasi untuk membuka akses seluruh kabupaten dan distrik; c. Pengembangan 15 ruas jalan strategis sepanjang 966 Km di Provinsi Papua yang meliputi daerah tertinggal seperti Kabupaten Asmat, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Yapen, Memberamo Raya, dan Waropen; serta di Provinsi Papua Barat yang meliputi daerah tertinggal tertinggal seperti Kabupaten Tambrauw, Sorong Selatan, Maybrat, dan non tertinggal seperti Kabupaten Manokwari Selatan; d. Pembangunan jalan yang menghubungkan kampung-kampung dan distrik yang masih terisolir dan kawasan perbatasan; e. Pengembangan bandar udara perintis serta penyediaan pesawat udara perintis di wilayah terisolir dan perbatasan; f. Pengembangan pelabuhan, dermaga dan moda transportasi sungai, danau, dan laut sebagai penghubung rute regional dan antarpulau; g. Pengembangan terminal dan prasarana penunjang transportasi darat; h. Pembangunan sentra logistik; i. Pembangunan Pondok Singgah di rute-rute jalan pejalan kaki di wilayah Pegunungan Tengah.

4. Penguatan Kemampuan SDM dan IPTEK

Penguatan Kemampuan SDM dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK difokuskan pada afirmasi pendidikan bagi putera puteri asli Papua, peningkatan kapasitas Orang Asli Papua OAP, serta peningkatan kapasitas aparatur di dalam pelayanan publik dan pengelolaan keuangan dengan prioritas kegiatan sebagai berikut: 2-34 a. Harmonisasi kebijakan, program, dan kegiatan daerah untuk percepatan pembangunan daerah tertinggal; b. Pemantapan Sistem Tata Kelola Pemerintahan yang baik di Papua dan Papua Barat; c. Peningkatan kualitas aparatur di tingkat kampung, distrik, dan daerah dalam memberikan pelayanan yang memenuhi SPM; d. Peningkatan jumlah dan kapasitas pemerintah daerah dalam monitoring dan evaluasi pencapaian SPM Pelayanan dasar publik di daerah tertinggal; e. Pembangunan pusat penelitian dan pengembangan; f. Pelatihan ketrampilan bagi peningkatan teknologi tepat guna sesuai dengan potensi dan kebutuhan daerah pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan; g. Pengembangan komoditas Unggulan dan potensi lokal untuk ketahanan pangan di wilayah Papua; h. Afirmasi putera puteri asli Papua dalam pendidikan menengah, afirmasi pendidikan tinggi, dan sekolah kedinasan; i. Pengembangan kelembagaan bagi peningkatan kapasitas Orang Asli Papua OAP untuk mendapatkan akses terhadap pusat-pusat kegiatan perekonomian; j. Peningkatan kesempatan pemagangan internship industri mitra bagi putera puteri asli Papua; k. Pengembangan dan peningkatan sarana pendidikan kejuruan dan keterampilan; l. Pengembangan Balai Pelatihan Kerja dan Kewirausahaan m. Pendirian akademi keperawatan dan kebidanan atau politeknik kesehatan; n. Peningkatan kelembagaan pendidikan tinggi bidang pertanian, pariwisata, kelautan, perikanan, pertambangan dan olahan kayu; o. Penyediaan guru dengan pola crash program bekerjasama dengan LPTK; p. Pengembangan pendidikan khusus nonformal bagi Orang Asli Papua OAP untuk menjadi tenaga pendidik dan tenaga kesehatan di daerahnya; q. Perekrutan, penempatan tenaga guru dan tenaga kesehatan prioritas OAP; r. Penyelenggaraan diklat bagi motivator kampung untuk kemandirian Pemerintah; s. Perekrutan dan penempatan tenaga penyuluh di tingkat kampung; t. Pengembangan budaya lokal melalui inovasi dan kreatifitas yang sesuai dengan kearifan lokal, alam, dan lingkungan; 2-35 u. Peningkatan kapasitas dan partisipasi lembaga keagamaan, melalui penyediaan tenaga pelayan keagamaan di daerah terpencil, serta peningkatan pemahaman masyarakat tentang nilai dan norma kehidupan bermasyarakat; v. Pembinaan, pemberian teknologi tepat guna, dan peningkatan akses kredit usaha bagi petani, peternak, melayan, pelaku usaha industri kecil untuk pengelolaan komoditas unggulan di lima kawasan adat Provinsi Papua dan di Provinsi Papua Barat.

5. Penguatan Regulasi dan Insentif