Tema Pengembangan Wilayah Maluku

3-3 pesat dari 16.004 wisatawan pada tahun 2011 menjadi 52.360 wisatawan pada tahun 2013.

3.3 Tema Pengembangan Wilayah Maluku

Berdasarkan potensi dan keunggulan Wilayah Kepulauan Maluku, maka tema besar Pembangunan Wilayah Kepulauan Maluku sebagai:  Produsen makanan laut dan lumbung ikan nasional  Percepatan pembangunan perekonomian berbasis maritim kelautanmelalui pengembangan industri berbasis komoditas perikanan;  Pengembangan industri pengolahan berbasis nikel, dan tembaga;  Pariwisata bahari. 3.4 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Wilayah Maluku Tujuan pengembangan Wilayah Kepulauan Maluku tahun 2015- 2019 adalah mendorong percepatan dan perluasan pembangunan Wilayah Kepulauan Maluku dengan menekankan keunggulan dan potensi daerah, melalui: a pengembangan komoditas perikanan tangkap dan budidaya, b pengembangan sektor pertambangan khususnya komoditas nikel dan tembaga, c peningkatan SDM dan ilmu dan teknologi secara terus menerus. Adapun sasaran pengembangan Wilayah Kepulauan Maluku pada tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut: 1. Dalam rangka percepatan dan perluasan pengembangan ekonomi Wilayah Kepulauan Maluku, akan dikembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan potensi dan keunggulan daerah, termasuk diantaranya adalah pengembangan 2 Kawasan Ekonomi Khusus, 1 Kawasan Industri, dan pusat-pusat pertumbuhan sebagai penggerak ekonomi daerah pinggiran lainnya. 2. Sementara itu, untuk mengurangi adanya kesenjangan antar Wilayah Kepulauan Maluku,maka akan dilakukan pembangunan daerah tertinggal dengan sasaran sebanyak 11 kabupaten tertinggal dapat terentaskan dengan sasaran outcome: a meningkatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal sebesar 7,26 persen; b menurunnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi 14,31 persen; dan c meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia IPM sebesar 71,90. 3. Untuk mendorong pertumbuhan pembangunan kawasan perkotaan di Maluku, maka akan dilakukan optimalisasi peran 2 kota otonom berukuran sedang sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dalam 3-4 bentuk Pusat Kegiatan Nasional PKN sekaligus sebagai pendukung pengembangan kawasan perbatasan negara. 4. Pembangunan desa dan kawasan perdesaan dengan sasaran memenuhi standar pelayanan minimum desa di desa-desa tertinggal dan meningkatkan kegiatan ekonomi berbasis komoditas unggulan menuju desa mandiri. 5. Meningkatkan keterkaitan desa-kota, dengan memperkuat 3 pusat- pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah PKW atau Pusat Kegiatan Lokal PKL. 6. Dalam rangka mewujudkan kawasan perbatasan sebagai halaman depan negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman, maka akan dikembangkan 4 Pusat Kegiatan Strategis Nasional PKSN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan negara yang dapat mendorong pengembangan kawasan sekitarnya. 7. Sasaran untuk Otonomi Daerah adalah: 1 Meningkatnya proporsi penerimaan pajak dan retribusi daerah sebesar 20 untuk propinsi dan 7 untuk kabupatenkota; 2 Meningkatnya proporsi belanja modal dalam APBD propinsi sebesar 30 dan untuk KabupatenKota sebesar 30 pada tahun 2019 serta sumber pembiayaan lainnya dalam APBD; 3 Meningkatnya jumlah daerah yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian WTP sebanyak 2 provinsi dan 10 kabupatenkota di wilayah Maluku; 4 Meningkatnya kualitas dan proporsi tingkat pendidikan aparatur daerah untuk jenjang S1 sebesar 50 dan S2-S3 sebesar 5; 5 Terlaksananya diklat kepemimpinan daerah serta diklat manajemen pembangunan, kependudukan, dan keuangan daerah di seluruh wilayah Maluku sebesar 30 angkatan; 6 Meningkatnya implementasi pelaksanaan SPM di daerah, khususnya pada pendidikan, kesehatan dan infrastruktur; 7 Meningkatnya persentase jumlah PTSP sebesar 85; 8 Meningkatnya persentase jumlah perizinan terkait investasi yang dilimpahkan oleh kepala daerah ke PTSP sebesar 75; 9 Terlaksananya koordinasi pusat dan daerah melalui peningkatan peran gubernur sebagai wakil pemerintah; 10 terlaksananya sistem monitoring dan evaluasi dana transfer secara on-line di wilayah Maluku. 8. Sasaran penanggulangan bencana adalah mengurangi indeks risiko bencana pada 12 kabupatenkota sasaran Kota Ambon, Kota Ternate, Kabupaten Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, Maluku Tengah, Maluku Tenggara, Buru, Halmahera Utara, Halmahera Timur, Kota Tidore Kepulauan, Pulau Morotai dan Sula yang memiliki indeks risiko bencana tinggi, baik yang berfungsi 3-5 sebagai PKN, PKSN, PKW, Kawasan Industri maupun pusat pertumbuhan lainnya. Sehubungan dengan sasaran tersebut, diharapkan pada akhir tahun 2019, pembangunan Wilayah Kepulauan Maluku semakin meningkat. Hal ini dicerminkan dengan makin meningkatnya kontribusi PDRB wilayah Kepulauan Maluku terhadap PDB Nasional, yaitu dari sekitar 0.28 persen 2013 menjadi 0.31 persen 2019. Dengan demikian, kondisi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah Kepulauan Maluku. Secara rinci pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan dan pengangguran dalam kurun waktu 2015-2019 diwilayah Kepulauan Maluku dapat dilihat pada Tabel 3.1 sampai dengan Tabel 3.3 sebagai berikut. TABEL 3.1. SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH KEPULAUAN MALUKU PER PROVINSI TAHUN 2015-2019 Wilayah Pertumbuhan Ekonomi Persen 2015 2016 2017 2018 2019 Maluku 6.9 7.3 8.3 8.4 8.6 Maluku Utara 5.9 6.3 7.0 7.5 7.8 Sumber: Perhitungan Bappenas, 2014 TABEL 3.2. SASARAN TINGKAT KEMISKINAN WILAYAH KEPULAUAN MALUKU PER PROVINSI TAHUN 2015-2019 Wilayah Tingkat Kemiskinan Persen 2015 2016 2017 2018 2019 Maluku 18.9 17.9 16.5 15.0 13.6 Maluku Utara 6.6 6.1 5.6 5.1 4.6 Sumber: Perhitungan Bappenas, 2014 TABEL 3.3. SASARAN TINGKAT PENGANGGURAN WILAYAH KEPULAUAN MALUKU PER PROVINSI TAHUN 2015-2019 Wilayah Tingkat Pengangguran Persen 2015 2016 2017 2018 2019 Maluku 7.0 6.7 6.4 6.1 5.9 Maluku Utara 4.4 4.2 4.0 3.8 3.6 Sumber :Perhitungan Bappenas, 2014 3-6

3.5 Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Wilayah Maluku