Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan termasuk kawasan

4-15 h. Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi kebijakan shareholding pemerintah, desa, dan pihak ketiga;

4. Pengembangan kapasitas dan pendampingan aparatur

pemerintah desa dan kelembagaan pemerintahan desa secara berkelanjutan a. Sosialisasi peraturan pelaksanaan UU No.62014 tentang Desa; b. Penyediaan dan peningkatan kualitas sarana prasarana pemerintahan desa; c. Fasilitasi peningkatan kapasitas Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa BPD melalui fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan dalam i Perencanaan, pelaksanaan dan monitoring pembangunan desa, ii Pengelolaan aset dan keuangan desa, iii Pelayanan publik dan administrasi pemerintahan desa, iv Penyiapan peta desa dan penetapan batas desa secara digital; v Penataan desa; d. Menguatkan pemerintah desa, masyarakat, dan kelembagaan masyarakat dalam meningkatkan ketahanan ekonomi, sosial, lingkungan keamanan dan politik; e. Menyiapkan dan mengembangkan data dan informasi desa yang digunakan sebagai acuan bersama perencanaan dan pembangunan desa; f. Mengembangkan peran kader desa community center untuk perlindungan dan pemberdayaan buruh migran dan keluarganya.

5. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup

berkelanjutan, serta penataan ruang kawasan perdesaan termasuk di kawasan transmigrasi a. Meningkatkan pengendalian laju alih fungsi lahan pertanian dan kawasan pesisir antara lain melalui redistribusi lahan kepada petani, buruh tani, dan nelayan land reform; b. Fasilitasi penentuan tapal batas Desa yang rawan konflik; c. Menjamin hak bagi desa-desa dalam pemanfaatan, pengelolaan, dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup berskala lokal yang seimbang, berkelanjutan, dan berwawasan mitigasi bencana; d. Fasilitasi peningkatan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam mewujudkan kemandirian pangan melalui pengenalan kembali keragaman potensi pangan lokal; e. Fasilitasi peningkatan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam mewujudkan kemandirian energi melalui penggunaan dan pemeliharaan energi alternatif surya, mikro hidro; 4-16 f. Fasilitasi penyediaan sistem pertanian tadah hujan berbasis kearifan lokal; g. Rehabilitasi dan konservasi daerah pesisir, daerah aliran sungai, dan pulau-pulau kecil.

6. Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan termasuk kawasan

transmigrasi untuk mendorong keterkaitan desa-kota a. Mewujudkan sentra industri perikanan rumput laut, perikanan tangkap, perikanan budidaya terutama di kawasan Jerowaru, Keruak, Lape, dan pertanian unggulan gaharu, cendana, kemiri, mete, padi, jagung terutama di kawasan Moyo Hilir, Moyo Utara, Utan, Dompu, Soa, serta peternakan modern sapi di kawasan Ngada dan Ende; b. Mengembangkan lembaga pendukung ekonomi desa seperti bank khusus petani, koperasi, BUMDesa, dan lembaga ekonomi mikro lainnya; c. Mendorong pelaksanaan program-program investasi pembangunan perdesaan dengan pola shareholding melibatkan desa dan warga desa sebagai pemegang saham; d. Fasilitasi dan pemberian dukungan kepada masyarakat dalam mengembangkan usaha yang mendukung wisata bahari di kawasan Ende-Kelimutu dan wisata pegunungan di Rinjani.

4.5.2.3. Peningkatan Keterkaitan Kota dan Desa di Wilayah Nusa Tenggara

Peningkatan keterkaitan desa-kota di Wilayah Nusa Tenggara diarahkan dengan memperkuat sedikitnya 5 pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah PKW atau Pusat Kegiatan Lokal PKL, yaitu Kawasan Praya dan sekitarnya Provinsi NTB, Sumbawa Besar dan sekitarnya Provinsi NTB, Raba dan sekitarnya Provinsi NTB, Labuhan Bajo dan sekitarnya Provinsi NTT, serta Kawasan Ende dan sekitarnya Provinsi NTT. Kawasan-kawasan ini mencakup kawasan transmigrasi, kawasan agropolitan dan minapolitan, serta kawasan pariwisata lihat Tabel 4.6. Arah kebijakan dan strategi peningkatan keterkaitan desa- kota di Wilayah Nusa Tenggara adalah sebagai berikut:

1. Perwujudan Konektivitas antar Kota Sedang dan Kota Kecil, dan