Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional SPN Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan SPP Perwujudan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Adaptif

4-10

4. Penguatan Regulasi bagi Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim

Usaha Dalam upaya pengembangan kawasan strategis di Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara diperlukan sinergisasi dan sinkronisasi regulasi melalui strategi berikut: a Membuat regulasi terkait dengan pelimpahan kewenangan antara pusat, daerah, dan instansi terkait kepada administrator kawasan- kawasan pertumbuhan; b Memberikan pelayanan terpadu satu pintu dan penggunaan Sistem Pelayanan Informasi dan Perijinan Investasi secara Elektronik SPIPISE bidang perindustrian, perdagangan, pertanahan, penanaman modal. c Membuat regulasi terkait dengan pembagian kewenangan antar instansi dan antara KabupatenKota, provinsi, dan pusat di pusat- pusat pertumbuhan; d Melaksanakan sosialisasi terkait dengan pemanfaatan lahan sebagai peruntukan investasi. 4.5.2. Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan 4.5.2.1. Pengembangan Kawasan Perkotaan Arah kebijakan pengembangan kawasan perkotaan di Wilayah Nusa Tenggara diprioritaskan pada percepatan keterkaitan dan manfaat antar kota dan desa dengan kota, melalui Penguatan Sistem Perkotaan Nasional SPN melalui pembentukan 1 Kawasan Perkotaan Metropolitan, yaitu Kawasan Perkotaan Metropolitan Gumi Rinjani Raya Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Utara lihat tabel 4.4. Pengembangan kawasan perkotaan di Wilayah Nusa Tenggara juga diarahkan pada upaya pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar publik dan pengembangan perekonomian masyarakat yang diprioritaskan pada bidang pariwisata, pengolahan sektor primer,dan pengembangan sektor perdagangan dan jasa. Percepatan pembangunan kawasan perkotaan di Wilayah Nusa Tenggara dilakukan melalui berbagai strategi, sebagai berikut:

1. Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional SPN

a. Membentuk Kawasan perkotaan metropolitan Mataram Raya yang berperan sebagai PKN dalam rangka membangun koridor ekonomi wilayah timur Indonesia, mengurangi urbanisasi dari Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Utara, dan NTT ke Kota Mataram; 4-11 b. Meningkatkan aksesibilitas berbasis kepulauan antar PKN kawasan perkotaan Sarbagita, PKW Praya, Raba, dan Sumbawa Besar, dan PKL Ende disekitar Kota Mataram melalui penyediaan simpul transportasi terutama laut dan udara; c. Mengembangkan konektivitas dengan Pulau Bali pada sektor unggulan pariwisata.

2. Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan SPP

untuk mewujudkan kota layak huni yang aman dan nyaman pada pada kawasan Metropolitan Mataram Raya dan Kota Sedang di Wilayah Nusa Tenggara a. Mempercepat pemenuhan dan peningkatan pelayanan sarana prasarana permukiman; b. Meningkatkan aksesibilitas antar kota melalui penyediaan sarana transportasi umum antarmoda khususnya transportasi laut dan darat secara terpadu dan optimal sebagai penghubung Nusa Tenggara Bagian Barat dan Bagian Timur; c. Menyediakan sarana prasarana pemerintahan dan ekonomi, khususnya di sektor perdagangan dan jasa serta pariwisata yang mampu mengakomodasi kegiatan koperasi, UMKM, industri pengolahan kecil dan menengah; d. Menyediakan sarana pengolahan perindustrian khususnya industri pengolahan untuk mengakomodasi dan mengembangkan kawasan perindustrian yang sudah ditetapkan; e. Menyediakan pelayanan prasarana sarana kesehatan, pendidikan, sosial budaya, dan keamanan kota serta meningkatkan modal sosial masyarakat serta memberikan rasa aman dan tentram bagi masyarakat kota.

3. Perwujudan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Adaptif

terhadap Bencana a. Mewujudkan penyelenggaraan ruang yang efisien dan berkeadilan serta ramah lingkungan; b. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam upaya adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan mitigasi bencana urban resilience. c. Membangun infrastruktur kota dalam upaya adaptasi dan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim dan bencana; d. Mengembangkan dan menerapkan konsep kota hijau melalui: green openspace ruang terbuka hijau, green waste pengelolaan sampah dan limbah melalui 3R untuk pengurangan tingkat 4-12 pencemaran di darat, laut, dan udara, pemanfaatan energi alternatif dan terbarukan, pemanfaatan daur ulang.

4. Perwujudan Kota Cerdas dan Daya Saing Kota