3-12
e. Mengembangkan dan menyediakan pusat data informasi
perkotaan terpadu yang mudah diakses melalui penyediaan peta kota dan kawasan perkotan dan updating data base
perkotaan;
f. Meningkatkan peran swasta, organisasi masyarakat, dan
organisasi profesi secara aktif, baik dalam forum dialog perencanaan dengan pemerintah dan masyarakat perkotaan,
maupun dalam pembangunan kota berkelanjutan, seperti: pembangunan infrastruktur perkotaan maupun masukan
terhadap rencana tata ruang kota.
3.5.2.2 Pengembangan Kawasan Desa dan Kawasan Perdesaan
Sesuai amanat UU No. 6 Tahun 2014, arah kebijakan pengembangan desa dan kawasan perdesaan di Wilayah Kepulauan
Maluku adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui
pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, membangun potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumberdaya alam
dan lingkungan secara berkelanjutan. Pembangunan desa dan kawasan perdesaan diarahkan pula untuk membangun keterkaitan ekonomi lokal
antara perkotaan dan perdesaan melalui integrasi perdesaan mandiri pada 3 kawasan pertumbuhan, yang secara rinci dapat dilihat pada Tabel
3.5. Dalam rangka percepatan pembangunan desa dan kawasan perdesaan termasuk di kawasan perbatasan, daerah tertinggal, serta
pulau-pulau kecil terluar di Wilayah Kepulauan Maluku akan dilakukan:
1. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa termasuk
permukiman transmigrasi sesuai dengan kondisi geografisnya
a. Membangun sarana dan prasarana dasar perumahan khususnya
sarana prasarana air bersih di desa-desa di pulau-pulau terluar;
b. Membangun sarana dan prasarana pendidikan, khususnya
sekolah dasar dan sekolah menengah dengan asrama di Kepulauan Aru, Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Babar, Pulau-
Pulau Terselatan, Pulau Buru, Pulau Seram Bagian Timur;
c. Membangun sarana prasarana kesehatan pos kesehatan desa,
pustu, puskesmas keliling di desa tertinggal dan berkembang termasuk desa-desa di pulau-pulau kecil terluar;
d. Meningkatkan distribusi tenaga pendidik dan tenaga kesehatan di
desa tertinggal dan berkembang termasuk desa-desa di pulau- pulau kecil terluar;
e. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana jalan dan
transportasi, baik darat, air, maupun udara yang mendukung
3-13
konektifitas antar pulau seperti pelabuhan lokal Namlea, Waplau, Ilath, Masarete, Parang, dan Kota Tua;
f. Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan listrik dan jaringan
telekomunikasi khususnya di pulau-pulau kecil terluar dan desa- desa terpencil yang berada di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku
Tenggara, Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, Buru dan Buru Selatan.
2. Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha
masyarakat Desa termasuk permukiman transmigrasi
a. Memberikan dukungan bagi masyarakat miskin dan rentan
melalui penyediaan lapangan usaha, dana bergulir, dan jaminan sosial bagi masyarakat desa;
b. Revitalisasi dan penguatan peran lembaga lokal dalam
memberdayakan masyarakat miskin dan rentan;
c. Memberikan jaminan terhadap pasokan energi bagi kegiatan
ekonomi nelayan dan bantuan permodalan khususnya bagi nelayan di wilayah perbatasan;
d. Mendukung terwujudnya desa mandiri benih dengan
meningkatkan ketersediaan sarana prasarana produksi benih, pupuk, jaringan irigasi, armada perikanan, alat tangkap, bahan
bakar, sistem informasi nelayan, pasca panen, pengolahan, dan pasar desa;
e. Meningkatkan keberdayaan petani dan nelayan dalam
memanfaatkan teknologi bio-energi, biofloc;
f. Rehabilitasi, revitalisasi, dan pengembangan jaringan irigasi dan
pembangunan bendungan khususnya di wilayah Maluku Utara. 3.
Pembangunan sumber
daya manusia,
peningkatan keberdayaan,
dan pembentukan
modal sosial
budaya masyarakat Desa termasuk permukiman transmigrasi
a. Meningkatkan keberdayaan masyarakat perdesaan, melalui
fasilitasi dan pendampingan pengembangan kewirausahaan;
b. Menguatkan lembaga adat dan Desa Adat, pengakuan dan
perlindungan hak-hak
masyarakat adat
sesuai dengan
perundangan yang berlaku;
c. Menguatkan peran pemuda, perempuan, dan kaum marjinal
dalam perekonomian, pendidikan, dan pembangunan desa; d.
Meningkatkan peran dan kapasitas tenaga kesehatan lokal dukun beranak, khususnya di desa-desa di pulau-pulau kecil terluar;
3-14
e. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat di desa tertinggal termasuk desa-desa di pulau-pulau terluar;
f. Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi
kebijakan shareholding pemerintah, desa, dan pihak ketiga. 4.
Pengembangan kapasitas dan pendampingan aparatur pemerintah desa dan kelembagaan pemerintahan desa secara
berkelanjutan a.
Sosialisasi peraturan pelaksanaan UU No.62014 tentang Desa;
b. Meningkatkan kapasitas pemerintah desa dan Badan
Permusyawaratan Desa melalui fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan dalam i Perencanaan, pelaksanaan dan
monitoring pembangunan desa, ii Pengelolaan aset dan keuangan desa, iii Pelayanan publik dan administrasi
pemerintahan desa, iv Penyiapan peta desa dan penetapan batas desa secara digital; serta v Penataan desa;
c. Menguatkan pemerintah desa, masyarakat, dan kelembagaan
masyarakat dalam meningkatkan ketahanan ekonomi, sosial, lingkungan keamanan dan politik;
d. Menyiapkan dan mengembangkan data dan informasi desa yang
digunakan sebagai
acuan bersama
perencanaan dan
pembangunan desa. 5.
Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup berkelanjutan, serta penataan ruang kawasan perdesaan
termasuk di kawasan transmigrasi
a. Menjamin pelaksanaan distribusi lahan kepada desa dan
distribusi hak atas tanah bagi petani, buruh lahan, dan nelayan;
b. Menata ruang kawasan perdesaan untuk menekan laju alih fungsi
lahan pertanian,
hutan, dan
kawasan pesisir
secara
berkelanjutan;
c. Fasilitasi peningkatan kesadaran dan kemampuan masyarakat
dalam pemanfaatan, pengelolaan, dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang seimbang, berkelanjutan, dan
berwawasan mitigasi bencana;
d. Revitalisasi dan penguatan peran lembaga lokal dalam adaptasi
terhadap perubahan iklim untuk mendukung penghidupan berkelanjutan;
3-15
e. Mengembangkan sistem pengelolaan pesisir laut yang
berkelanjutan SASI yang telah ada sebagai usaha mewujudkan kemandirian pangan;
f. Rehabilitasi dan konservasi daerah aliran sungai, daerah pesisir,
dan pulau-pulau kecil. 6.
Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan termasuk kawasan transmigrasi untuk mendorong keterkaitan desa-kota
a. Mewujudkan Maluku sebagai lumbung ikan nasional dengan
mengembangkan sentra-sentra industri perikanan di kawasan Morotai, Ambon, Banda, Wahai Seram Utara, Tual, Dobo,
Saumlaki, Kotania Seram Bagian Barat, Namrole dan Klishatu Maluku Barat Daya, dan sentra pertanian tanaman lokal padi,
sagu, jagung, rumput laut.
b. Meningkatkan akses masyarakat desa terhadap modal usaha,
pemasaran dan informasi pasar; c.
Mendukung kegiatan perikanan masyarakat dengan penjaminan mutu benih unggul dan penguatan unit pembenihan rakyat;
d. Mengembangkan lembaga pendukung ekonomi desa seperti
koperasi, BUMDesa, dan lembaga ekonomi mikro lainnya; e.
Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pengelolaan migas serta mendorong pengembangan industri pengolahan
migas oleh masyarakat; f.
Mengembangkan kerjasama antar desa, antar daerah, dan antar
pemerintah-swasta, termasuk dalam pengelolaan BUMDesa. 3.5.2.3
Peningkatan Keterkaitan Kota-Desa di Wilayah Kepulauan Maluku
Peningkatan keterkaitan desa-kota di Wilayah Maluku diarahkan dengan memperkuat sedikitnya 3 pusat pertumbuhan, yaitu kawasan
Morotai dan sekitarnya Provinsi Maluku Utara, Maba dan sekitarnya Provinsi Maluku Utara, serta Bula dan sekitarnya Provinsi Maluku.
Kawasan-kawasan ini mencakup kawasan transmigrasi, kawasan agropolitan dan minapolitan, serta kawasan pariwisata lihat Tabel 3.5.
Arah kebijakan dan strategi peningkatan keterkaitan desa-kota di Wilayah Maluku adalah sebagai berikut:
1. Perwujudan Konektivitas antar Kota Sedang dan Kota Kecil, dan