Penataan Ruang Wilayah Kalimantan A.

6-45

6.5.5 Penataan Ruang Wilayah Kalimantan A.

Arah Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Pulau Kalimantan 1. Kebijakan mewujudkan pusat pengembangan kawasan perkotaan nasional: a. Pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan kepala sawit, karet, dan hasil hutan; b. Pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas bumi; c. Pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai kota tepi air waterfront city; dan d. Pengembangan prasarana dan sarana perkotaan berbasis mitigasi bencana banjir. 2. Kebijakan mewujudkan jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan keterkaitan antarwilayah, efisiensi ekonomi, serta membuka keterisolasian wilayah dilakukan melalui pengembangan jaringan transportasi antarmoda yang terpadu dan efisien untuk menghubungkan kawasan produksi komoditas unggulan menuju bandar udara danatau pelabuhan, dan antarkawasan perkotaan, serta membuka keterisolasian wilayah. 3. Kebijakan mewujudkan kelestarian kawasan konservasi keanekaragaman hayati dan kawasan berfungsi lindung yang bervegetasi hutan tropis basah paling sedikit 45 persen dari luas Pulau Kalimantan sebagai Paru-paru Dunia meliputi: a. Pelestarian kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati tumbuhan dan satwa endemik kawasan; b. Pengembangan koridor ekosistem antarkawasan konservasi; c. Pemantapan kawasan berfungsi lindung dan rehabilitasi kawasan berfungsi lindung yang terdegradasi; dan d. Pengendalian kegiatan budi daya yang berpotensi mengganggu kawasan berfungsi lindung; e. Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan berbasis DAS; f. Rehabilitasi hutan dan lahan di dalam Kesatuan Pengelolaan Hutan KPH dan DAS dengan mempertimbangkan morfologi tanah, curah hujan, kondisi geologi, dan jenis tanamannya. g. Internalisasi Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu RPDAST yang sudah disahkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah yang bersangkutan. 6-46 4. Kebijakan mewujudkan swasembada pangan dan lumbung pangan nasional melalui pengembangan sentra pertanian tanaman pangan dan sentra perikanan yang didukung dengan industri pengolahan dan industri jasa untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional. 5. Kebijakan mewujudkan kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan dan pintu gerbang negara yang berbatasan dengan Negara Malaysia dengan memperhatikan keharmonisan aspek kedaulatan, pertahanan dan keamanan negara, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan hidup meliputi: a. Percepatan pengembangan Kawasan Perbatasan negara dengan pendekatan pertahanan dan keamanan, kesejahteraan masyarakat, serta kelestarian lingkungan hidup; dan b. Pemertahanan eksistensi 4 empat pulau kecil terluar yang meliputi Pulau Sebatik, Pulau Gosong Makassar, Pulau Maratua, dan Pulau Sambit sebagai titik-titik garis pangkal kepulauan Indonesia. 6. Kebijakan pengembangan Kawasan Strategis Nasional KSN meliputi: a. Pengembangan KSN Perbatasan dalam rangka peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara; dan b. Pengembangan KSN untuk meningkatkan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian nasional yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian internasional.

B. Strategi Penataan Ruang Wilayah Pulau Kalimantan

I. Struktur Ruang Pulau Kalimantan

1. Strategi untuk arah kebijakan pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan kepala sawit, karet, dan hasil hutan meliputi: a. Mengembangkan industri pengolahan lanjut kelapa sawit, karet, dan hasil hutan yang berdaya saing dan ramah lingkungan; dan b. Mengembangkan prasarana dan sarana untuk kelancaran distribusi hasil perkebunan kepala sawit, karet danatau hasil hutan. 2. Strategi pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas bumi meliputi: a. Mengembangkan kawasan industri pengolahan hasil pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas bumi yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu; 6-47 b. Mengembangkan prasarana dan sarana untuk kelancaran distribusi hasil pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas bumi. 3. Strategi pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai kota tepi air waterfront city meliputi: a. Mengembangkan pusat kegiatan ekonomi di kawasan perkotaan yang berdekatan menghadap badan air; dan b. Mengembangkan jaringan transportasi sungai yang didukung dengan prasarana dan sarana yang memadai. 4. Strategi pengembangan prasarana dan sarana perkotaan berbasis mitigasi bencana banjir dilakukan dengan menata kawasan perkotaan yang adaptif terhadap ancaman bencana banjir. 5. Strategi untuk arah kebijakan pengembangan jaringan transportasi antarmoda yang terpadu dan efisien untuk menghubungkan kawasan produksi komoditas unggulan menuju bandar udara danatau pelabuhan, dan antarkawasan perkotaan, serta membuka keterisolasian wilayah meliputi: a. Mengembangkan jaringan jalan danatau jalur kereta api secara terpadu untuk menghubungkan kawasan perkotaan sebagai pusat pertumbuhan dengan sentra produksi komoditas unggulan dan pelabuhan danatau bandar udara; b. Mengembangkan pelabuhan dan bandar udara yang terpadu dengan jaringan jalan, transportasi sungai dan penyeberangan; c. Mengembangkan alur-alur pelayaran untuk menjangkau pusat pertumbuhan dan pusat permukiman di wilayah pedalaman; dan d. Meningkatkan fungsi terusan yang menghubungkan antaralur pelayaran sungai. Prioritas lokasi pengembangan pusat kegiatan pada periode 2015-2019 dapat dilihat pada Tabel 6.11. TABEL 6.11 PRIORITAS LOKASI PENGEMBANGAN PUSAT KEGIATAN PULAU KALIMANTAN PERIODE 2015-2019 Provinsi Pusat Kegiatan dalam RTRWN PKN PKW PKSN Kalimantan Barat Pontianak IC1 Mempawah IIB Entikong IIA2 Singkawang IC1 Paloh – Aruk IIA2 Sambas IA1 Jagoibabang IA2 6-48 Provinsi Pusat Kegiatan dalam RTRWN PKN PKW PKSN Ketapang IB Nangabadau IA2 Putussibau IA2 Jasa IIA2 Entikong IA1 Sanggau IC1 Sintang IIC1 Kalimantan Tengah Palangka Raya IC1 Kuala Kapuas IIC1 Pangkalan Bun IC1 Buntok IIC1 Muara Teweh IIC1 Sampit IIC1 Kalimantan Selatan Banjarmasin IC1 Amuntai IIB Martapura IIB Marahaban IIB Kotabaru IIC1 Kalimantan Timur Kawasan Perkotaan Samarinda- Balikpapan- Bontang IC1 Tanjung Redeb IC1 Long Midang IA2 Sangata IB Long Pahangai IIA2 Long Nawan IIA2 Tanlumbis Tanlumbis IIB Sungai Nyamuk IIC2 Sanga-sanga IIC2 Tanah Grogot IIC1 Sendawar IIC2 Kalimantan Utara Tarakan IC1 Tenggarong IB Tanjung Selor IIC1 Nunukan IB Malinau IIC1 Nunukan IA2 Simanggaris IA2 Tarakan Sumber: Data diolah, Bappenas, 2014.

II. Pengembangan Kawasan Lindung

1. Strategi penataan ruang pelestarian kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati tumbuhan dan satwa endemik kawasan dengan mempertahankan dan merehabilitasi luasan kawasan 6-49 konservasi yang memiliki keanekaragaman hayati tumbuhan dan satwa endemik kawasan. 2. Strategi penataan ruang untuk pengembangan koridor ekosistem antarkawasan konservasi meliputi: a. Mengendalikan pemanfaatan ruang kawasan budi daya yang berfungsi sebagai koridor ekosistem; dan b. Membatasi perkembangan kawasan permukiman pada wilayah yang berfungsi sebagai koridor ekosistem. 3. Strategi penataan ruang untuk pemantapan kawasan berfungsi lindung dan rehabilitasi kawasan berfungsi lindung yang terdegradasi dengan mempertahankan luasan dan melestarikan kawasan bergambut untuk menjaga sistem tata air alami dan ekosistem kawasan. 4. Strategi penataan ruang untuk pengendalian kegiatan budi daya yang berpotensi mengganggu kawasan berfungsi lindung meliputi: a. Mempertahankan permukiman masyarakat adat dan menyediakan akses bagi masyarakat adat yang tidak mengganggu kawasan berfungsi lindung; dan b. Mengendalikan kegiatan pemanfaatan ruang di bagian hulu wilayah sungai WS, kawasan hutan lindung, kawasan resapan air, dan kawasan konservasi.

III. Pengembangan Kawasan Budidaya

1. Strategi penataan ruang pengembangan sentra pertanian tanaman pangan dan sentra perikanan yang didukung dengan industri pengolahan dan industri jasa untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional meliputi: a. Mengembangkan sentra pertanian tanaman pangan di kawasan andalan dengan sektor unggulan pertanian untuk ketahanan pangan; b. Mengembangkan sentra produksi perikanan dengan memperhatikan potensi lestari; dan c. Mendorong pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan dan perikanan. 2. Strategi percepatan pengembangan Kawasan Perbatasan negara dengan pendekatan pertahanan dan keamanan, kesejahteraan masyarakat, serta kelestarian lingkungan hidup meliputi: a. Mengembangkan dan meningkatkan fungsi PKSN sebagai pusat kegiatan pertahanan keamanan negara, pertumbuhan ekonomi, 6-50 pintu gerbang internasional, serta simpul transportasi di kawasan perbatasan negara dengan Negara Malaysia; dan b. Mengembangkan prasarana dan sarana transportasi untuk meningkatkan aksesibilitas di kawasan perbatasan. 3. Strategi pemertahanan eksistensi 4 empat pulau kecil terluar yang meliputi Pulau Sebatik, Pulau Gosong Makassar, Pulau Maratua, dan Pulau Sambit sebagai titik-titik garis pangkal kepulauan Indonesia meliputi: a. Mengembangkan prasarana dan sarana transportasi penyeberangan untuk meningkatkan akses dari dan ke Pulau Sebati, Pulau Maratua, dan Pulau Sambit; dan b. Mengembangkan prasarana sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan air baku di Pulau Sebatik, Pulau Maratua, dan Pulau Sambit.

IV. Pengembangan Kawasan Strategis Nasional

Dalam rangka pengembangan KSN, dikembangkan 5 lima KSN yang mendukung pengembangan wilayah di Pulau Kalimantan. Strategi pengembangan KSN di Pulau Kalimantan dapat dilihat pada Tabel 6.12. TABEL 6.12 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL DI PULAU KALIMANTAN No KSN Tipe Strategi KL 1 Kawasan Perbatasan Kalimantan Sudut Kepentingan Pertahanan dan Keamanan Mengembangkan prasarana dan sarana Kawasan Perbatasan Negara secara sinergis di Kalimantan  Kementerian Agraria dan Tata Ruang  BNPP  Kementerian PU dan Perumahan Rakyat  Kementerian Perhubungan 2 Kawasan Perkotaan Metropolitan Banjarmasin- Banjarbaru- Banjar-Barito Kuala Tanah Laut Banjar Kepentingan Ekonomi Pengembangan Kawasan Perkotaan Banjar Bakula sebagai Pusat orientasi pelayanan berskala internasional Pusat  Kementerian Agraria dan Tata Ruang  Bappenas  Kementerian Koordinator Perekonomian 6-51 No KSN Tipe Strategi KL Bakula pertumbuhan dan sentra pengolahan hasil produksi bagi pembangunan kawasan perkotaan inti dan kawasan perkotaan di sekitarnya Sumber: Data diolah, Bappenas, 2014.

6.5.6 Tata Kelola Pemerintah Daerah dan Otonomi Daerah