Pengembangan Kawasan Perdesaan dan Transmigrasi

3-25 a. Peningkatan kualitas aparatur daerah khususnya pada pemenuhan SPM pada bidang pendidikan, kesehatan, listrik, informasi, dan telekomunikasi di daerah tertinggal dari aspek perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian; b. Pengembangan dan peningkatan sarana pendidikan kejuruan, politeknik kelautan dan perikanan di bagian utara, tengah, dan tenggara wilayah Maluku; c. Pengembangan pusat informasi pemasaran serta teknologi, pendidikan, pelatihan untuk menunjang pengembangan SDM pelaku usaha khususnya sektor perkebunan dan perikanan laut; d. Pengembangan Balai Pelatihan Kerja dan Kewirausahaan; e. Pengembangan keterampilan pengolahan pangan dan perikanan.

5. Penguatan Regulasi dan Insentif

Dalam upaya mendukung percepatan pembangunan daerah tertinggal, bentuk afirmasi yang lebih nyata dan konkrit dilakukan dengan evaluasi terhadap harmonisasi regulasi untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif melalui pelaksanaan prioritas program sebagai berikut: a. Harmonisasi kebijakan, program, dan kegiatan daerah untuk percepatan pembangunan daerah tertinggal; b. Koordinasi dan sinkronisasi antara pemerintah dengan pemerintah daerah dan antar-SKPD dalam penyelenggaraan program pembangunan di daerah; c. Pemberian insentif untuk pihak swasta dalam proses pengembangan usaha di daerah tertinggal; d. Tunjangan khusus penyuluh pertanian.

6. Pembinaan Daerah Tertinggal Terentaskan

Pembinaan daerah tertinggal yang terentaskan melalui penguatan kapasitas kelembagaan pemerintahan daerah dan peningkatan kapasitas SDM.

7. Pengembangan Kawasan Perdesaan dan Transmigrasi

Mendukung pengembangan kawasan perdesaan dan transmigrasi sebagai upaya pengurangan kesenjangan antarwilayah. Dalam proses pembangunan kedepan, diharapkan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru dapat mendukung upaya percepatan pembangunan daerah tertinggal dan pengembangan kawasan perdesaan. 3 -26 GAMBAR 3.3. PETA SEBARAN DAERAH TERTINGGAL WILAYAH KEPULAUAN MALUKU RPJMN 2015-2019 3 -27 TABEL 3.6 PROFIL DAERAH TERTINGGAL WILAYAH MALUKU 3-28 3-29 Pada periode RPJMN 2010-2014 wilayah wilayah Maluku terdiri dari 2 provinsi dengan total 21 kabupatenkota, dimana 61,90 persen atau 13 kabupaten masuk dalam kategori daerah tertinggal. Indeks Pembangunan Manusia IPM di wilayah ini sebesar 69,77, berada dibawah target IPM rata-rata nasional di daerah tertinggal dalam RPJMN 2010-2014 sebesar 72,2. Pertumbuhan ekonomi sebesar 6,86 persen, jauh dari target yang diharapkan pada RPJMN 2010-2014, sebesar 7,1 persen. Angka kemiskinan di daerah tertinggal wilayah Maluku masih sebesar 18,65 persen, jauh dari target Angka Kemiskinan secara nasional di daerah tertinggal dalam RPJMN 2010-2014, sebesar 14,2 persen. Dalam periode RPJMN 2010-2014 di Wilayah Kepulauan Maluku telah ditetapkan 15 kabupaten tertinggal yang menjadi lokus agenda percepatan pembangunan daerah tertinggal. Pada akhir tahun 2014 terdapat 2 kabupaten tertinggal yang dapat terentaskan. Akan tetapi, terdapat 1 kabupaten dengan status Daerah Otonom Baru DOB hasil pemekaran yang masuk kategori daerah tertinggal yaitu Kabupaten Pulau Taliabu. Dengan demikian pada periode RPJMN 2015-2019 jumlah daerah tertinggal di Maluku diperkirakan sebanyak 14 kabupaten. Pada akhir periode RPJMN 2015-2019 ditargetkan sebanyak 11 kabupaten tertinggal dapat terentaskan.

3.5.3.2 Pengembangan Kawasan Perbatasan

Arah kebijakan Pengembangan Kawasan Perbatasan di Wilayah Kepulauan Maluku difokuskan untukmeningkatkan peran kawasan perbatasan sebagai halaman depan negara yang maju dan berdaulat dengan negara Australia, Palau, dan RDTL. Fokus Pengembangan Kawasan Perbatasan di Wilayah Kepulauan Maluku diarahkan pada pengembangan Pusat Kegiatan Strategis Nasional PKSN di Wilayah Maluku, yaitu PKSN Saumlaki, Dobo, Ilwaki, dan Daruba, serta mempercepat pembangunan di Kecamatan Lokasi Prioritas Lokpri tahun 2015-2019. Strategi pengembangan kawasan perbatasan diarahkan untuk mewujudkan kemudahan aktivitas masyarakat kawasan perbatasan dalam berinteraksi dengan negara tetangga dan pengelolaan sumber daya laut untuk menciptakan kawasan perbatasan yang berdaulat. Strategi tersebut dilakukan sebagai berikut: 3-30

1. Penguatan Pengelolaan Dan Fasilitasi Penegasan, Pemeliharaan