Internalisasi Pengurangan Risiko Bencana dalam Kerangka Penurunan tingkat kerentanan terhadap bencana, melalui:

3-35 TABEL 3.7. DAFTAR LOKASI PRIORITAS PENGEMBANGAN KAWASAN PERBATASAN WILAYAH KEPULAUAN MALUKU No. Kabupaten Kecamatan Lokasi Prioritas 1 Kab. Morotai Morotai Selatan, Morotai Jaya, Morotai Utara, Morotai Barat, Morotai Timur 2 Kab. Maluku Tenggara Barat Tanimbar Selatan, Selaru, Wertamrian, Kormomolin, Nirunmas, Tanimbar Utara, Yaru 3 Kab. Maluku Barat Daya Wetar, Pulau-Pulau Terselatan, Pulau Leti, Moalakar 4 Kab. Kepulauan Aru Aru Tengah Selatan, Aru Selatan, Aru Selatan Timur Sumber : Bappenas, 2014

3.5.4 Penanggulangan Bencana

Wilayah Kepulauan Maluku terdiri dari Provinsi Maluku yang berada diujung patahan Sorong, dan Provinsi Maluku Utara yang sebagian besar 76,27 persen merupakan wilayah perairan laut. Di Kepulauan Maluku terdapat 11 gunung, beberapa diantaranya merupakan gunung api aktif seperti Gunung Gamalama, Gunung Gamkonora dan Gunung Ibu. Jenis ancaman bencana alam yang sering terjadi di Kepulauan Maluku adalah banjir, longsor, gempa bumi, tsunami, cuaca ekstrim dan abrasi. Berdasarkan DIBI yang merekam kejadian bencana tahun 1815- 2014, berbagai kejadian bencana di Kepulauan Maluku telah mengakibatkan 3.514 orang meninggal dunia, 2.969 orang luka-luka, 213 orang hilang, 71.687 mengungsi dan 3.319 rumah hancurrusak. Dalam mendukung pengembangan wilayah Kepulauan Maluku, maka arah kebijakan penanggulangan bencana adalah mengurangi indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan dan meningkatkan ketangguhan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam menghadapi bencana. Strategi untuk melaksanakan arah kebijakan tersebut adalah:

1. Internalisasi Pengurangan Risiko Bencana dalam Kerangka

Pembangunan Berkelanjutan, melalui: a. Pengenalan, pengkajian dan pemantauan risiko bencana melalui penyusunan kajian dan peta risiko skala 1:50.000 pada kabupaten sasaran dan skala 1:25.000 di kota sasaran. b. Integrasi kajian dan peta risiko bencana dalam penyusunan dan review RTRW ProvinsiKabupaten Kota. c. Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana dan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana RAD PRB berdasarkan kajian dan peta risiko di Kota Ambon, Kota Ternate, Kabupaten 3-36 Seram Bagian Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Pulau Morotai, dan menjadi masukan untuk penyusunan RPJMD KabKota. d. Penyusunan rencana kontinjensi pada kabupatenkota sasaran sebagai panduan kesiapsiagaan dan operasi tanggap darurat dalam menghadapi bencana banjir, longsor, gempa bumi dan tsunami di Kota Ambon, Kota Ternate Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Pulau Morotai.

2. Penurunan tingkat kerentanan terhadap bencana, melalui:

a. Mendorong dan menumbuhkan budaya sadar bencana dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kebencanaan di 12 kabupatenkota sasaran di wilayah Kepulauan Maluku. b. Meningkatkan sosialisasi dan diseminasi pengurangan risiko bencana kepada masyarakat yang difokuskan di 12 kabupatenkota sasaran di wilayah Kepulauan Maluku. c. Bekerjasama dengan mitra pembangunan, OMS dan dunia usaha untuk mengurangi kerentanan sosial dan ekonomi masyarakat di 12 kabupatenkota sasaran di wilayah Kepulauan Maluku dengan memperhatikan karakteristik lokal. d. Peningkatan kualitas hidup masyarakat di daerah pasca bencana, melalui percepatan penyelesaian rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pasca bencana alam banjir bandang di Way Ela Kabupaten Maluku Tengah dan daerah pasca bencana alam lainnya. e. Pemeliharaan, penataan bangunan dan lingkungan di sekitar daerah aliran sungai DAS Wae Hatu Merah Apur Efir maupun daerah rawan bencana alam lainnya. f. Membangun dan menumbuhkan kearifan lokal dalam upaya pengurangan risiko bencana gempa bumi, banjir, longsor dan letusan gunung api.

3. Peningkatan kapasitas penyelenggaraan penanggulangan