Perwujudan Kota Cerdas dan Daya Saing Kota Kebijakan untuk Meningkatkan Kapasitas Tata Kelola

4-12 pencemaran di darat, laut, dan udara, pemanfaatan energi alternatif dan terbarukan, pemanfaatan daur ulang.

4. Perwujudan Kota Cerdas dan Daya Saing Kota

a. Mengembangkan pencitraan kota city branding melalui produk unggulan, SDM unggulan dan memiliki karakter sosial budaya lokal yakni potensi pariwisata; b. Meningkatkan jumlah tenaga kerja ahli dan terampil melalui penyediaan sarana prasarana pendidikan tinggi dan pelatihan kejuruan higher education and vocational training di bidang pariwisata agar memiliki daya saing dan kemampuan memasarkan produk unggulan pertanian ; c. Menyediakan layanan publik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan seluruh sektor dalam bentuk e-government pada sektor pemerintahan, e-commerce pada sektor perdagangan, e-procurement atau lelang elektronik d. Menyediakan layanan publik serta perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan sarana prasarana kota melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi TIK dalam bentuk e- government dan e-commerce; e. Mengembangkan pasar keuangan dalam bentuk penyediaan kredit lunak kepada industri kecil, koperasi dan UMKM.

5. Kebijakan untuk Meningkatkan Kapasitas Tata Kelola

Pembangunan Perkotaan a. Mewujudkan sistem, peraturan dan prosedur dalam birokrasi kepemerintahan kota yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat kota; b. Meningkatkan kapasitas pemimpin kota yang visioner dan kapasitas aparatur pemerintah dalam membangun dan mengelola kota berkelanjutan, baik melalui kota layak dan nyaman, kota hijau, maupun kota cerdas, melalui pendidikan, pelatihan dan pembinaan secara bersikenambungan; c. Menyederhanakan proses perijinan dan berusaha bagi para pelaku ekonomi termasuk Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP; d. Membangun dan mengembangkan kelembagaan dan kerjasama pembangunan antar kota, untuk mewujudkan kota berkelanjutan; e. Mengembangkan dan menyediakan pusat data informasi perkotaan terpadu yang mudah diakses; f. Meningkatkan peran swasta, organisasi masyarakat, dan organisasi profesi secara aktif, baik dalam forum dialog perencanaan dengan pemerintah dan masyarakat perkotaan, maupun dalam pembangunan kota berkelanjutan, seperti: 4-13 pembangunan infrastruktur perkotaan maupun masukan terhadap rencana tata ruang kota.

4.5.2.2 Pengembangan Desa dan Kawasan Perdesaan

Sesuai amanat UU No. 6 Tahun 2014, arah kebijakan pengembangan desa dan kawasan perdesaan di Wilayah Nusa Tenggara adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, membangun potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Pembangunan desa dan kawasan perdesaan diarahkan pula untuk membangun keterkaitan ekonomi lokal antara perkotaan dan perdesaan melalui integrasi perdesaan mandiri pada 4 kawasan pertumbuhan, yang secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.5. Dalam rangka percepatan pembangunan desa dan kawasan perdesaan termasuk di kawasan perbatasan, daerah tertinggal, kawasan transmigrasi, serta pulau-pulau kecil terluar di Wilayah Nusa Tenggara akan dilakukan:

1. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa termasuk