Tokoh-Tokoh Besar Tarekat
Tokoh-Tokoh Besar Tarekat
Wali-wali terbesar di India adalah tokoh sufi yang menyebarkan ajaran tasawuf di India dan mereka menjadi acuan dalam proses penciptaan legenda tokoh-tokoh keramat lain yang lebih rendah derajatnya.
Sufi yang pertama adalah Hujw r (wafat sekitar 1070 di Lahore) yang berasal dari Afghanistan. Dia datang ke India bersama para penyerbu Ghazna, yang menaklukkan daerah aliran Sungai Indus (kini Pakistan) pada awal abad ke-11. Dialah yang pertama kali menulis suatu karya tentang ajaran sufi dalam bahasa Parsi dan dialah yang memberikan definisi tertulis tertua di India tentang wali dan peranannya:
India 247
Allah memiliki wali-wali yang secara khusus dikaruniai dengan kasih sayang-Nya; Dia telah memilih mereka dan menjadikan mereka pemimpin Kerajaan-Nya. Dia telah mengutamakan mereka dengan memberikan karomah (kar m t) kepada mereka; Dia juga menyucikan mereka dari sifat- sifat buruk (…). Allah menjadikan para wali pemimpin seluruh dunia; mereka mengabdikan diri sepenuhnya kepada urusan-Nya; mereka tidak lagi menuruti nafsu duniawi. Adanya para wali membawa rahmat, sehingga hujan pun turun; berkat hidup mereka yang suci maka tanaman-tanaman pun tumbuh; dan berkat kekuatan spiritual mereka maka umat Islam berjaya dalam peperangan melawan kaum kafir. (Hujw r 1936, hlm. 212-213)
Hujw r senantiasa dihormati sejak kematiannya. Dia adalah wali pelindung umat Islam di India. Pada Abad Pertengahan, semua tokoh yang hendak berperang menaklukkan musuhnya di India biasa berziarah ke makamnya agar diberkati dengan kemenangan.
Pada rentang waktu antara akhir abad ke-12 dan awal abad ke-14 muncul berbagai dinasti raja-raja Islam yang membangun ibu kota baru di Delhi. Mereka membentuk kerajaan besar Islam yang pertama yaitu Kesultanan Delhi, yang pada suatu saat pernah menguasai hampir seluruh anak benua India. Selama periode itu tampil tokoh-tokoh sufi termasyhur yang merintis tarekat pertama, seperti tarekat Cisytiyah yang hingga kini merupakan tarekat terbesar di India, dan tarekat Suhrawardiyah. Para mubalig yang paling aktif dari kedua tarekat ini telah menjadi wali-wali India yang utama. Makam mereka menjadi tujuan para peziarah di India dan membentuk kerangka geografi religius di kawasan anak benua tersebut. Tempat ziarah untuk tarekat Cisytiyah di utara adalah makam Quthbu’d-
D n (wafat 1236 di Delhi), Far du’d-D n (wafat 1265 di Pak-Pattan), dan Nizh mud-D n (wafat 1325 di Delhi); sedangkan di Dekkan adalah makam Ges ūdar j (wafat 1422 di Gulbarga). Bagi pengikut tarekat Suhrawardiyah, Bah u’d-D n Zakary , yang dimakamkan di Multan tahun 1249 tetap merupakan wali utama. Di bawah sultan-sultan lokal yang berkuasa setelah runtuhnya Kesultanan Dehli, antara akhir abad ke-14 dan pertengahan abad ke-16, serta sepanjang periode kekuasaan Kerajaan Mogul yang mem- persatukan kembali anak benua India pada abad ke-16 dan abad ke-17, tarekat-tarekat pertama terus menyebarkan ajarannya dan tarekat-tarekat baru bermunculan. Pada waktu itu tarekat-tarekat dari luar India mulai dikenal, seperti tarekat Q diriyah yang diperkenalkan khususnya oleh Muhammad Ghauth yang tiba di Ucch pada tahun 1482 dan wafat di sana tahun 1517, atau tarekat Naqsybandiyah dengan tokohnya Ahmad Sirhind (wafat 1624 di Sirhind). Beberapa tarekat baru merupakan tarekat lokal seperti tarekat Syattariyah, dengan tokoh utama Muhammad Ghauth yang dimakamkan di Gwalior pada tahun 1562. Wali-wali yang disebutkan di atas semuanya adalah anggota tarekat-tarekat ortodoks (b -shar’
248 Marc Gaborieau
[muktabar, diakui]). Berbagai tarekat heterodoks (be-shar’, berarti secara harfiah “di luar syarak”, yaitu bukan muktabar), yang merupakan bagian dari tarekat ortodoks dan tunduk kepadanya, juga memiliki wali-wali penting, seperti misalnya Sh h Mad r, yang dimakamkan di Makanpur sekitar tahun 1440. (Untuk kajian rinci tentang tarekat-tarekat India berikut tokoh-tokohnya lihat Subhan 1938; dan Gaborieau 1986, hlm. 106-114.)
Wali-wali yang kami sebut di atas semuanya merupakan tokoh historis yang terkenal saleh dan berilmu. Mereka memperkenalkan praktik- praktik ajaran sufi kepada masyarakat India, yang memungkinkan manusia berhubungan langsung dengan Tuhan. Dalam biografi tokoh-tokoh tersebut, aspek kehidupan batin sangat diutamakan.