D i antara semua p r yang masih hidup, yang paling tersohor di
D i antara semua p r yang masih hidup, yang paling tersohor di
Bangladesh adalah Muhammad Hashmatullah, yang lebih dikenal sebagai “p r dari Atroshi”. Atroshi adalah sebuah desa kecil di distrik Faridpur, tempat Hashmatullah mendirikan pusat kegiatannya. P r itu dikaitkan secara resmi dengan tarekat Naqsbandiyah-Mujjadidiyah, yang didirikan oleh Mujjadid Alfisani, seorang tokoh reformasi sufi dari abad ke-16. Tarekat itu selalu menekankan sifat mutlak dari syariat. Dalam hal ini dia bertolak belakang dengan tradisi-tradisi lainnya yang lebih heterodoks sifatnya.
P r Atroshi naik daun reputasinya di seluruh Bangladesh pada zaman rezim Presiden Ershad, dan dia dikenal sebagai p r Presiden, oleh karena Presiden Ershad sering naik helikopter ke Atroshi, yang jaraknya kurang lebih 100 mil dari Dhakka, untuk salat Jumat bersamanya. Sang p r pernah beberapa kali mengaku memiliki 30 juta pengikut, yaitu seperempat dari keseluruhan penduduk negeri itu, suatu jumlah yang sama sekali tidak masuk akal. Perkiraan-perkiraan tentang jumlah peserta pertemuan tahunan para murid di Atroshi nampaknya dibesar-besarkan, meskipun yang hadir pada ketiga hari perayaan itu sudah pasti berjumlah ratusan ribu orang, seperti yang saya saksikan sendiri beberapa kali. Pada puncaknya di tahun 80-an, perayaan itu merupakan perayaan tahunan Islam terbesar kedua di Bangladesh.
Pada kenyataannya, sosok Hashmatullah merupakan pusat yang sesungguhnya dari kompleks yang didirikannya. Hakekat hubungan antara sang p r dan murid-nya, sebagaimana dilaksanakan di Atroshi, mengajar- kan bahwa sang murid harus menyerahkan diri sepenuhnya kepada perintah sang p r, sementara taraf spiritual yang dicapai oleh p r sedemikian tinggi sehingga dia mengetahui, atau dianggap dapat mengetahui jalan pikiran murid -murid-nya. Penguasaan p r atas dunia batin ini diimbangi, pada tataran praktis, oleh penguasaan atas seluruh kompleks sakral (darbah
324 Samuel Landell-Mills
syarif ), di mana tidak ada hal apa pun yang boleh terjadi di luar kemauannya.
Hashmatullah adalah sosok laki-laki pendek, berbadan sehat, berumur sekitar 80 tahun. Ketika keluar dari bagian dalam tempat tinggal- nya dia biasanya berpakaian serba putih. Dia mengenakan baju panjang dan lungi (sepotong kain yang dililitkan di sekeliling bagian bawah tubuhnya), serta sepasang sandal plastik. Itulah pakaian sehari-hari para laki-laki Bangladesh dari kelas rendahan, tetapi untuk orang kaya seperti pr , cara berpakaian itu biasanya menandakan bahwa dia berada di “tanah”nya. Kepalanya biasanya memakai tutup kepala (tupi), walaupun kadang-kadang tidak memakai apa-apa. Kulitnya putih dan dia memelihara jenggot. Dia sering mengelus-elus kepalanya yang tercukur itu ketika duduk. Michael Hamlyn dari majalah Times, yang mengunjunginya pada tahun 1984, menggambarkannya sebagai seorang yang “nampak lemah, jabatan tangannya seperti daun di musim gugur, tetapi dengan pipi bundar seperti apel golden... dan matanya bercelak hitam…”. Seorang wartawan Bangladesh, yang menulis untuk Far Eastern Economic Review pada tahun 1983, menggambarkannya sebagai seorang berpenampilan biasa berumur 70-an. Yang khas padanya adalah jenggot panjangnya dan mata yang menatap dengan tajam. Sering dikatakan dan dipercaya bahwa dia meng- ikuti suatu diet ketat; makan hanya sekali sehari, bahkan hanya sedikit nasi dan teh; serta jarang tidur. Namun harus dicatat bahwa pengikut- pengikutnya cenderung untuk melebih-lebihkan ketika mendeskripsikan jenis tirakatnya. Bagaimanapun juga, dapat dikatakan bahwa p r itu bercitra sebagai orang yang tidak memperturutkan nafsu di rumahnya.
Murid juga harus merumuskan dan menggambarkan watak guru sedemikian rupa sehingga sifatnya sebagai manusia fana terlupakan. Sang pr sudah tinggal di Atroshi selama empat puluh tahun dan, karena dia jarang meninggalkan tempatnya, identitasnya sebelum di Atroshi agaknya terkubur dalam rutinitas kesehariannya di situ, serta dalam perannya sebagai p r, yang tidak pernah dia tanggalkan, paling sedikit di depan umum.
Karakter sesungguhnya dari p r tidak terjangkau orang luar atau mungkin oleh siapa pun juga. Walaupun dapat diduga bahwa anggota keluarga serta murid-nya yang terdekat mengenalnya dengan lebih baik. Mustahil mengenal p r dari dekat, terutama untuk orang baru, karena pengenalan itulah yang menjadi tujuan para pengikutnya, dan justru karena itulah identitas p r disembunyikan dan bersifat rahasia. Untuk “mengenal” pr , pengikut harus bersedia memuja-muja dan melayaninya, apa pun risiko yang harus ditanggung untuk itu. Sebagaimana orang tidak berniat atau berkehendak lepas dari kekuasaan Tuhan maka sama juga tidak ingin lepas
P r Atroshi di Bangladesh 325
dari kekuasaan p r. Kedua hal ini terkait, karena bagi pengikut laki-laki tujuannya adalah menyerahkan diri sepenuhnya kepada p r agar sedikit demi sedikit diterima olehnya sampai jati dirinya sepenuhnya tenggelam dalam jati diri sang p r, dan dengan itu ia terserap dalam hadirat Tuhan. Dalam hal ini kedudukan pengikut laki-laki dan perempuan amat berbeda, karena hanya laki-lakilah yang mempunyai kemungkinan untuk menjadi pr .
Keterkaitan atau “keakraban” antara P r Atroshi dan Tuhan berdasar- kan penyerapan jati diri p r itu dalam jati diri gurunya, yakni seorang p r bernama Khaja Baba Eneyetpuri. Meskipun p r tersebut dimakamkan di tempat yang jaraknya ratusan mil dari Atroshi, diyakini bahwa P r Atroshi, penerusnya, dapat berkomunikasi langsung dengannya. Harun pernah mengatakan bahwa, di mata P r Atroshi, guru atau p r-nya tidaklah mati, sama seperti dia sendiri tidak hidup. Tujuan ideal dari murid laki-laki adalah mencapai taraf ketaatan yang sebanding dengan guru mereka sendiri. Untuk itu, selain taat dan takwa terhadap sang p r, mereka juga mengurangi aktivitas luar yang selama ini menjadi fokus perhatian mereka sehingga pada akhirnya hanyalah posisi mereka sebagai pengikut yang menautkan mereka dengan dunia.
Banyak orang mengunjungi P r Atroshi, entah untuk memanfaatkan pengaruh guru itu atau sekedar untuk melihat tempat dan orangnya. Di antara mereka yang datang dengan tujuan tertentu, kebanyakan meng- harapkan bantuan untuk menyelesaikan suatu masalah. Pengikut-pengikut yang sesungguhnya, yaitu mereka yang datang dengan tujuan memperoleh manfaat yang lebih luas, agaknya hanya merupakan minoritas. Namun di tempat P r, mereka nampak mencolok, seperti terlihat misalnya pada cara mereka berlalu lalang atau pada peranan yang mereka ambil dalam pelayanan pendatang baru.
Melalui institusi yang melekat pada namanya, p r mewujudkan suatu visi penyelesaian kontradiksi antara wibawa spiritual dan politik. Dalam kerangka Islam hal itu berarti bahwa tata masyarakat yang diakui Allah terlaksana dalam kepribadian seseorang yang menjadi gambaran dari Nabi Muhammad.
Kekuatan dan Kekuasaan P
īr
Dari mana asal kekuatan gaibnya sang p r? Jawaban yang segera muncul adalah dari Allah, walaupun jawaban yang lebih terperinci adalah bahwa “kekuatan” itu datang melalui P r Eneyetpur, yaitu perantara P r Atroshi sendiri dan diwariskan melalui serentetan arwah tokoh-tokoh yang terkait secara spiritual satu sama lainnya sampai ke Nabi dan pada akhirnya sampai ke Allah. Seusai menjejaki kekuatan p r sampai ke Allah, para
326 Samuel Landell-Mills
pengikut dapat sepenuhnya memusatkan perhatiannya kepada gurunya. Di Bangladesh terdapat tokoh-tokoh agama yang dikenal memiliki kekuatan gaib tertentu. P r Sayedabad, misalnya, konon dapat mengubah pasangan mandul menjadi subur. P r Atroshi sebaliknya tak terbatas kemampuannya dan karena itu tidak punya kekhususan. Karena kedekatannya pada Allah- lah kemampuan yang konon dimilikinya sangat luas. Banyak pengikut mengharapkan intervensi p r dalam kehidupan mereka, namun mereka merasa bahwa mereka hendaknya memusatkan perhatian pada sosok p r secara keseluruhan, bukan sekedar kepada p r sebagai manusia biasa saja tetapi juga sebagai orang yang sangat sakti. Hal itu lebih diutamakan dari- pada mengharapkan hasil tertentu dari kewaliannya. Meskipun demikian, semua pengikut mempunyai cerita mengenai kekuatan gaib dari sang guru.
Kekuatan p r bukan miliknya sendiri dan tidak dapat diukur, karena di mata pengikutnya kemampuan p r sesungguhnya tak terpisahkan dari kemahakuasan dan ketaktergapaian Allah. Mustahil untuk mengantisipasi bagaimana p r akan membantu murid-nya, meskipun ada gejala tertentu dari kemampuannya yang lebih sering mereka kutip daripada yang lain. Saya dengar murid-murid mengatakan bahwa p r dapat pergi ke mana- mana dengan perjalanan rohani atau mengetahui apa yang sedang terjadi di mana pun di dunia ini; bahwa ia mampu meramalkan masa depan dan mengetahui apa yang telah terjadi pada masa lalu. Dengan “mata batin”- nya dia dapat juga mendiagnosis penyakit dengan cepat dan menganjurkan terapi yang tepat, serta membaca pikiran orang. Berkat keakrabannya dengan p r-nya sendiri, dia dapat mengajukan permohonan kepadanya dan memperoleh berkah untuk murid-murid-nya. Berkah itu boleh jadi berkenaan dengan pengobatan, keuangan, kemandulan, perbaikan mesin yang rusak, pemberkatan perjalanan, pernikahan, dan lain-lainnya. Namun yang paling kerap terdengar disebut oleh murid-murid p r, ialah dia tahu secara tepat apa yang sedang mereka lakukan atau pikirkan pada setiap saat.