10 - 14
10.4 GAMBARAN UMUM PROYEK
10.4.1 Rona Lingkungan Proyek WINRIP
A. Provinsi Sumatera Utara
Terdapat 2 paket WINRIP di Kabupaten Tapanuli Tengah – Provinsi Sumatera Utara, 1 paket No.15: Sibolga-Batas
Tapsel terletak di pesisir pantai barat pulau Sumatera, sedang 1 paket lainnya No.5: Sp.Rampa-Poriaha berlokasi arah timur-utara berbatasan dengan areal PT.Perhutani. Kab.Tapanuli Tengah memiliki luas wilayah mencapai
2.194,98 km2, sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di pulau‐
pulau kecil . Topografi Kabupaten Tapanuli Tengah sebagian besar berbukit - bukit dengan ketinggian 0
– 1.266 meter di atas permukaan laut. Dari seluruh wilayah Tapanuli Tengah, 43,90 berbukit dan bergelombang. Sebagian besar wilayah
kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah berbatasan dengan lautan sehingga berpengaruh pada suhu udara yang tergolong beriklim tropis. Secara umum iklim di Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki 2 dua musim yaitu musim
kemarau dan musim hujan. Musim kemarau biasanya terjadi bulan Juni sampai bulan September, musim penghujan biasanya terjadi bulan November sampai Maret, diantara kedua musim tersebut diselingi oleh musim pancaroba.
Hutan yang terdapat di Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri atas Hutan Lindung HL, Hutan Suaka HS, hutan Produksi HP, Hutan Produksi Terbatas HPT, Hutan Konservasi HK, dan Areal Penggunaan Lain APL. Kabupaten
Tapanuli Tengah sangat potensial bagi pengembangan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata dan pertambangan.
Penduduk Tapanuli Tengah terdiri atas multi etnik yaitu suku Batak, Minang, Jawa - Madura, Bugis, Cina, Aceh, Melayu, Sunda, dan lain-lain, dengan mayoritas suku Batak. Kerukunan, keamanan, ketertiban dan toleransi dalam
semangat gotong-royong yang terjalin dan terbina selama ini membuat Tapanuli Tengah semakin kondusif dan tangguh secara sosial kemasyarakatan
B. Provinsi Sumatera Barat
Terdapat 9 Paket WINRIP yang berlokasi di Provinsi Sumatera Barat, yang terletak di sepanjang pantai barat pulau Sumatera bagian Tengah Lokasi paket-paket WINRIP membentang dari selatan Kota Padang sampai ke utara Batas
Sumbar, keadaan topografi di lokasi proyek WINRIP bervariasi dari topografi datar, landai, curam dan mempunyai pantai sampai pergunungan. Pada umumnya bagian tengah Sumatera Barat terbentang Bukit Barisan dengan
topografi relatif curam, sedangkan bagian barat dan timur posisinya relatif datar dan landai. Topografi wilayah Sumatera Barat yang relatif curam ditemui di Kabupaten Solok, Agam, Tanah Datar. Topografi yang landai ditemui
di Kabupaten 50 Kota dan Sawahlunto Sijunjung,sedangkan topografi yang relatif datar ditemui di Kabupaten Padang Pariaman, Pesisir Selatan dan Kabupaten Pasaman.
Lokasi proyek WINRIP yang berbatasan dengan Taman Nasional Bukit Barisan TNBBS adalah paket No.14: Painan- Kambang, Paket No. 12: Kambang-Indrapura dan Paket No.7: Indrapura-Tapan.
Type iklim di lokasi proyek WINRIP di provinsi Sumatera Barat terdiri dari type A, B, C, dan D. Suhu rata-rata di pantai barat berkisar antara 21
C – 38
C, pada daerah perbukitan berkisar antara 15 C
– 33 C, sedangkan pada
daerah dataran di sebelah timur Bukit Barisan mempunyai suhu antara 19 C
– 34 C. Puncak curah hujan maksimum
terjadi bulan Maret dan Desember dan jumlah curah hujan paling rendah terjadi pada bulan Juni – Juli. Jumlah curah
hujan tertinggi terjadi terutama di wilayah pantai barat. Sedangkan curah hujan di beberapa tempat dibagian timur relatif lebih rendah.
Mayoritas suku di lokasi proyek WINRIP di Sumatera Barat adalah Suku Minangkabau, sedangkan suku yang berkembang antara lain suku Mentawai di Kepuluan Mentawai, suku Mandailing di Pasaman, suku Jawa terutama
sekali di daerah transmigrasi dan pertambangan, serta kelompok etnis Tiongha. Interaksi sosial masyarakat antar suku yang dapat terjaga dengan baik menjadi dasar bagi peningkatan persatuan dan kesatuan bangsa di Sumatera
Barat Potensi daerah di proyek WINRIP di Provinsi Sumatera Barat bervariasi sesuai dengan karakterikstik kabupaten atau
kota yaitu Kabupaten Padang Pariaman mempunyai lahan perkebunanKelapa, pemberdayaan potensi kelautan dan
10 - 15 perikanan. Kabupaten Pesisir Selatan memiliki objek pariwisata dan kelautanperikanan. Kabupaten Agam memiliki
objek pariwisata, kerajinan tangan dan kuliner. Kabupaten Pasaman Barat memiliki lahan perkebunan, kelautan dan perikanan.. Kabupaten Pasaman memiliki lahan perkebunan dan potensi tenaga panas bumi serta Kota Pariaman
memiliki lahan perkebunan dan objek pariwisata.
C. Provinsi Bengkulu
Terdapat 7 tujuh paket WINRIP di provinsi Bengkulu terletak memanjang dari utara Kota Bengkulu ke selatandi Pulau Sumatera bagian Barat. terdapat1 paket Winrip di bagian selatan Sp.Rukis-Tanjung Kemuning, sebagian
segmen jalan ini berdekatan dengan Taman Nasional Bukit BarisanTNBBSdan 6 paket di bagian utara kota Bengkulu, yaitu: Pasar Pedati-Kerkap, Lais-Bintunan, Seblat-Ipuh, Ipuh-Bantal, Bantal-Muko-Muko dan Muko-Muko-
Batas Sumbar. Pada bagian barat merupakan dataran rendah yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia dan
membentuk garis pantai dengan panjang 525 km. Iklim di lokasi proyekWINRIP adalah tropis dengan curah hujan yang tinggi pada bulan Juni dan terendah terjadi pada bulan September.
Topografi di lokasi proyek datar dan bergelombang serta berbukit curam, topografi datar terletak di bagian barat yang merupakan daerah dataran rendah pantai memanjang dari batas sebelah utara sampai batas sebelah selatan.
Topografi bergelombang berada di sebelah Timur merupakan lereng pegunungan bukit barisan sedangkan topografi berbukit curam berada pada jalur kedua sampai ke punggung pegunungan bukit barisan. Terdapat beberapa
wilayah di Provinsi Bengkulu ±22.647 Ha mengalami erosi yang tersebar pada tiap Kabupaten yang disebabkan antara lain oleh longsoran air hujan, sungai, erosi yang cukup besar terdapat di Kabupaten Rejang Lebong.
Luas kawasan hutan di Provinsi Bengkulu adalah 923.961 ha meliputi 51 merupakan kawasan hutan lindung, 30,05 hutan konservasi, 16,94 hutan produksi tetap dan 1,05 merupakan hutan produksi terbatas dan 7,9 merupakan
hutan produksi yang dapat dikonversi. Provinsi bengkulu memiliki sumber kekayaan flora dan fauna yang dapat dikembangkan menjadi objek wisata dan yang yang sudah terkenal dan telah menjadi objek wisata hutan saat ini
adalah bunga Raflesia Arnoldi. Penduduk Provinsi Bengkulu sebagian besar berbudaya Melayu, dengan titik berat kepada tradisi Ninik mamak yang
berorientasi kepada tradisi Minang. Sebagian besar penduduk Bengkulu masih bertradisi Matrilineal dengan garis keturunan Ibu sebagi garis keturunan
D. Provinsi Lampung
Terdapat 3 paket WINRIP Rantau-Tijang-Kota Agung, Biha-Krui, Sp.Gunung Kemala-Pugung Tampak di Provinsi Lampung, tepatnya berlokasi di Kabupaten Pesisir Barat, wilayah ini memanjang mulai dari Bengkunat hingga
perbatasan Lampung-Bengkulu dan merupakan pintu gerbang Provinsi Bengkulu yang dihubungkan dengan jalan Lintas Barat sumatera Asean Road, sehingga dapat dikatakan sebagai kabupaten yang mempunyai posisi
strategis didukung dengan potensi wilayah yang melimpah. Kabupaten Pesisir Barat secara umum termasuk kedalam dataran rendah yang diapit dalam pegunungan Bukit
Barisan sebelah Timur dan samudra Indonesia Sebelah Barat. Daerah ini mempunyai ketinggian 15 m diatas permukaan laut DPL dengan bentuk wilayah terdiri dari dataran sampai berombak, berombak sampai berbukit
dan berbukit sampai bergunung. Kabupaten Pesisir Barat beriklim tropis, musim hujan dan musim kemarau berganti sepanjang tahun dengan curah
hujan rata-rata 4 bulan dan temperaturnya rata-rata 31°C. Kabupaten Pesisir Barat merupakan daerah agraris yang ditunjukkan dengan mata pencaharian pokok penduduknya
disektor pertanian dan perkebunan dan Perikanan. Disepanjang dataran pantai banyak sawah yang dicetak sedangkan daerah perbukitan didominasi oleh agroforest Damar. Kabupaten Pesisir Barat juga memiliki potensi
objek wisata yang mampu menarik wisatawan, seperti Pantai Tanjung Setia, wisata Bahari Labuhan Jukung, Karang Nyimbor, Tembakak, Pulau Pisang dan lainnya.
Penduduk Kabupaten Pesisir Barat didominasi penduduk asliLampung Jawa, Melayu, Batak Bugis,Tionghoa dll
10 - 16 10.4.2
Karakteristik Proyek WINRIP
Berdasarkan usulan program, ada 2 dua jenis rencana penanganan jalan pada WINRIP, yaitu: a.
Peningkatan jalan Betterment project b.
Penggantian Jembatan Bridge Replacement Project Ringkasan jenis penanganan pada Paket WINRIP yang diusulkan yang berlokasi di 4 Provinsi, disajikan pada Tabel
10.7
Tabel 10 - 7 Jenis Penanganan Pada Paket Program WINRIP Provinsi
Jumlah Paket
No Nama Paket Jenis Penanganan
Sumatera utara
2 - Paket No.5. Sp.Rampa
– Poriaha 9.7 Km - Paket No.15. Sibolga
– Bts Tapsel 36 Km - Peningkatan Jalandan
Pembangunan Jembatan - Peningkatan Jalan
Sumatera Barat
9 - Paket No. 2 Padang Sawah-Sp.Empat 40.9 Km
incl.Air Gadang Bridge100m - Paket No.3 Manggopoh
– Pdg Sawah 32 Km - Paket No.8.Bts Kota Pariaman-Manggopoh46.8Km
- Paket No.10. Sp.Empat-Air Balam 61.7 Km - Paket No.7 Indrapura
– Tapan 19.5 Km - Paket No.12. Kambang-Indrapura 55.2 Km
- Paket No.14. Painan-Kambang 31.5 Km - Paket No.20.Lubuk Alung-Sicincin 14.6 Km
- Paket No.21. Lubuk Alung-Kurataji 16.8 Km - Peningkatan Jalan
Penggantian jembatan - Peningkatan Jalan
- Peningkatan Jalan - Peningkatan Jalan
- Peningkatan Jalan - Peningkatan Jalan
- Peningkatan Jalan - Peningkatan Jalan
- Peningkatan Jalan
Bengkulu 7
- Paket No.4. Ipuh – Bantal 42,4 Km
- Paket No.6. Ps. Pedati-Kerkap 20.9 Km - Paket No 11. Bantal
– Muko Muko50.1 Km - Paket No.13. Sp.Rukis
– Tj Kemuning 56.3 Km - Paket No.16. Seblat-Ipuh 34.5 Km incl Air LalangAir
Guntung Bridge 64 m - Paket No.18. Muko-Muko-Bts Sumbar25.8 Km
- Paket No. 19. Lais Bintunan 10.8 Km - Peningkatan Jalan
- Peningkatan Jalan - Peningkatan Jalan
- Peningkatan Jalan - Peningkatan Jalan
penggantian jembatan - Peningkatan Jalan
- Peningkatan Jalan Lampung
3 - Paket No. 1 Krui-Biha 25 Km
- Paket No.9. Rantau Tijang-Kota Agung 42 Km - Paket No.17.Sp.Gn Kemala-Pgng Tampak 36.8 Km
- Peningkatan Jalan - Peningkatan Jalan
- Peningkatan Jalan
Pembangunan Jalan dan jembatan Nasional pada WINRIP: terdiri dari 21 Paket dengan kegiatan peningkatanjalan nasional sepanjang + 709,3 Km dan penggantian jembatan sekitar 264 meter. Fokus geografis dari sebagian besar
sub proyek WINRIP merupakan Koridor Transportasi Pantai Barat Sumatera yang meliputi Bengkulu, Lampung, Padang dan Medan.
10.5 PROSEDUR PENYARINGAN LINGKUNGAN