Hari Kerja Keselamatan Kerja

7 - 18

8. Mobilisasi

Sesuai dengan ketentuan GS Pasal 1.2.1.1 WINRIP, tentang Ketentuan Mobilisasi untuk semua Kontrak, sebagai berikut: i Penyewaan atau pembelian lahan yang diperlukan sebagai base camp, jalan masuk sementara untuk penyimpanan peralatan, untuk bangunan kantor, rumah atau penggunaan lain yang perlu untuk pelaksanaan pekerjaan. ii Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak. iii Penyediaan dan pemeliharaan base camp Penyedia Jasa , jika perlu termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, dan sebagainya. iv Perkuatan jembatan lama jika diperlukan untuk pengangkutan alat-alat konstruksi. Program mobilisasi harus selesai dalam waktu 90 hari sejak Tanggal Mulai Kerja Commencement of Date. Namun fasilitas dan pelayanan pengendalian mutu harus sudah terpasang dan beroperasi dalam waktu 60 hari mulai kerja. Pembayaran Mobilisasi dilakukan sebagai berikut: 1. 50 dari Harga Total Mobilisasi jika Mobilisasi total selesai 50 dan pelayanan serta fasilitas pengendalian MutuPengujian laboratorium telah lengkap dimobilisasi. 2. 20 dari Harga Total Mobilisasi jika semua peralatan utama sesuai daftar Peralatan Penawaran Penyedia Jasa berada di lapangan dan telah diterima diverifikasi keberagaman, keberadaan peralatan tersebut oleh Enjinir. 3. 30 dari Harga Total Mobilisasi jika Demobilisasi. Jika Penyedia Jasa tidak dapat menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan salah satu dari kedua batas waktu yang disyaratkan di atas, maka jumlah yang disahkan Asisten Enjinir untuk pembayaran adalah persentase angsuran penuh dari harga lump sum Mobilisasi dikurangi sejumlah dari 1 satu persen nilai angsuran untuk setiap keterlambatan satu hari dalam penyelesaian sampai maksimum 50 lima puluh hari. Contoh Perhitungan Keterlambatan Mobilisasi 1. Contoh 1 : Penyedia Jasa dalam periode 60 hari, gagal untuk memenuhi memobilisasi 50 peralatannya, fasilitas serta pelayanan pengendalian Mutu belum lengkap dan belum beroperasi. Penyedia Jasa baru dapat memenuhi semua ketentuan untuk dapat dibayar angsuran pertama sebesar 50 dari Harga Total Mobilisasi pada hari ke 80, maka perhitungan pembayaran pertama Mobilisasi tersebut adalah: 50 x Harga Total Mobilisasi – 1 x 50 Harga Total Mobilisasi x 80 – 60 2. Contoh 2 : Penyedia Jasa gagal memenuhi ketentuan dalam waktu 90 hari, dimana semua peralatan sudah 100 lengkap dimobilisasi dan telah diterima diverifikasi keberagaman, keberadaan peralatan tersebut oleh Enjinir. Penyedia Jasa baru dapat memenuhi semua ketentuan ini dalam waktu 130 hari. Maka perhitungan pembayaran kedua Mobilisasi tersebut adalah: 130 – 90 hari = 40 hari maximum 50 hari, 20 x Harga Total Mobilisasi – 1 x 20 Harga Total Mobilisasi x 130 – 90

9. Hari Kerja

Tidak diperkenankan melakukan melakukan pekerjaan apapun di Lapangan pada waktu yang secara lokal diakui sebagai hari-hari libur, atau di luar jam-jam kerja formal sebagaimana dinyatakan dalam Data Kontrak, kecuali: a Apabila dinyatakan di dalam Kontrak b Asisten Enjinir memberikan izin, atau 7 - 19 Pekerjaan tidak dapat dihindari, atau perlu bagi proteksi terhadap kehidupan atau harta milik atau demi keselamatan Pekerjaan, untuk hal mana Penyedia Jasa harus segera memberitahukan kepada Asisten Enjiner. GC Pasal 6.5

10. Keselamatan Kerja

Berdasarkan dengan;  GC Pasal 6.7 Kesehatan dan Keselamatan kerja, dimana Penyedia Jasa setiap saat harus mengambil langkah-langkah yang patut diambil untuk menjaga kesehatan dan keselamatan para personilnya. Dalam kerja sama dengan instansi kesehatan setempat, Penyedia Jasa harus memastikan bahwa staf kesehatan, fasilitas Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan P3K, tandu dan layanan Ambulans selalu tersedia setiap saat di lapangan dan pada setiap akomodasi bagi Personil Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa, dan bahwa telah dibuat perencanaan yang sesuai dengan semua persyaratan kesejahteraan dan kebersihan yang diperlukan dan untuuk mencegah timbulnya wabah. Penyedia Jasa harus menunjuk Petugas Keselamatan Kerja di Lapangan yang bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan dan mencegah terjadinya kecelakaan. Petugas yang bersangkutan harus memenuhi syarat untuk tugas tersebut, dan harus mempunyai wewenang untuk mengeluarkan perintah dan menetapkan tolok ukur perlindungan untuk mencegah kecelakaan. Selama masa pelaksanaan Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan apapun yang diperlukan oleh petugas ini untuk menjalankan tanggung jawab dan wewenang ini. Untuk Pencegahan HIV-AIDS, Penyedia Jasa harus melakukan program tanggappeduli terhadap HIV- AIDS melalui lembaga yang berwenang untuk mengurangi resiko transfer virus HIV diantara Personil Penyedia Jasa dan masyarakat setempat, meningkatkan diagnosis dini dan membantu orang-orang yang terinfeksi. Penyedia Jasa selama masa pelaksanaan Kontrak termasuk Periode Pemberitahuan Cacat Mutu harus: i Melakukan kampanye informasi, Pendidikan dan Komunikasi Konsultansi sekurang-kurangnya setiap bulan yang berbeda, ditujukan kepada semua staf dan buruh di lapangan termasuk semua personil Penyedia Jasa, Sub- Penyedia Jasa dan Konsultan, semua pengemudi truk dan semua petugas pengiriman ke Lapangan untuk kegiatan konstruksi dan kepada masyarakat sekeliling, mengenai resiko, bahaya dan dampak, dan perilaku pencegahan yang berkaitan dengan, penyakit yang ditularkan melalui Hubungan Seks Sexually Transmitted DiseasesSTD atau infeksi yang ditularkan melalui hubungan Seks Sexually Transmitted InfectionsSTI secara umum dan HIV- AIDS secara khusus; ii Menyediakan kondom pria dan wanita untuk semua staf dan buruh lapangan secukupnya; dan iii Melakukan pengujian, diagnosis, bimbingan dan rujukan pada program nasional infeksi yang ditularkan melalui Hubungan Seks STI dan HIVAIDS, kecuali apabila ditentukan lain bagi semua staf dan buruh lapangan.  GC Pasal 4.22 diatur tentang Keamanan Lapangan, kecuali apabila ditentukan lain dalam Persyaratan Khusus: 1. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab menjauhkan orang-orang yang tidak berwenang dari Lapangan, dan 2. Orang-orang yang diberi wewenang harus dibatasi pada Personil Penyedia Jasa dan Personil Pengguna Jasa; dan orang lain yang diberitahukan kepada Penyedia Jasa, oleh Pengguna Jasa atau Enjinir, sebagai personil Penyedia Jasa lain yang dipekerjakan Pengguna Jasa di Lapangan.  Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05Men1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Sistem manajemen K3 wajib dilaksanakan oleh pengurus, pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu kesatuan; Pasal 2, tantang Tujuan dan Sasaran Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3: Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3 adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja dan lingkungan 7 - 20 kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Pasal 3, tantang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3; 1 Setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak 100 seratus orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan Sistem Manajemen K3, 2 Sistem Manajemen K3 sebagaimana di maksud dalam ayat 1 wajib dilaksanakan oleh pengurus, Pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu kesatuan  Spesifikasi Umum WINRIP Pasal 1.17.2.5. c, tentang Penyedia Jasa harus memberikan semua peringatan berkala berkaitan tentang kesehatan dan keamanan dari setiap personil dan harus membuat upaya pencegahan kecelakaan di lokasi, bertanggung jawab untuk memelihara keamanan dan perlindungan dari setiap kecelakaan.

11. Instruksi Enjinir dan Asisten Enjinir SE,CIQuantity Eng,Quality Eng