10 - 23
10.9 PROSEDUR PENGADAAN TANAH DAN PEMUKIMAN KEMBALI
Prosedur pengadaan tanah dan pemukiman kembali pada Program WINRIP akan mengacu pada Kebijakan dan Prosedur Bank Dunia, dan Peraturan Indonesia. Jika terdapat ketentuan Bank Dunia belum diatur dalam Peraturan
Indonesia, maka ketentuan Bank Dunia tersebut menjadi acuan yang dilaksanakan. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum termasuk pembangunan jalan diselenggarakan sesuai Perpres No. 71
Tahun 2012 melalui tahapan: a.
Perencanaan; b.
Persiapan; c.
Pelaksanaan; dan d.
Penyerahan hasil. Instansi-instansi terkait dalam kegiatan pengadaan tanah untuk pembangunan jalan dalam program WINRIP
meliputi Direktorat Jenderal Bina Marga Bina ProgramKoordinator PMU, Bina PelaksanaanPMU, Bina Teknik, dan BBPJN termasuk Satker PJN dan P2JN; Pemerintah ProvinsiKabupatenKota; BPN termasuk Kanwil dan Kantor
Pertanahan; dan Masyarakat warga terkena proyek.
10.9.1 Tahapan Perencanaan Pengadaan Tanah
Tahapan perencanaan pengadaan tanah untuk pembangunan jalan pada program WINRIP dilakukan pada tahap perencanaan teknis akhir didalam Siklus Tahap Pembangunan Jalan.
Pada tahapan perencanaan teknis akhir ini dilakukan kegiatan Penyusunan Dokumen LARAP sesuai ketentuan Bank Dunia, dan Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah sesuai Peraturan IndonesiaPerpres No. 71
Tahun 2012 atau Proposal Rencana Pembangunan Perka BPN No. 7 Tahun 2007. Penyusunan Dokumen LARAP dan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah atau Proposal Rencana Pembangunan dilakukan oleh BBPJN atau
Satker PJNP2JN yang dapat dibantu oleh Konsultan. Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah didasarkan pada RTRW, RPJMN, Renstra, Studi Kelayakan
termasuk dokumen lingkungan atau Rencana Kerja Direktorat Jenderal Bina Marga. Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah minimal memuat:
a. Maksud dan tujuan rencana proyekpembangunan
b. Kesesuaian dengan RTRW RPJM
c. Letak tanahmenurut wilayah administrasi desa, kecamatan, kabkota, provinsi
d. Luas tanah yang dibutuhkan
e. Gambaran umum status tanah
f. Perkiraan waktu pelaksanaan pengadaan tanah
g. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan
h. Perkiraan nilai tanah
i. Rencana penganggaran
j. Studi lain yang diperlukan
Sesuai ketentuan Bank Dunia, untuk paket program WINRIP yang memerlukan kegiatan pengadaan tanah harus dilengkapi dengan Land Acquisition and Resettlemnet Plan LARAP.
Tahapan penyusunan Dokumen LARAP meliputi: A.
Persiapan penyusunan LARAP B.
Konsultasi tidak langsung dengan tokoh masyarakat C.
Survai sosial ekonomi D.
Diskusi dan konsultasi E.
Penyusunan laporan studi dan Konsep LARAP F.
Konsultasi langsung pleno G.
Finalisasi Konsep LARAP.
10 - 24 A.
Persiapan Penyusunan LARAP 1.
Konsultasi berjenjang dengan Pemerintah Daerah Pemda dan instansi terkait dengan: a.
Kebijakan Pemda KabupatenKota dalam penanganan kegiatan pengadaan tanah dan pemukiman kembali
b. Kesiapan perangkat pelaksanaan dan kerangka kelembagaannya,
c. Kesiapanrencana pelaksanaan pengadaan tanah,
2. Pengumpulan data sekunder, meliputi:
a. Dokumen akhir perencanaan teknis DED
b. Peta persil tanah dan data status kepemilikannya
c. Peta dasar danatau peta situasikonfigurasi bangunan
d. Data dokumen tentang kebijakan Pemda setempat dalam menangani kegiatan pengadaan tanah
dan pemukiman kembali serta perangkat pelaksanaannya e.
Dokumen rencana tata ruang kabupatenkota RUTRRTRK di Kantor Bappeda. 3.
Briefing Tim Penyusun LARAP termasuk surveyor, tentang manfaat dan dampak rencana kegiatan jalan, dan data primer kependudukan yang perlu dikumpulkan.
B. Konsultasi Tidak Langsung
Konsultasi tidak langsung ini bertujuan untuk menjalin kerjasama sekaligus untuk menyamakan persepsi serta menampung sarantanggapan dari para tokoh masyarakatketua adat mengenai manfaat pembangunan jalan
dan upaya penanganan dampak sosial ekonomi dari kegiatan pengadaan lahan. C.
Survai Sosial Ekonomi 1.
Tujuannya memperoleh gambaran rinci mengenai kondisi sosial ekonomi warga terkena proyek sebelum pelaksanaan kegiatan pengadaan tanah.
2. Metode sensus dengan menggunakan perangkat survai kuesioner.
Uraian jenis data sosial ekonomi yang perlu dikumpulkan, antara lain: 1.
Luas, kondisi, dan status tanah, bangunan, dan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah yang terkena proyek,
2. Identitas penduduk terkena proyek meliputi: jumlah, umur, jenis kelamin, pendidikan, mata pencaharian,
standar hidup, lama tinggal. 3.
Informasi tentang kelompok rentan seperti: fakir miskin, kepala rumah tangga perempuan, janda, kelompok jompo, anak-anak, kelompok minoritas, komunitas adat, dan orang-orang yang tidak dilindungi
oleh hukum terutama yang berkaitan dengan kompensasi atas tanah. 4.
Pola penguasaan tanah dan sistem pengalihannya. 5.
Informasi harga pasar dan Nilai Jual Obyek Pajak NJOP tanah, harga bangunan, tanaman, dan benda- benda lain yang berkaitan dengan tanah. Informasi didasarkan atas informasi tertulis dari instansi
berwenang seperti Keputusan Bupati, Keputusan Instansi Teknis terkait. 6.
Dampak kegiatan pembangunan jalan terhadap pola-pola interaksi sosial dalam komunitas penduduk termasuk jaringan sosial dan sistem dukungan sosial.
7. Krakteristik budaya, seperti sistem kepercayaan, upacara adat dan keagamaan kepercayaan, kelompok-
kelompok budaya. 8.
Jika diperlukan pemukiman kembali, perlu pengumpulan data karakteristik sosial budaya dari penduduk yang tinggal di sekitar lokasi baru, seperti: i peta lokasi, ii jumlah dan kepadatan penduduk, kondisi
sosial budaya dan ekonomi, iii tataguna dan status kepemilikan tanah, iv potensi pengembangan ekonomi, v infrastruktur sosial yang ada, vi kesediaan penduduk setempat menerima pendatang.
D. Diskusi dan Konsultasi dengan Pemerintah Daerah
1. Diskusi dan konsultasi ini membahas hasil survai sosial ekonomi. Pemerintah daerah terdiri dari
BupatiWalikota atau Sekretaris kabupatenkota, Dinas PU, Kantor Pertanahan, Dinas Sosial, Dinas Pertanian, Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas UKMKoperasi, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, dan
Instansi lain yang relevan.
10 - 25 2.
Sasaran dari diskusi dan konsultasi ini adalah perumusan konsep penanganan dampak sosial pengadaan tanah untuk pembangunan jalan.
Dalam forum diskusi dan konsultasi ini juga dibahas dan dirumuskan prosedur mekanisme penanganan keluhan warga terkena proyek sebagaimana ditentukan dalam Kebijakan Bank Dunia. Prosedur mekanisme
penanganan keluhan dari warga terkena proyek dalam program WINRIP adalah sebagai berikut: 1.
Warga terkena proyek WTP dapat menyampaikan keluhan atau ketidakpuasan selama penyiapan dan pelaksanaan LARAP atau proses kegiatan pengadaan tanah dan pemukiman kembali kepada
BupatiWalikota, Bappeda, Kepala Satker P2JNPJN, Tim Monitoring, Ketua Pelaksana Pengadaan TanahPanitia Pengadaan Tanah, atau PMU-WINRIP.
2. Berdasarkan keluhan dan keberatan yang dikirimkan oleh WTP tersebut, Bappeda dan Satker P2JNPJN
akan melakukan investigasi dan konfirmasi dengan cara melakukan konsultasi dengan WTP. 3.
Hasil verifikasi akan diinformasikan kepada WTP tidak lebih dalam 12 hari kerja untuk berdiskusi dengan WTP guna mencari solusi dan kesepakatanpersetujuan.
4. Hasil kesepakatanpersetujuan kemudian diumumkan secara terbuka melalui media yang tersedia
5. Langkah berikutnya adalah pelaksanakan kesepakatan tersebut. Dalam kasus tidak terjadi kesepakatan
antara WTP dengan Pemda setelah lebih dari 1 satu tahun, maka paket ruas jalan yang bersangkutan dikeluarkan dari program WINRIP atau mencari alternatif untuk melakukan realinyemen.
Gambar berikut ini menunjukkan alur prosedur penanganan keluhan WTP yang digunakan dalam program WINRIP.
Gambar 10 - 4 Alur Mekanisme Penanganan Keluhan
Mekanisme Penanganan Keluhan dalam Implementasi LARAP Proses
Bappeda Kepala Satker P2JNPJN
Tim Monitoring
Investigasi dilakukan oleh Bappeda Satker P2JNPJN
Konsultasi dengan WTP
Kesepakatanpersetujuan dgn WTP Diumumkan secara Terbuka
Implementasi
WTP PMU
WINRIP
12 Hari Kerja M
O N
I T
O R
I N
G
Gambar 10.4. Alur Mekanisme Penanganan Keluhan Gambar 10.4. Alur Mekanisme Penanganan Keluhan
10 - 26 E.
Penyusunan Laporan Studi dan Konsep LARAP Secara garis besar isi laporan studi LARAP untuk pembangunan jalan, meliputi:
1. Deskripsi proyek pembangunan jalan
2. Dampak sosial ekonomi dari kegiatan pengadaan tanah
3. Sasaran utama rencana tindak pengadaan tanah dan pemukiman kembali
4. Hasil temuan dari survai sosial ekonomi
5. Kerangka institusi yang mengidentifikasi lembaga-lembaga yang bertanggung jawab atas kegiatan
pengadaan tanah dan pemukiman kembali serta langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan kapasitas lembaga tersebut dalam melaksanakan program pengadaan tanah, pemukiman kembali,
pembinaan rehabilitasi, dan pemberdayaan 6.
Kriteria kualifikasi bagi penduduk terkena proyek terhadap bentuk ganti rugi kompensasi dan pembinaanrehabilitasi yang akan diperoleh
7. Langkah-langkah pemukiman kembali jika ada, termasuk deskripsi mengenai paket ganti rugi.
8. Prosedur penanganan keluhan
9. Jadwal pelaksanaan tahapan perencanaan, pelaksanaan, penyerahan hasil, dan konstruksi; dan organisasi
penanggung jawab, termasuk biaya dan anggaran. 10.
Pemantauan dan evaluasi. Berdasarkan hasil studi LARAP tersebut di atas, maka disusun konseprekomendasi Rencana Tindak LARAP
Action Plan LARAP seperti contoh pada tabel berikut:
10 - 27
Tabel 10 - 9 CONTOH: Rencana Kerja Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali
No. Program
Lokasi Kegiatan
Unit Penanggung Jawab
Waktu Pelaksanaan
Sumber Biaya juta Keterangan
APBN APBD Prov
APBD Kab
I. Pengadaan Tanah
1. Fungsionalisasi Tim
Pengadaan Tanah Kab Benteng
Penyusunan Rencana Kerja Tim 1 paket
Kepala Satker PJN Apr 2014
5 2.
Pengadaan dan Penetapan Tim Penilai
Kab Benteng Pelaksanaan Penilaian Aset terkena
1 paket Penilai, Kepala Satker
PJN Jun 2014
50 3.
Sosialisasi Desa A, B, C, D
dst Penjelasan ttg besaran kompensasi,
jadwal pelaksanaan pengadaan tanah 1 paket 500
WTP TPT Satker PJN
Apr 2014 5
4. Pengukuran Aset
Terkena Desa A, B, C, D
dst Pelaksanaan pengukuran aset
terkena 1 paket 500
WTP TPT Satker PJN
Mei 2014 20
5. Musyawarah harga
ganti kerugian Desa A, B, C, D
dst Kesepakatan besaran dan bentuk
ganti kerugian 1 paket 500
WTP TPT Satker PJN
Jul 2014 15
6. Pemberian ganti
kerugian Desa A, B, C, D
dst Pembayaran ganti kerugian
1 paket 500 WTP
TPTSatker PJN Agt 2014
2.500 7.
Pemecahan surat tanah Desa A, B, C, D
dst Pembayaran ganti kerugian
1 paket 500 WTP
TPT, BPN Sep 2014
50
II. Pemukiman Kembali
1 Pemindahan PKL
Desa A Bantuan uang pindah
5unit TPT, Pemda
Agt 2014 11
5
III. Monitoring dan Pelaporan
1. Monitoring
Kab Benteng Monitoring pelaksanaan LARAP
1 paket Tim Monitoring
Apr – Sep
2014 10
2. Pelaporan
Kab Benteng Pelaporan pelaksanaan LARAP
1 paket Tim Monitoring
Apr – Sep
2014 25
TOTAL 2.670
5 Bengkulu, 2014
Kepala Satker PJN Provinsi ..... Nama
NIP..............................
10 - 28 F.
Konsultasi Langsung Pleno. Forum pleno ini untuk menyepakati konsep rencana tindak pengadaan tanah dan pemukiman kembali.
Peserta Pleno ini meliputi: BupatiWalikota, Sekretaris Daerah, Bappeda, Ditjen Bina MargaSatker PJN, Instansi terkait, WTP atau perwakilannya, dan pemangku kepentingan lainnya, termasuk kalau diperlukan
anggota DPRD. G.
Finalisasi konsep LARAP 1.
Berdasarkan Pleno, penyusun LARAP memfinalkan Dokumen LARAP. Konsep LARAP selanjutnya dikirim oleh BBPJN atau Satker ke PMUCTC untuk diperiksa review sebelum dimintakan No Objection Letter
NOL dari Bank Dunia. 2.
Setelah mendapatkan NOL, LARAP ditetapkan oleh Satker PJN sehingga program pengadaan tanah dan permukiman kembali dapat dilaksanakan oleh Satker dan instansi penanggung jawab lainnya.
3. Dokumen LARAP ini dapat dilampirkan dalam Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah yang akan
dikirimkan oleh BBBJN Satker PJN ke Gubernur untuk mendapatkan penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum.
Komponen Anggaran Penyusunan Dokumen LARAP meliputi: 1.
Kebutuhan Tenaga Ahli 2.
Kebutuhan Kegiatan: a
Survai b
Konsultasi Pemda Konsultasi Publik Pleno 3.
Pembuatan Laporan
CONTOH Sistematika LARAP:
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan Studi
1.3. Metodologi 2.
DESKRIPSI PROYEK 2.1. Lokasi Rencana Kegiatan
2.2. Dimensi Teknis Kegiatan 2.3. Jadwal Pembangunan Jalan
3. HASIL INVENTARISASI ASET TERKENA PROYEKDAN SURVAI SOSIAL EKONOMI
3.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian 3.2. Data Tanah, Bangunan, Tanaman dan Aset Lain Yang Akan Terkena Proyek
3.3. Kondisi Sosial Ekonomi Budaya Warga Terkena Proyek
3.4. Dampak Sosial Ekonomi Budaya dari Kegiatan Pengadaan Tanah
4. KEBIJAKAN PENGADAAN TANAH DAN PEMUKIMAN KEMBALI
4.1. Kebijakan Penetapan Kompensasi Ganti Kerugian Atas Tanah, Bangunan, Tanaman Terkena Proyek
4.2. Kebijakan Pelaksanaan Pemindahan WTP jika ada 4.3. Kebijakan Pelaksanaan PembinaanRehabilitas WTP jika ada
4.4. Kebijakan Pelaksanaan Pemecahan Sertifikat Surat Tanah WTP 5.
KONSULTASI MASYARAKAT 5.1. Proses Konsultasi Masyarakat
5.2. Rencana Pelaksanaan Konsultasi Masyarakat 6.
TANGGUNG JAWAB KELEMBAGAAN DAN PROSEDUR PENANGANAN KELUHAN 6.1. Kelembagaan Kegiatan Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali
6.2. Mekanisme Penanganan Keluhan Warga Terkena Proyek 7.
MONITORING DAN PELAPORAN 7.1. Pelaksanaan Monitoring Pelaksanaan Larap
7.2. Pelaporan Hasil Monitoring Pelaksanaan Larap 8.
JADWAL DAN PEMBIAYAAN
10 - 29
CONTOH Sistematika LARAP Sederhana:
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan Studi
1.3. Metodologi 2.
DESKRIPSI PROYEK 2.1. Lokasi Rencana Kegiatan
2.2. Dimensi Teknis Kegiatan 2.3. Jadwal Pembangunan Jalan
3. HASIL INVENTARISASI ASET TERKENA PROYEK
3.1. Data Tanah, Bangunan, Tanaman dan Aset Lain Yang Akan Terkena Proyek 4.
KEBIJAKAN PENGADAAN TANAH DAN PEMUKIMAN KEMBALI 4.1. Kebijakan Penetapan Kompensasi Ganti Kerugian Atas Tanah, Bangunan, Tanaman
Terkena Proyek 4.2. Kebijakan Pelaksanaan Pemecahan Sertifikat Surat Tanah WTP
5. KONSULTASI MASYARAKAT
5.1. Proses Konsultasi Masyarakat 5.2. Rencana Pelaksanaan Konsultasi Masyarakat
6. TANGGUNG JAWAB KELEMBAGAAN DAN PROSEDUR PENANGANAN KELUHAN
6.1. Kelembagaan Kegiatan Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali 6.2. Mekanisme Penanganan Keluhan Warga Terkena Proyek
7. MONITORING DAN PELAPORAN
7.1. Pelaksanaan Monitoring Pelaksanaan Larap 7.2. Pelaporan Hasil Monitoring Pelaksanaan Larap
8. JADWAL DAN PEMBIAYAAN
10.9.2 Tahapan Persiapan Pengadaan Tanah
Tahapan persiapan pengadaan tanah dilakukan pada tahap pra-konstruksi dalam Siklus Tahap Pembangunan Jalan. Gubernurmelaksanakan tahapan kegiatan persiapan pengadaan tanah setelah menerima Dokumen Perencanaan
Pengadaan Tanahtermasuk Lampiran berupa Dokumen LARAP dari Direktorat Jenderal Bina Marga cq BBPJN atau Satker PJNP2JN. Gubernur dapat mendelegasikan kewenangan pelaksanaan persiapan pengadaan tanah bagi
pembangunan untuk kepentingan umum kepada BupatiWalikota. GubernurBupatiWalikota membentuk Tim Persiapan, yang akan bertugas:
a. Melaksanakan pemberitahuan rencana pembangunan proyek jalan
b. Melakukan pendataan awal lokasi proyek jalan
c. Melaksanakan konsultasi publik rencana proyek jalan
d. Menyiapkan penetapan lokasi proyek jalan
e. Mengumumkan penetapan lokasi proyek jalan
Berdasarkan Penetapan Lokasi Pembangunanproyek jalandari Gubernur, Ditjen Bina Marga cq BBPJN atau Satker PJNP2JN mengajukan pelaksanaan pengadaan tanah kepada Kepala Kantor Wilayah BPNKepala Kantor
Pertanahan Kabupaten selaku Ketua Pelaksana Pengadaaan Tanah Prepres 712012 atau Bupati sebagai Panitia Pengadaan Tanah Perpres 362005 Jo Perpres 652006. Pengajuan pelaksanaan pengadaan tanah dilengkapi
dengan: a.
Keputusan Penetapan Lokasi Proyek Jalan b.
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah termasuk Lampiran Dokumen LARAP c.
Data awal Pihak yang berhak dan obyek pengadaan tanah. Kepala Satker PJN dapat membentuk Tim Monitoring pelaksanaan pengadaan tanah untuk melakukan penyusunan
laporan pelaksanaan LARAP sub proyek pada tahapan persiapan pengadaan tanah ini. Laporan Monitoring ini
10 - 30 disampaikan Tim Monitoring Internal kepada Kepala Satker PJN setiap akhir bulan dalam bentuk Laporan Bulanan
untuk diteruskan ke PMU-WINRIP.
10.9.3 Tahapan Pelaksanaan Pengadaan Tanah
Tahapan pelaksanaan pengadaan tanah termasuk di dalamnya tahapan implementasi LARAP dilakukan pada tahap pra-konstruksi dalam Siklus Tahap Pembangunan Jalan. Pelaksanaan pengadaan tanah diselenggarakan oleh Kepala
Kantor Wilayah BPN selaku Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah Perpres No 712012 atau oleh Panitia Pengadaan Tanah Perpres 362005 Jo Perpres 652006.Dalam hal kompensasiganti kerugian bukan dalam bentuk uang,
Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah menugaskan kepada instansi yang memerlukan tanah atau instansi terkait lain sesuai bidangnya untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Kepala Kantor Wilayah BPN dapat menugaskan Kepala
Kantor Pertanahan sebagai Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah. Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah dapat membentuk Satuan Tugas Pelaksana Pengadaan Tanah.
Proses kegiatan pengadaan tanah pada tahapan pelaksanaan pengadaan tanah meliputi: 1.
Sosialisasi rencana pengadaan tanah 2.
Inventarisasi dan identifikasi aset terkena 3.
Penetapan Penilai dan pelaksanaan penilaian 4.
Musyawarah penetapan bentuk dan besaran ganti kerugian 5.
Pemberian ganti kerugian 6.
Pelepasan obyek pengadaan tanah Pada tahapan ini, Tim Monitoring Internal yang dibentuk oleh Kepala Satker PJN melakukan penyusunan Laporan
Monitoring pelaksanaan rencana kerja pengadaan tanah dan pemukiman kembaliLARAP sub proyek selama proses pelaksanaan pengadaan tanah hingga selesai pemberian ganti kerugianpelepasan obyek pengadaan tanah dan
pemecahan surat tanah splitzing. Laporan Monitoring tersebut disampaikan kepada Kepala Satker PJN oleh Tim Monitoring Internal dalam bentuk Laporan Bulanan, Laporan Triwulan, dan Laporan Tahunan untuk diteruskan ke
PMU-WINRIP. PMU akan menyampaikan Laporan Monitoring Pelaksanaan Pengadaan Tanah dan Pemukiman KembaliLARAP dari setiap sub proyek ke Bank Dunia untuk periode waktu tertentu sesuai perkembangan dari
pelaksanaan LARAP guna mendapatkan persetujuan dari Bank Dunia. Uraian lebih rinci mengenai monitoring pelaksanaan LARAP akan disajikan pada sub bab Pemantauan Monitoring.
10.9.4 Tahapan Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah
Tahapan penyerahan hasil pengadaan tanah dilakukan menjelang tahap konstruksi dalam Siklus Tahap Pembangunan Jalan. Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah Panitia Pengadaan Tanah menyerahkan hasil pengadaan
tanah kepada Ditjen Bina Marga cq BBPJNSatker PJN disertai data Pengadaan Tanah paling lama 7 tujuh hari kerja sejak pelepasan hak obyek pengadaan tanah.
Pada tahap pasca konstruksi hingga tahap evaluasi pasca konstruksi dalam Siklus Tahap Pembangunan Jalan, BPN melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan hasil
pengadaan tanah untuk kebutuhan paket ruas jalan yang bersangkutan dan menyerahkan hasil laporan pemantauan dan evaluasi tersebut kepada Ditjen Bina MargaDinas PU ProvinsiKabupatenKota
10 - 31
Gambar 10 - 5 Prosedur Pengadaan Tanah dan LARAP pada WINRIP
Tahap Pembangunan Jalan
No Tahapan LARAP
Bina Program Koordinator PMU
Bina Pelaksanaan PMU
Bina Teknik BBPJN termasuk
Satker PJN P2JN Peran Ditjen Bina Marga
Peran PEMDA terkait dengan Penyusunan dan Pelaksanaan LARAP dan Pengadaan
Tanah BPN termasuk Kanwil dan
Kantor Pertanahan Masyarakat WTP
Keterangan
Persiapan Loan Agreement dalam kaitan tabel ini hanya untuk penyusunan LARAP, Tim Konsultan Persiapan PHLN PPTA yang dikoordinir oleh Bipran melakukan identifikasi
kebutuhan LARAP Penyaringan Sosial berdasar FS danatau Pra FS Alternatif 1 :Penyusunan Dok. Lingk dan
atau izin lingk. berdasarkan FS belum ada DED dan tanpa data sosekbud detil
Penyusunan Dokumen LARAP oleh Tim Konsultan CTC yang dikoordinir oleh
PMU dengan tetap koordinasi bersama Bipran, Binlak, Bintek, dan BBPJN
DED jadi
Persiapan Penyusunan LARAP a.Konsultasi awal dgn Pemda
b.Pengumpulan data sekunder
Konsultasi tidak langsung
dengan Tokoh masyarakat
Survai sosial ekonomi Diskusi konsultasi
pemrakarsatim survai dengan Pemda tentang hasil survai sosek
Penyusunan Laporan Studi dan konsep LARAP , minimal berisi:
a. kerangka program rehabilitasi sosial ekonomi pembinaan,
b. mekanisme monitoring evaluasi,
c. jadwal waktu pelaksanaan termasuk pembangunan jalan,
d. anggaran sumber pembiayaan;
Konsultasi langsung pleno
untuk menyepakati konsep LARAP termasuk penetapan cut
off date
Finalisasi konsep LARAP
perbaikan hasil pleno bila ada Mendukung menyaksikan memantau
Mendukung menyaksikan memantau
Mendukung, menghadiri menyaksikan Pleno ini
Bina Marga mengirimkan konsep LARAP Final ke Lembaga Donor untuk mendapatkan No Objection Letter NOL
Salinan Penetapan Dokumen LARAP didistribusikan oleh PMU ke Bintek, BBPJN, Satker PJN, P2JN, serta instansi-instansi di bawah Pemda yang terkait,
Alternatif 2: Penyusunan Dok. Lingkungan danatau izin
lingkungan dilakukan bersamaan paralel dengan
Penyusunan LARAP berdasarkan DED dan data lebih
detil
Dokumen LARAP menjadi lampiran dari Dok. Perencanaan Pengadaan Tanah PT
untuk dikirimkan ke Gubernur Membuat kesepakatan dukungan Teknis
mendukung mengetahui
Tokoh Masyarakat diharapkan dapat mendukung
Menyepakati jumlah WTP, juga perkiraan besaran, pilihan dan
bentuk ganti kerugian. Termasuk rencana pemukiman kembali dan
rehabilitasi mengetahui untuk
menjadi catatan dalam pelaksanaan Pengadaan
Tanah PT
Menyepakati bentuk dan besaran ganti kerugian perkiraan,
kerangka Program rehabilitasi pembinaan , mekanisme monev,
kerangka kelembagaan, jadwal waktu pelaksanaan, dan anggaran
dalam LARAP mengetahui untuk menjadi
catatan dalam pelaksanaan PT Menyepakati bentuk dan
besaran ganti kerugian termasuk kerangka Program
rehabilitasi pembinaan dan jadwal waktu pelaksanaan
Setelah mendapatkan NOL, LARAP ditetapkan oleh Gubernur Bupati
Walikota untuk dilaksanakan oleh berbagai instansi terkait di Pemda ,
Ditjen Bina Marga danatau BPN
Gubernur menerima Dok. Perencanaan PT
Tahap Perencanaan
Pengadaan Tanah PT
B A
PERENCANAAN UMUM PERENCANAAN UMUM
PERENCANAAN TEKNIS AWAL
PERENCANAAN TEKNIS AWAL
PERENCANAAN TEKNIS AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS AKHIR
Gambar 10.5 PROSEDUR PENGADAAN TANAH DAN LARAP PADA WINRIP Gambar 10.5 PROSEDUR PENGADAAN TANAH DAN LARAP PADA WINRIP
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
10 - 32
Implementasi LARAP
Monitoring implementasi LARAP
monitoring dan evaluasi eksternal
PMU melalui CTC DSC melakukan penyusunan laporan implementasi
LARAP selama proses Pengadaan Tanah hingga selesai pemberian
ganti kerugian. Laporan monitoring internal ini di
berikan ke Lembaga Donor dalam bentuk Laporan bulanan, Laporan
triwulanan, Laporan per tahun, dan Laporan Akhir Lap. akhir termasuk
laporan data Hasil PT yang diserahkan oleh BPN di akhir
proses. Laporan hasil Monitoring terkait
progress implementasi secara berkala harus dapat diakses dan
ditanggapi oleh masyarakat terutama WTP
Pada tahap Pelaksanaan PT Tim Monitoring internal melakukan
pemutakhiran dokumen LARAP terkait besaran harga ganti
kerugian yang ditetapkan Tim Penilai Appraisal
Bina Marga PMU menugaskan tim Monitoring Independen Konsultan Akademisi LSM untuk melakukan monitoring hasil implementasi LARAP yang telah dilakukan 1-2 tahun sebelumnya
Tim Monitroring Independen tetap berkoordinasi dengan PMU, Bintek, dan BBPJN dalam pelaksanaan monitoring eksternal ini
BBPJN dan atau Bina Teknik mendukung PMU untuk memantau dan
mencatat proses persiapan PT di
lapangan. Sebagai bagian dari laporan implementasi LARAP yang disusun oleh
PMU
Jika diperlukan Relokasi dan Revisi DED maka diserahkan kembali ke Bina Marga namun bila
LARAP dilakukan secara benar, maka seharusnya disini sudah tidak ada keberatan
masyarakat Berdasarkan Penetapan Lokasi
Pembangunan, Bina Marga mengajukan pelaksanaan Pengadaan Tanah kepada
Ketua Pelaksanaan PT BBPJN dan atau Dit. Bina Teknik
mendukung PMU untuk memantau dan
mencatat proses pelaksanaan PT di lapangan. Sebagai bagian dari laporan
implementasi LARAP yang disusun oleh PMU
BBPJN dan atau Dit. Bina Teknik mendukung PMU untuk memantau dan
mencatat proses penyerahan ganti kerugian . Sebagai bagian dari laporan
implementasi LARAP yang disusun oleh PMU
Bina Marga mengajukan permohonan sertifikat hak atas
tanah
Bina Marga menerima hasil monitoring dan evaluasi BPN
Gubernur Bupati Walikota Membentuk Tim Persiapan untuk melakukan :
1. pemberitahuan rencana pembangunan 2. pendataan awal dapat mengacu pada
data LARAP menghasilkan daftar sementara lokasi rencana pembangunan
3. Konsultasi Publik, untuk mendapatkan kesepakatan lokasi rencana pembangunan
Masyarakat keberatan ?
4. Menyiapkan mengumumkan Penetapan Lokasi Pembangunan
Mendukung mengetahui untuk
menjadi catatan dalam pelaksanaan PT
Pelaksana Pengadaan Tanah melakukan:
1. Inventarisasi dan Identifikasi
2. Penetapan Penilaian 3. Musyawarah dan
Penetapan Ganti Kerugian
Penyerahan Ganti Kerugian
Menyelesaikan Permohonan Sertifikat
Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah ke
Bina Marga
Monev dilakukan oleh BPN terhadap penggunaan dan
pemanfaatan hasil PT bagi pembangunan untuk
kepentingan umum Menyepakati bentuk ganti
kerugian, untuk besaran ganti kerugian akan ditentukan oleh
Penilai di tahap Pelaksanaan PT termasuk kerangka
Program rehabilitasi pembinaan dan jadwal waktu
pelaksanaan. kesepakatan ini seharusnya mengacu
berdasarkan pada LARAP
Menyepakati bentuk dan besaran ganti kerugian yg
ditentukan oleh Penilai termasuk kerangka Program
rehabilitasi pembinaan dan jadwal waktu pelaksanaan.
menerima ganti kerugian menerima sertifikat tanah sisa
WTP terkait memberikan informasi tentang
perubahan kondisi sosial ekonominya pasca terkena
dampak PT Penyerahan Ganti
Kerugian Tahap Pelaksanaan
Pengadaan Tanah PT
Tahap Persiapan PT
B A
PRA-KONSTRUKSI PRA-KONSTRUKSI
KONSTRUKSI KONSTRUKSI
PASKA KONSTRUKSI PASKA KONSTRUKSI
EVALUASI PASKA KONSTRUKSI
EVALUASI PASKA KONSTRUKSI
dikabulkan ditolak
KETERANGAN SIMBOL GAMBAR : KETERANGAN SIMBOL GAMBAR :
Tahapan Inti Prosedur LARAP Prose Pengadaan Tanah berdasarkan UU no.2 thn 2012
Tahap Perencanaan Pengadaan Tanah Tahap Persiapan Pengadaan Tanah
Tahap Pelaksanaan Pengadaan Tanah Tahapan Inti Prosedur LARAP
Prose Pengadaan Tanah berdasarkan UU no.2 thn 2012 Tahap Perencanaan Pengadaan Tanah
Tahap Persiapan Pengadaan Tanah Tahap Pelaksanaan Pengadaan Tanah
Tahapan Penyerahan Ganti Kerugian Prose Paralel lainnya
Proses Paralel yanh terkait mendukung LARAP Garis Proses
Garis Dukungan Tahapan Penyerahan Ganti Kerugian
Prose Paralel lainnya Proses Paralel yanh terkait mendukung LARAP
Garis Proses Garis Dukungan
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Bidang Jalan 2014, Kementerian PU Ditjen Bina Marga, Dit Bintek dan Perpres No 71 Thn 2012
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Bidang Jalan 2014, Kementerian PU Ditjen Bina Marga, Dit Bintek dan Perpres No 71 Thn 2012
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
Sumber : Sumber :
Ketua Pelaksana PT Kepala Kantor
Pertanahan membentuk Satuan
Tugas Pelaksana PT
10 - 33
10.10 PEMANTAUAN MONITORING LINGKUNGAN DAN SOSIAL