Survei Lalu lintas PROSEDUR REVISI DESAIN

Bab 4 Prosedur Perencanaan Teknis 4 - 12

d. Survei Lalu lintas

1 Tujuan

Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi lalu lintas, kecepatan kendaraan rata-rata, menginventarisasi jalan yang ada, serta menginventarisasi jumlah setiap jenis kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu dalam satuan waktu, sehingga dapat dihitung lalu lintas harian rata- rata sebagai dasar perencanaan peningkatan jalan.

2 Lingkup

a Pengumpulan data lalu lintas dilakukan setelah mengetahui koridor trase lokasi perencanaan yang akan dilakukan, yang merupakan hasil keluaran dari pengumpulan data awal berupa titik-titik survey. b Data lalu lintas yang telah didapatkan harus dianalisis sehingga mendapatkan data yang siap pakai berupa kondisi LHR eksisting dalam satuan kendaraanhari dan smphari serta kecepatan perjalanan pada kondisi tata guna lahan tertentu dalam kmjam.

3 Persyaratan

Standar pengambilan dan perhitungan data harus mengacu pada buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia MKJI 036TBM1997, Pedoman Survey Pencatatan Lalulintas dengan cara Manual PdT.19-2004-B, atau Pedoman yang dipersyaratkan. 4 Keluaran dari Survey Lalu lintas Keluaran yang dihasilkan dari survey lalu lintas berupa laporan yang didalamnya memuat : a. Data LHR untuk perhitungan kapasitas jalan dan perhitungan perkerasan jalan. b. Data spektrum beban untuk perhitungan perkerasan jalan. c. Foto dokumentasi. d. Data lapangan.

e. Survey Kondisi Perkerasan 1

Tujuan Survey kondisi perkerasan bertujuan untuk mengetahui kondisi perkerasan jalan eksisting, jenis perkerasan, serta permasalahan yang sering terjadi pada jalan tersebut. Hal ini digunakan sebagai dasar perencanaan Perkerasan Jalan.

2 Lingkup

1. Menganalisa data lapangan, desain, dan gambar yang diperoleh dari survey pendahuluan 2. Menentukan variabel-variabel rencana seperti nilai CBR, nilai lendutan. 3. Melakukan desain perkerasan yaitu tebal dan tipe perkerasan.

3 Persyaratan

Persyaratan survey kondisi perkerasan harus mengacu pada pedoman yang berlaku atau sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja. Tabel 4 - 5 Pengujian perkerasan dan interval sampling Pengerjaan Pengujian Min Max Rekonstruksi jalan eksisting yang beraspal DCP 100 500 Test Pit 500 2000 Defleksi 25 200 4 Keluaran survey kondisi perkerasan jalan Keluaran yang dihasilkan dari survey kondisi perkerasan berupa laporan yang didalamnya memuat: 1. Data history penanganan 2. Data lendutan Benkleman BeamFalling Weight Deflectometer 3. Data CBR eksisting. 4. Jenis lapisan dan ketebalan perkerasan eksisting

4.7.3 Pengendalian Survey Pendahuluan dan Survey Detail.

Pengendalian survey bertujuan sebagai kendali mutu pengambilan data, kendali mutu tersebut diantaranya: a. Setiap akan melaksanakan kegiatan survey baik pendahuluan maupun survey detail pelaksana kegiatan wajib mengajukan jadwal kegiatan yang dilengkapi dengan konsep perencanaan Desain yang akan diterapkan termasuk metode survey yang akan dilakukan dan kemudian ditindaklanjuti Bab 4 Prosedur Perencanaan Teknis 4 - 13 dengan surat ijin melakukan survey baik pendahuluan maupun detail yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen. b. Proses survey baik pendahuluan maupun survey detail wajib diawasi dimulai dari persiapan peralatan sampai pada proses survey oleh petugas yang ditunjuk oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen. c. Data hasil pengambilan pada survey detail wajib diperiksa kebenarannya sebelum dilakukan proses desain. Proses desain dapat dilakukan apabila data hasil survey detail sudah dapat diterima atau disetujui oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen. d. Adanya berita acara pemeriksaan baik terhadap survey pendahuluan maupun survey detail yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.

4.7.4 Proses DesainPerencanaan Teknis

1. Tujuan

Menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang terdiri dari: - Gambar Desain - Engineering Estimate - Dokumen Lelang dan Spesifikasi

2. Lingkup

a. Merencanakan desain geometrik jalan dengan mengacu pada ketentuaan Standar Perencanaan Geometrik Jalan baik antar kota maupun perkotaan b. Merencanakan geometrik dan tipe jembatan dengan mengacu pada ketentuaan Standar Bangunan Atas Jembatan yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga. c. Melakukan perencanaan tebal perkerasan baik perkerasan kaku maupun fleksibel dengan mengacu pada pedoman perencanaan tebal perkerasan lentur dan tebal perkerasan kaku. d. Melakukan perencanaan drainase dan bangunan perlengkapan jalan. e. Melakukan perencanaan manajemen dan keselamatan lalu lintas. f. Melakukan perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja K3 konstruksi sesuai Permen PU. 09 tahun 2008. g. Melakukan analisa resiko yang harus dituangkan dalam laporan perencanaan teknis yang di dalamnya memuat: - Identifikasi resiko - Analisis resiko - Penilaian resiko - Mitigasi resiko - Alokasi resiko h. Menyiapkan peta penyebaran tanah berkaitan dengan kondisi geologi.

3. Persyaratan

Proses perencanaan harus mengacu pada Standar, Pedoman yang berlaku seperti standar atau pedoman yang tertulis pada acuan normatif atau referensi lain yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja.

4. Penggambaran

a. Penggambaran Desain Jalan: Alinyemen Horizontal dengan Skala 1: 1000 Alinyemen Vertikal dengan Skala 1: 100 Potongan Melintang Skala Horizontal: 1:200, Skala Vertikal: 1: 100 b. Penggambaran Desain Jembatan, Longsoran dan Persimpangan Sebidang Alinyemen Horizontal dengan Skala 1: 500 Alinyemen Vertikal dengan Skala 1: 50 Potongan Melintang Skala Horizontal: 1: 100, Skala Vertikal: 1:50

5. Pengendalian proses perencanaan teknis.

Pengendalian pada saat proses perencanaan teknis dilakukan agar desain yang dihasilkan memenuhi persyaratan secara teknis, proses pengendalian dilakukan terhadap: Bab 4 Prosedur Perencanaan Teknis 4 - 14 a. Konsep desain awal berdasarkan data sekunder harus mendapat persetujuan dari Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen. b. Konsep desain berdasarkan data survey pendahuluan dan survey detail yang review terhadap desain awal harus diperiksa dan diasistensikan kepada Kepala Satuan kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen. c. Pemeriksaan dan Asistensi perencanaan secara bertahap wajib dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan kepada Kepala Satuan KerjaPejabat Pembuat Komitmen d. Pengecualian terhadap desain yang tidak memenuhi standar harus mendapat persetujuan dari Pejabat Eselon 1 dengan melampirkan alasan desain yang dipilih yang dilengkapi dengan perhitungan serta mitigasi resiko. e. Penggunaan teknologi baru dapat digunakan sesuai dengan surat edaran Dirjen No. 05SEDb2008 dari Direktorat Jenderal Bina Marga. f. Penerapan dan penggunaan Spesifikasi Khusus dapat mengikuti Pedoman No. 006BM2009 Tentang Penyusunan Spesifikasi Khusus Jalan dan Jembatan

6. Keluaran yang dihasilkan dalam proses perencanaan

Keluaran yang dihasilkan pada tahap perencanaan adalah: a. Laporan Detail Desain - Gambar Perencanaan Teknis Desain jalanjembatan dalam ukuran kertas A3, agar dapat digunakan pada saat penerapan di lapangan. - Laporan perencanaan tebal perkerasan lenturperkerasan kaku termasuk analisisnya. - Laporan Geoteknik yang didalamnya memuat seluruh penyelidikan tanah serta peta penyebaran tanah serta foto dokumentasi. - Laporan Topografi yang didalamnya memuat seluruh data pengukuran termasuk hasil perhitungan serta foto dokumentasi. - Laporan Drainase yang didalamnya memuat seluruh data survey hidrologi termasuk analisis perhitungan. b. Laporan Engineering Estimate c. Laporan konsep metode konstruksi d. Standar Dokumen Lelang termasuk didalamnya Spesifikasi Teknis. 4 - 15 Gambar 4 - 1 Diagram Proses Perencanaan Teknis Jalan Mulai Dari Tahap Persiapan s.d Penyusunan Dokumen Lelang KONFIRMASI RUANG LINGKUP PEKERJAAN MENYUSUN RENCANA SURVEY SURVEY PENDAHULUAN OLEH PARA AHLI Higway, Traffic, Drainage, Environment, Geodetic, Geotech Engineers PEMAHAMAN MASALAH DAN MASUKAN PARA AHLI DI LAPANGAN LAKSANAKAN SURVEY SECARA RINCI VALIDASI DATA SURVEY OK? DATA PERENCANAAN PERENCANAAN PENDAHULUAN EVALUASI OLEH PARA AHLI Higway, Traffic, Drainage, Environment, Geodetic, Geotech Engineers BA“IC DE“IGN DIAJUKAN KEPADA PENGGUNA JASA INTERNAL REVIEW OK? KAJIAN MITIGASI LINGKUNGAN PROSES PEMBEBASAN LAHAN RUMIJA DISETUJUI KEPADA PENGGUNA JASA OK? RUMIJA DIAJUKAN KEPADA PENGGUNA JASA OK? OK? EVALUASI OLEH PARA AHLI PERENCANAAN DETIL SETIAP KOMPONEN KONSEP RENCANA AKHIR DIAJUKAN KEPADA PENGGUNA JASA OK? RENCANA AKHIR PENYUSUNAN DOKUMEN PELELANGAN DOKUMEN PELELANGAN SELESAI PELELANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBEBASAN LAHAN SELESAI MASTER DOKUMEN PELELANGAN YANG TELAH DISETUJUI BILA PERLU Lokasi Jenis Pekerjaan Panjang Kriteria Dalam Standar yang dipakai Mutu Produk Waktu Biaya Lokasi Jenis Pekerjaan Jenis survey Panjang Personil ProfSub-Prof Peralatan Survey Transportasi Waktu Biaya Persyaratan Output Lokasi Jenis Pekerjaan Jenis survey Panjang Personil ProfSub-Prof Peralatan Survey Transportasi Koordinasi Waktu Biaya Persyaratan Output Lokasi dan Panjang Personil ProfSub-Prof Peralatan Survey Transportasi Waktu Biaya Persyaratan Output Waktu Biaya Lokasi Detil Persyaratan Output Permasalahan Detil Estimasi Solusi Jenis Survey Detil yang diperlukan Jenis dan Freq. Survey Pengujian Lab PersyaratanOutput Mutu data waktu 4 - 16

4.7.5 Penyiapan Dokumen Lelang

Dokumen lelang berpedoman pada dokumen standar yang telah disetujui Bank Dunia Dokumen lelang terdiri atas : 1. Prosedur lelang terdiri dari: Seksi I Instruksi kepada peserta lelang Seksi II Data Lelang Seksi III Evaluasi dan kriteria kualifikasi Seksi IV Bentuk-bentuk lelang surat penawaran, informasi kualifikasi, surat penunjukan pemenang, perjanjian kemitraan dan perjanjian kontrak Seksi V Negara-negara yang eligible memenuhi syarat 2. Ketentuan pekerjaan Seksi VI Persyaratan Pekerjaan Seksi VI – 1 Lingkup Pekerjaan Seksi VI – 2 Spesifikasi Seksi VI – 3 Gambar 3. Bentuk kontrak dan syarat-syarat umum kontrak Seksi VII Syarat-syarat umum kontrak Seksi VIII Syarat-syarat khusus kontrak Seksi IX Lampiran pada syarat-syarat khusus bentuk – bentuk Form

4.8 PROSEDUR REVISI DESAIN

Perencanaan teknis dengan Detailed Engineering Design DED pada hakekatnya tidak memerlukan Revisi Desain. Revisi Desain dilakukan untuk hal-hal yang sangat sensitif dan penanganan khusus karena pada saat di lakukan DED tidak dapat diprediksi, misalnya akibat bencana alam atau penyesuaian produk Original Design Jalan dan Jembatan yang pelaksanaan konstruksinya tidak dimulai tepat waktu seperti yang dikehendaki didalam perencanaan teknis tertunda 2-3 tahun sehingga jalan eksisting kondisinya sudah berubah secara signifikan dibandingkan dengan kondisi pada saat Desain dibuat, atau jembatan yang kondisinya sudah berubah terutama menyangkut lebar bentang. Prosedur teknis Revisi Desain secara garis besar dapat digambarkan disini sebagai berikut: a. Pengumpulan data dari original design. b. Survai lapangan untuk kondisi jalan dan jembatan dan lain-lain sesuai kebutuhan revisi design. c. Melakukan revisi desain berdasarkan hasil dari pengumpulan data-data dari sumber di atas. Prosedur Revisi Desain sesuai yang diuraikan pada Bab 7 Implementasi Kontrak. 5 - 1

BAB 5 PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

5.1 RUJUKAN DAN PENGERTIAN DASAR

5.1.1 Rujukan

a. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah b. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah c. Guidelines Procurement under IBRD Loans and IDA Credits May 2004, Revised October 1, 2006 May 1, 2010 published by the World d. Naskah Perjanjian Pinjaman Loan Agreement WINRIP tanggal 14 Desember 2011, termasuk lampiran-lampirannya, seperti antara lain Procurement Plan. e. Supplementary Letters dan ketentuan-ketentuan yang disepakati pada saat Loan Appraisal atau Loan Negotiation termasuk ACAP dan LARF. f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No. 14PRTM2013 tanggal 17 Desember 2013 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 07PRTM2011 tentang Standard an Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi. g. Surat Edaran SE Menteri Pekerjaan Umum No. 16SEM2013 tanggal 28 Nopember 2013 tentang Perubahan Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 07SEM2012 tentang Pelaksanaan Pengadaan BarangJasa Pemerintah Secara Elektronik e-Procurement. h. Surat Bank Dunia kepada Wakil Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Bappenas No. CD-328ProcVIII2013 tanggal 29 Agustus 2013 tentang Peningkatan Nilai Batas untuk Penggunaan Metode Pengadaan pada Proyek proyek yang Dibiayai Bank Dunia di Indonesia. i. Surat Task Team Leader WINRIP, Bank Dunia kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum, No. Ref. WINRIP136 mengenai Peningkatan Nilai Batas u tuk Prior ‘e ie oleh Ba k Du ia dala Proses Pe gadaa . j. Surat Edaran Dirjen Bina Marga No. 17SEDb2012 tanggal 21 Nopember 2012 tentang Penyampaian Buku Dokumen Pengadaan Pekerjaan Fisik dan Spesifikasi Umum 2010 Revisi 2 untuk Pekerjaan Konstruksi Pemborongan Jalan dan Jembatan. k. Surat Bank Dunia kepada Dirjen Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum tanggal 14 Maret 2014 mengenai penggunaan system e-procurement untuk pengadaan metoda National Competitive Bidding NCB pada paket-paket WINRIP. Ruang lingkup Perpres No.54 Tahun 2010 dan perubahannya Perpres No. 70 Tahun 2012 untuk kegiatan WINRIP Perpres 542010 jo Perpres 702012 tetap diberlakukan berdasarkan kesepakatan dengan pemberi pinjaman untuk menentukan aturan yang dipergunakan seperti yang tertuang dalam Loan Agreement. Ketentuan Perpres No.54 Tahun 2010 Pasal 103 Ayat 1 : PPK dalam melaksanakan pekerjaan yang dibiayai dari PHLN wajib memahami : a. Naskah Perjanjian Pinjaman Luar Negeri NPPLN Naskah Perjanjian Hibah Luar Negeri NPHLN atau Kesepahaman; dan b. Ketentuan-ketentuan pelaksanaan proyek pengadaan barangjasa setelah NPPLN NPHLN disepakati Pemerintah Republik Indonesia dan Pemberi PinjamanHibah.