8 - 5 8.2.4
Hal-hal Penting Pada Tahap Penyusunan DIPA a.
Angka Netto atau Bruto.
Angka yang tercantum didalam DIPA Loan WINRIP harus merupakan angka Netto artinya angka tersebut tidak termasuk pajak yang terkait dengan pengeluarannya seperti Pajak Pertambahan Nilai PPN dan
pajak lainnya sesuai dengan ketentuan perpajakan. Sedangkan didalam DIPA pendamping harus merupakan angka Bruto sebab termasuk Pajak Pertambahan Nilai PPN.
b. Sumber anggaran
Angka yang tercantum didalam DIPA harus jelas menunjukkan sumber anggarannya yaitu sumber dana APBN Rupiah Murni atau sumber dana PinjamanHibah Luar Negeri PHLN dengan Kode Nomor
Register. Hal ini sangat penting diketahui karena hal tersebut sangat berkaitan dengan hal hal yang khusus didalam pelaksanaannya.
c. Pengadaan
Cara pengadaan barang dan jasa mengacu pada peraturan yang berlaku tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah. Kepres, Peraturan
– peraturan yang dikeluarkan oleh pemberi pinjaman.
d. Pembebanan pengeluaran
Pengeluaran akan dinyatakan memenuhi syarat apabila pembebanan ke dalam alokasi pembiayaan tertentu sesuai dengan klasifikasi anggarannya. Namun demikian dalam hal pengeluaran sebagian atau
seluruhnya dibiayai dengan loan, perlu diperhatikan pula porsi yang dibebankan pada loan dan kategori pengeluaran yang dibebankan pada porsi pendampingnya dibebankan pada APBN Rupiah
Murni atau anggaran lainnya. Kategori pengeluaran didalam NPLN tidak tercantum didalam DIPA akan tetapi didalam naskah
perjanjian luar negerinya NPLN sehingga perlu perhatian khusus pada saat membuat komitmen.
e. Cara pembayaran pengeluaran
Untuk pengeluaran yang dibebankan pada APBN Rupiah Murni, pembayaran dilakukan kepada pihak ketiga melalui Kantor KPPN, dan atau pembayaran tunai melalui uang persediaan UP yang tersedia di
dalam kas Bendahara Pengeluaran. Pengeluaran yang dibebankan pada PHLN Rekening Khusus pada umumnya sama dengan tata laksana
pembayaran pada APBN Rupiah Murni dan dimungkinkan pembayaran dalam bentuk mata uang asing serta pembayaran PHLN melalui mekanisme Pembayaran Langsung khususnya untuk pekerjaan fisik,
proses pembayaran dilakukan di KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah.
f. Aspek perpajakan
Setiap pengeluaran atas beban APBN dari sumber dana rupiah murni terutang pajak yang terkait dengan pengeluaran tersebut. Pajak tersebut adalah Pajak Pertambahan Nilai PPN, Pajak Penjualan
Barang Mewah PPnBM, Bea MasukBea Masuk Tambahan BMBMT dan Pajak Penghasilan PPh. PPN, PPnBM dan BMBMT merupakan pajak yang menjadi beban konsumen dalam hal ini Satker
sehingga kebutuhan pajak tersebut harus disediakan dalam DIPA. Khusus untuk pengeluaran yang dibiayai dengan sumber dana pinjaman luar negeri, penyediaan PPN,
PPnBM dan BMBMT didalam DIPA memperoleh pengecualian yaitu PPN dan PPnBM tidak dipungut, BMBMT dibebaskan sedangkan PPh merupakan pajak yang menjadi beban pihak ketiga dan bukan atas
beban anggaran.
8.3 TATA CARA PENARIKAN DANA
Dalam rangka memperlancar pelaksanaan kontrak dan pencairan dana, maka tata cara penarikan dana yang dipakai dalam Pinjaman Western Indonesia National Roads Improvement Project WINRIP adalah:
8.3.1 Pembayaran LangsungPL Direct Payment
Cara penarikan dana pada program WINRIP dengan pembayaran langsung diberlakukan untuk paket- paket :
Komponen 1 : CIVIL WORKSPekerjaan Fisik Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut PL adalah tatacara penarikan dana PHLN yang dilakukan
oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah atas permintaan Kuasa Pengguna AnggaranPejabat Pembuat Komitmen dengan cara mengajukan Aplikasi Penarikan
Dana Withdrawal Application kepada Pemberi PinjamanHibah Luar Negeri PPHLN untuk membayar langsung kepada Pihak Ketiga yang ditunjuk.
8 - 6 Tahapan pengajuan pembayaran langsung adalah sebagai berikut:
a. Kepala Satuan Kerja SatkerSatker Non Vertikal Tertentu SNVT mengajukan Surat
Permintaan Pembayaran – Pembayaran Langsung SPM-PL kepada KPPN Khusus Jakarta VI
dilampiri dengan konsep Withdrawal Application dengan meminta Nomor Aplikasi kepada PMU
– WINRIP, yang dilengkapi dengan : 1.
Dokumen kontrak 2.
NOL dari Bank Dunia 3. Invoicetagihan dari Rekanan dan harus mencantumkan Nomor Rekening BankBank
Account-nya 4.
Berita Acara Prestasi pekerjaanpenyerahan barang rangkap 5 5.
Bank Garansi untuk pembayaran uang muka 6.
Ringkasan Kontrak yang dibuat sesuai dengan format yang ditentukanterlampir 7.
Surat Pernyataan Tanggung jawab Belanja SPTB sesuai format yang ditentukan terlampir
8. Faktur pajak dan Surat setoran Pajak SSP
b. Kantor KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah menerbitkanmengesahkan konsep Withdrawal
Application dari Kepala SatkerSNVT tersebut, selanjutnya disampaikan kepada Bank Dunia untuk diproses pembayarannya oleh Bank Dunia ke Rekening Rekanan yang telah ditunjuk.
c. Bank Dunia menyampaikan Notice of Disbursement sebagai realisasi pembayaran kepada
Direktorat Pengelolaan Kas Negara dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan diteruskan ke KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah.
d. Berdasarkan Notice of Disbursement NOD tersebut, KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah
menerbitkan Surat Perintah PembukuanPengesahan SP3 rangkap 3 dimana lembar kedua untuk Satker yang bersangkutan.
8 - 7
Gambar 8 - 1 Alur Pencairan Dana Menggunakan Mekanisme Pembayaran Langsung PL
Bank Dunia
Ditjen Pengelolaan Utang cq Direktorat Evaluasi,
Akuntansi dan Setelmen
Satker KPPN Khusus Pinjaman
dan Hibah
Kontraktor
Aliran Dokumen Aliran Dana
SP3 Surat Pengesahan PencatatanPembayaran
Mengajukan Klaim dengan Dokumen
Pendukung MC BAP dan SSP
Lampiran MC BAP, SSP,
Aplikasi Pembayaran
SP4HLN dan NOD
Pembayaran langsung kepada
Pihak ke
TigaKontraktor SP3
NOD
1 K
2 K
3 K
4 K
5 K
6 K
7 K
Aplikasi Pembayaran
8 - 8 8.3.2
Rekening KhususRK Special Account
Rekening Khusus adalah suatu rekening pemerintah pada Bank Indonesia yang dibuka oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan untuk menampung dana Pinjaman WINRIP.
Komponen-komponen pada program WINRIP yang menggunakan mekanisme Rekening Khusus RK diberlakukan untuk paket-paket :
a. Komponen 2 : Implementation Support, terdiri atas: IOC, MPW Technical AssistanceConsultant.
b. Komponen 3: Road Sector Institutional Development, bantuan teknis untuk resiko bencana
disektor jalan, lingkungan baru, unit keselamatan jalan dan alternative design ruas jalan yang melalui lingkungan kritis dan daerah rawan .
c. Komponen 4 : Contingency for Disaster Risk Response, kesiapsiagaan dan penangangan cepat
terhadap darurat bencana atau peristiwa bencana sesuai dengan kebutuhan . Cara penarikan dana menggunakan mekanisme Rekening Khusus sebagai berikut :
a. Pembukaan Rekening Khusus oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan
b. Pengisian dana awal Initial Deposit, berdasarkan perkiraan awal penghitungan untuk
kebutuhan 6 enam bulan pertama kegiatan. c.
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan pembayaran oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan. d.
Pelaksanaan pembayaran oleh Satker yang mengelola loan WINRIP, untuk komponen 2,3 dan 4 mengajukan SPM ke KPPN dan KPPN akan menerbitkan Surat Pengesahan Pencairan
Dana SP2D atas beban rekening khusus. e.
Replenishment Pengisian Kembali yang dalam hal ini menggunakan sistem Designated Account DA Reconciliation Account. Direktorat Jenderal Perbendaharaan mengajukan
Application for Designated Account DA Reconciliation Statement yang merupakan permintaan pengisian kembali Rekening Khusus yang jumlahnya sesuai dengan Laporan IFR
yang dipersiapkan oleh PMU WINRIP, berdasarkan Laporan IFR yang disampaikan ke Direktur Jenderal Perbendaharaan terkait pengisian kembali Rekening Khusus.
f. Bank Dunia memberikan pengisian kembali Rekening Khusus sebagai pengganti dana yang
telah dibayarkan.
8 - 9
Gambar 8 - 2 Alur Pencairan Dana Dan Pengisian Kembali Rekening Khusus
PROSES PENGISIAN KEMBALI
Keterangan Untuk Proses Pengajuan Initial Deposit Dan Pengisian Kembali REKSUS Bagan A
1a. Pembukaan Rekening Khusus WINRIP 2a. PMU mengajukan Initial Deposit ke DItjen Perben
3a. Ditjen Perben Depkeu mengajukan Initial Deposit ke WB 4a. Proses aliran dana initial deposit dan replenishment
5a. PMU mengajukan Replenishment 6a. Dit.PKN mengajukan IFR konsolidasi untuk Replenishment
7a. Proses pengiriman Rekening Koran WINRIP
Bank Dunia
Ditjen Bina Marga PMU
Ditjen Perbendaharaan Negara cq Dit PKN
Satker KPPN Kantor Bayar
Konsultan
IFR Konsolidasi
SPM-SP2D untuk proses
Pembayaran dari Reksus
IFR Konsolidasi
Pembayaran kepada Pihak Ketiga
BI Pusat Reksus
Pembukaan Reksus
WINRIP
Mengajukan Pembayaran dengan
Dokumen Invoice, BAP dan SSP
Lampiran SPM, Ringkasan Kontrak,
Invoice BAP, SSP, dan dokumen lain yang
diperlukan SPM SP2D
Rekening Koran
1a
2b
PROSES PENCAIRAN DANA 3b
6b 4b
5a 6a
4a
7aa
Laporan IFR
3a
1b
Dirjen Perbendaharaan
Dep. Keuangan
Pengajuan Initial Deposit Cash
Forecast utk 6 bulan
2a
Aliran Dokumen Aliran Dana
Keterangan Untuk Proses Pembayaran Kepada Pihak Ke Tiga Bagan B
1b. Proses pengajuan Invoice Konsultan 2b. Proses pengajuan tagihan ke KPPN
3b. Proses Perintah Pencairan Dana melalui REKSUS 4b. Penyerahan SPM-SP2D sebagai bukti transaksi
5b. Penyampaian SPB-SP2D dari KPPN ke Ditjen Perben 6b. Proses aliran dana dari BI kepada pihak ke tiga
5b
SPB-SP2D
8 - 10 Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Porsi loan merupakan angka maksimum yang harus dipedomani. Apabila pembayaran
dilakukan melebihi porsi loan Overclaimed, maka GOI harus mengembalikan refund sejumlah overclaimed tersebut ke IBRD atau ke rekening khusus yang bersangkutan.
b. Pembayaran untuk setiap termin sesuai dengan kemajuan pekerjaan maupun uang muka,
harus dibebankan secara proporsional kepada masing-masing sumber dana loan maupun sumber dana pendampingnya sesuai kategori dan komponen pada masing-masing mata
uang kontrak.
Tidak diperkenankan mendahulukan pembebanan porsi loan pada termin awal dan membayar termin berikutnya dengan porsi GOI atau sebaliknya. Demikian pula tidak
diperbolehkan membebankan seluruh pembayaran valuta asing ke porsi loan dan seluruh pembayaran rupiah ke porsi GOI. Pembayaran kontrak valuta asing harus dibebankan
kepada dana loan dan dana pendampingnya secara proporsional, sehingga baik dana loan maupun dana pendamping menanggung kenaikanpenurunan nilai valuta asing valas.
Demikian pula pembayaran PPN diperhitungkan pada setiap termin pembayaran termasuk pada saat pembayaran uang muka.
c. Pembayaran beban loan harus dilakukan sesuai dengan mata uang kontrak yang
bersangkutan, kontrak dalam mata uang Rupiah dibayar dalam Rupiah melalui KPPN setempat, sedangkan kontrak dalam mata uang asing harus dibayar dalam mata uang asing
bersangkutan melalui KPPN.
d. Sebagaimana diketahui bahwa untuk paket pekerjaan yang lelangnya secara ICB, maka
penawaran harga dapat dilakukan dalam Rupiah untuk komponen lokal plus valuta asing untuk komponen luar. Untuk keperluan evaluasi lelang, maka mata uang tersebut
diekuivalenkan ke dalam Rupiah dengan kurs sesuai ketentuan dokumen pelelangan. Pencantuman nilaiharga pada dokumen kontrak juga harus dalam masing-masing nilai
Rupiah plus nilai valuta asingnya, tanpatidak boleh menyebutkan total ekuivalen Rupiahnya. Demikian pula kontrak dalam Rupiah tidak boleh mencantumkan nilai ekuivalen
USDollar-nya.
e. Untuk tujuan keseragaman dan tertib administrasi maka penomoran kontrak dibakukan
sebagai berikut
nn-PPQQQRRAnnnnMMYY
dimana : nn
: Nomor Urut Kontrak
PP : Kode Provinsi, sesuai dengan Kode Provinsi Ditjen Bina Marga
QQQ :
No. Paket Pekerjaan RR
: Kode Programjenis pekerjaan, yaitu :
- RB : Road Betterment Peningkatan jalan
- CE : Capacity Expansion Perluasan Kapasitas
- TA : Techincal AssistanceCTCDSC
A :
Kode Sumber dana pendamping APBN nnnn
: No. Loan WINRIP
MMYY : Bulan dan Tahun saat kontrak ditandatangani
8 - 11 Contoh nomor kontrak Paket 02 : Pd. Sawah
– Sp. Empat : 01-06 02-WINRIP-WP1 CE A 8043 03-13
Bulan Tahun No. Loan WINRIP
APBN Jenis Pekerjaan
Program Group Pekerjaan No Paket Pekerjaan
Kode Provinsi Sumatera Barat Nomor urut kontrak untuk Satker yang bersangkutan.
8.3.3 Penulisan Nilai Kontrak.
a. Kategori Civil Works