Aspek Teknis Aspek KesiapanKemudahan Pelaksanaan INSTITUSI LAIN YANG TERKAIT DALAM PENYUSUNAN PERENCANAAN UMUM DAN TATA CARA USULAN PROGRAMPERUBAHAN RUAS

Bab 3 Perencanaan Umum dan Pemrograman 3 - 1

BAB 3 PERENCANAAN UMUM DAN PEMROGRAMAN

3.1 UMUM

Perencanaan Umum Planning dan Pemrograman Programming dilaksanakan oleh Direktorat Bina Program, Ditjen Bina Marga dengan unsur pelaksana dari Sub Direktorat Kebijakan dan Strategi JAKSTRA, Sub Direktorat Program dan Anggaran PAN, Sub Direktorat Pembiayaan dan Kerjasama Luar Negeri PKLN, dan Project Preparation Unit PPU terkait, dengan keluaran output berupa Work Program WP. Perencanaan Planning adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Program Programming adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahlembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasi oleh instansi pemerintah. Rujukan dasar dalam Perencanaan dan Pemrograman adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMNas dan RENSTRA Kementerian Pekerjaan Umum, sedangkan sistem yang dipakai untuk penyaringan sesuai kebutuhan teknis di lapangan adalah: a. IRMS – Inter Urban Road Management Systems IRMS, yang terdiri dari proses Database, Proses Manajemen, dan Keluaran Laporan. Database untuk jalan mengikuti flow aliran data dari daerah ke pusat yang dilakukan 2 dua kali dalam setahun, yaitu pada semester I dan semester II. Proses manajemen menentukan indikasi penanganan, proses optimasi indikasi program Strategic E pe ditures Pla Module “EPM sesuai udget te sedia, Lapo a te di i da i lapo a kelua a database jalan, laporan keluaran program 3 tiga tahunan 5 lima tahunan, dan lain sebagainya; b. BMS - Bridge Management System; c. FS - Feasibility Studies dan Justifikasi Ekonomi lainnya untuk proyek-proyek tertentu yang bukan keluaran dari IRMS dan BMS; d. Screening melalui EMP - Environmental Management Plan; e. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan; f. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan. Di dalam penyusunan program tersebut, usulan dari Provinsi melalui pembahasanpertemuan Konferensi Regional Konreg maupun dari Direktorat Bina Pelaksanaan Jalan Wilayah I merupakan dasar awal dari penyusunan program. Sub Direktorat Program dan Anggaran PAN dan Project Preparation Unit PPU akan mengkaji dan mengevaluasi prioritas program penanganan sesuai data survey yang telah dilakukan. Proses Screening Program dari usulan-usulan yang dimaksud menjadi Work Program WP, menggunakan kriteria sebagai berikut:

a. Aspek Teknis

1. Koridor Strategis 2. Jalan Nasional Arteri Primer Non Status Arteri Primer 3. Screening melalui IRMS, BMS, dan FS 4. EIRR 15, NPV Positif, dan BCR 1 5. VC , u tuk New Roads dan Capacity Expansion 6. IRI 6 atau SDI 50 untuk Road Betterment Catatan : EIRR - Economical Internal Rate of Return NPV - Net Present Value BCR - Benefit Cost ratio VC - Volume Capacity Ratio IRI - International Roughness Index SDI - Surface Distress Index

b. Aspek KesiapanKemudahan Pelaksanaan

1. Paket-paket atau ruas jalan yang tanahnya sudah dibebaskan. Bab 3 Perencanaan Umum dan Pemrograman 3 - 2 2. Dokumen Lingkungan seperti UKLUPLAMDAL, TRACER, LARAP sudah disetujui oleh Bank Dunia sebelum Appraisal dan Negosiasi Loan lihat Bab 10: Analisis Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial

3.2 INSTITUSI LAIN YANG TERKAIT DALAM PENYUSUNAN PERENCANAAN UMUM DAN

PEMROGRAMAN Penyusunan perencanaan umum dan pemrograman ini melibatkan beberapa instansi terkait, yaitu: a. Bappenas; b. Ditjen Pinjaman dan Hibah, Kementerian Keuangan c. Ditjen Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen, Kementerian Keuangan d. Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan; e. Biro Perencanaan KLN, Kementerian Pekerjaan Umum; f. Direktorat Bina Program, Ditjen Bina Marga; g. Direktorat Bina Teknik, Ditjen Bina Marga; h. Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah I , Ditjen Bina Marga; i. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional; Satker P2JN terkait; dan Satker Fisik Wilayah Pelaksa aa Jala Nasio al PJN j. Pemerintah Daerah DinasBappedaBadan Lingkungan Hidup Daerah. k. PPUPMU WINRIP

3.3 TATA CARA USULAN PROGRAMPERUBAHAN RUAS

Pada p i sip a pe u aha uas sa gat sulit dilakuka e gi gat tipe pi ja a adalah Proje t Loa . Namun jika dianggap sangat krusial maka mekanisme usulan perubahan adalah sebagai berikut: a. Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional P2JN bersama Satker Fisik Wilayah Pelaksa aa Jala Nasio al PJN di Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional dimana keduanya melaksanakan survey bersama untuk melakukan identifikasi awal usulan Program. Survey minimal yang perlu dilakukan untuk jalan arteri yang sudah ada existing mencakup : 1. Data Dasar Ruas Jalan: Status Fungsi, Panjang, Lebar, dan Jenis Permukaan, serta Sejarah penanganan jalan. Data Jembatan seperti : Panjang dan lebar, type jembatan, Jenis Bangunan Atas dan Bangunan Bawah, serta Sejarah penanganan jembatan yang bersangkutan, 2. Kondisi Jalan maupun Jembatan; kalau memungkinkan untuk kondisi jalan secara kuantitatif dengan alat yang dikeluarkan oleh NAASRA National Association of Australian State Road Authorities, 3. Perhitungan LHR, dengan menggunakan aturan dan format standard yang ada, 4. Kondisi Lingkungan di sepanjang Ruas Jalan atau di sekitar Jembatan tersebut. b. Usulan program yang sudah dibahas di tingkat Balai disampaikan kepada Direktorat Jenderal Bina Marga cq Direktorat Bina Program melalui Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah I sesuai lokasi kegiatan untuk diproses lebih lanjut. Usulan tersebut minimal mencakup: 1. Data dasar Ruas Jalan maupun Jembatan yang diusulkan, 2. Peta lokasi dan jaringan jalan di Provinsi atau KabupatenKota, 3. Justifikasi Teknis yang meliputi analisa prioritas, jenis penanganan, serta aspek lingkungan, 4. Perkiraan Biaya, Daftar Kuantitas, dan Analisa Harga Satuan masing-masing item pekerjaan, 5. Beberapa foto yang dapat menggambarkan situasi dan kondisi jalanjembatan tersebut, 6. Dokumen pendukung terkait lainnya. c. Usulan program tersebut oleh Direktorat Bina Program, Ditjen Bina Marga dan Project Preparation Unit PPU dikaji lebih detail untuk menentukanpenajaman tingkat prioritas dari segi aspek kondisi jalan, jenis program, perhitungan ekonomis, skrining AMDAL, kemampuan dana pendamping, aspek desain dan persyaratan lainnya sesuai ketentuan-ketentuan Bank Dunia. Evaluasi pada Ditjen Bina Marga yang akan sekaligus menjadi lampiran usulan ke Bank Dunia, mencakup : 1. Perhitungan EIRRNPV, 2. Alokasi Cost Program, Bab 3 Perencanaan Umum dan Pemrograman 3 - 3 3. Evaluasi Dokumen Lingkungan, 4. Evaluasi Desain, dan 5. Evaluasi Perkiraan Biaya, Daftar Kuantitas, dan Analisa Harga Satuan. 6. Kesiapan Lahan d. Hasil evaluasi butir c yang sudah terseleksi disusun ke dalam Work Program WP dan diusulkan kepada Bank Dunia untuk mendapatkan persetujuan No Objection Letter NOL. e. ProyekPaket yang telah disetujui oleh Bank Dunia, kemudian diproses pencantumannya dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DIPA. Catatan : Dalam hal perubahan ruas menyangkut perubahan kebutuhan lahan maka perlu dilakukan analisa dampak lingkungan seperti UKLUPL untuk cakupan 5 km panjang jalan atau 5 Ha luas kebutuhan tanah, atau AMDAL jika cakupan 5 km atau 5 Ha. Perlu diperhatikan juga dampak sosial, khususnya terhadap kebutuhan pertambahan lahan yang perlu dibuatkan laporan LARAPnya. Penjelasan mengenai aspek lingkungan dan sosial dijelaskan pada Bab 10 pada Dokumen PMM ini. Bab 3 Perencanaan Umum dan Pemrograman 3 - 4

3.4 TATA CARA USULAN PROGRAM DARI PROYEK