13 - 32 a Audit pada tahap detail desain detailed engineering design stage, dilakukan pada AWP-2 dan AWP-3;
b Audit pada tahap pelaksanaan konstruksi construction stage, dilakukan pada AWP-1, AWP-2 dan AWP-3. 1. Audit Tahap Detail Desain
Audit keselamatan jalan pada tahap ini dilakukan untuk memeriksa, mengkaji, memperbaiki atau menambahkan kekurangan yang terdapat di dalam hasil perencanaan yang terdapat di dalam Detailed
Engineering DesignDED yang telah dilakukan oleh Design Consultant Supervision DSC WINRIP. Audit keselamatan jalan dilakukan oleh tim audit dari CTC WINRIP. Audit akan dilakukan pada paket-paket
AWP-2 dan AWP-3, sebanyak 17 paket. Laporan hasil audit keselamatan jalan ini akan diserahkan kepada DSC WINRIP sebagai bahan masukan untuk dilakukan perbaikan, dan hasil perbaikan ini akan menjadi
FINAL DED. Audit keselamatan jalan pada tahap detail desain bertujuan untuk memeriksa detail:
1 geometrik jalan vertikal dan horisontal,
2 lay-out dan desain aksespersimpangan,
3 fasilitas penyeberanganpejalan kaki,
4 bangunan pelengkap jalan,
5 marka jalan dan penempatan rambu,
6 tata letak lampu penerangan jalan,
7 pagar pengaman,
8 dan lain lain.
2. Audit Tahap Pelaksanaan Konstruksi
Audit tahap pelaksanaan konstruksi utamanya dilakukan untuk memeriksa konsistensi antara Final Engineering DesignFED yang merupakan perbaikan pada DED hasil audit yang telah dilakukan pada tahap
detail desain. Audit akan dilakukan di seluruh paket proyek WINRIP sebanyak 21 paket, yaitu AWP-1, AWP-2 dan AWP-3. Audit ini akan dilakukan 3 tiga bulan sebelum Serah Terima Pertama
PekerjaanProvisional Hand Over. Pelaksana audit ini dilakukan oleh CTC WINRIP dan hasil laporan audit akan diserahkan kepada Satker PJN untuk ditindak lanjuti. Selain itu, audit pada tahap pelaksanaan
konstruksi ini juga akan memeriksa pelaksanaan Manajemen Keselamatan dan Lalu Lintas MKL. Pelaksanaan pemeriksaan ini utamanya dilakukan oleh Supervision Engineer SE. CTC Winrip akan
melakukan sampling pemeriksaan MKL secara acak dibeberapa paket WINRIP. Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa :
1
konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan, 2
konsistensi penerapan desain aksespersimpangan, 3
konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan, 4
kondisi penerangan jalan, 5
dan lain lain.
13.5.2. Pelaksanaan audit
a Audit keselamatan jalan dilakukan sesuai dengan prosedur serta tahapan proyek desain,
pelaksanaankonstruksi yang akan diaudit, b
Bagian-bagian yang akan diperiksa dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dengan cara menambah item-item lain yang dianggap perlu,
c Hasil audit merupakan jawaban-
ja a a a g e i dikasi Ya da Tidak sesuai de ga sta da a g berlaku,
d Evaluasi hasil audit lebih difokuskan kepada jawaban-jawaban yang berindikasi tidak sesuai dengan
standar yang ditandai deng a ja a a Tidak atau T ,
e Evaluasi hasil audit akan merekomendasikan usulan-usulan antara lain: perbaikan desain geometrik jalan,
perbaikan desain persimpangan, penambahan rambu-rambu lalu lintas, penanganan jalan yang sudah beroperasi untuk mengacu kepada NSPM yang berlaku.
13.5.3. Informasi penting dalam dokumen Informasi yang tertuang di dalam dokumen proyek audit, antara lain :
a Informasi paket proyek WINRIP yang akan diaudit, yaitu: nama paket, lokasi, panjang penanganan,
b Alokasi waktu dan jadwal pelaksanaan audit, serta,
c Hasil pelaporan audit,
d Rekomendasi.
13 - 33
13.5.4. Organisasi pelaksana audit
Pelaksanaan audit keselamatan jalan melibatkan tiga pihak, yaitu :
Pemilik proyekSatkerPPK yang bertanggung jawab terhadap pembangunan jalan,
Perencana atau desainer, yaitu pihak yang bertanggung jawab terhadap perencanaandesain proyek, yaitu Design Consultant Supervision DSC WINRIP
Pemeriksa audit keselamatan jalan, yaitu pihak yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan hasil
dari Audit Keselamatan Jalan, dilakukan oleh Central Team Consultant CTC WINRIP.
13.5.5. Tahapan Pengerjaan Audit Tahapan pengerjaan audit keselamatan jalan di proyek WINRIP dilakukan mengacu kepada Instruksi Direktur
Jenderal Bina Marga Pedoman Audit Keselamatan Jalan seperti tergambar pada diagram alur Gambar 13.1 Prosedur Pelaksanaan Audit Keselamatan Jalan yang dikelompokkan ke dalam 8 delapan tahap pekerjaan,
yaitu: a
tahap-1 : Persiapan dan pembentukan tim audit; b
tahap-2 : Penyiapan data dan informasi; c
tahap-3 : Diskusi Formulasi dan Penajaman masalah; d
tahap-4 : Inspeksi Lapangan; e
tahap-5 : Analisis dan Evaluasi; f
tahap-6 : Penulisan Laporan Audit; g
tahap-7 : Pemaparan Hasil Audit; h
tahap-8 : Tindak Lanjut.
Tahap-1 : Persiapan dan pembentukan tim audit
Tim audit keselamatan jalan pada proyek WINRIP sudah melekat ke dalam organisasi Central Team ConsultantCTC yang dibentuk Pemilik proyekSatkerPPK. Secara otomatis Pemilik proyekSatkerPPK sudah
memberikan penugasan kepada unit audit keselamatan jalan yang ada di dalam CTC WINRIP untuk melakukan audit keselamatan jalan pada seluruh paket-paket WINRIP.
Tahap-2 : Penyediaan data dan informasi proyek
Tim audit keselamatan jalan mulai bekerja setelah mendapatkan Detailed Engineering DesignDED yang tanggung jawab perencanaannya berada pada Design Consultant Supervision ConsultantDSC. Seluruh data
yang ada di dalam DED dipelajari dianalisa. Data-data yang dikumpulkan Tim audit antara lain : a.
Peta lokasi dan gambar desain jalan; b.
Data informasi lalu lintas atau LHRT bila ada; c.
Data dan informasi kecelakaan lalu lintas bila ada.
Tahap-3 : Diskusi formulasi masalah
Pada tahap ini tiga 3 pihak, yaitu: Pemilik proyekSatkerPPK, DSC WINRIP dan CTC WINRIP akan mengadakan rapat pertemuan, yang tujuannya antara lain:
a. Melakukan kajian terhadap latar belakang dan permasalahan;
b. Mendiskusikan tujuan dari pelaksanaan audit;
c. Menentukan sasaran audit;
d. Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan sasaran yang akan dicapai.
Tahap-4 : Inspeksi lapangan
Tim audit melakukan inspeksi lapangan pada seluruh paket-paket proyek WINRIP. Tujuannya yaitu mendapatkan informasi lengkap dari kondisi lokasi yang tidak didapatkan dari DED. Inspeksi dilakukan pada
siang dan malam hari untuk mendapatkan informasi lengkap antara lain:
Kondisi geometrik jalan; Kondisi persimpangan antara jalan nasional dengan jalan lokal,
Kondisi lalu lintas di ruas jalan, Kondisi aktivitas penggunaan lahan sisi jalan,
Kondisi penerangan jalan, Penerapan rambu-rambu lalu lintas,
Dan lain lain
13 - 34 Inspeksi lapangan lanjutan akan dilakukan Tim audit apabila terdapat informasi kondisi yang terlewati pada
saat inspeksi lapangan awal. Tahap-5 : Evaluasi dan analisis data
Evaluasi ini mencakup analisis hasil temuan, membuat kesimpulan dan rekomendasi. Beberapa hal yang dilakukan antara lain:
Identifikasi bagian-bagian desain jalan yang kurang memenuhi standar;
Identifikasi bagian-bagian bangunan pelengkap jalan yang kurang memenuhi persyaratan teknis;
Identifikasi bagian-bagian fasilitas pelengkap jalan yang dianggap kurang memenuhi persyaratan
teknis, dsb.
Identifikasi lokasi-lokasi yang berpotensi menimbulkan konflik lalu lintas;
Identifikasi lokasi-lokasi yang berpotensi menimbulkan konflik lalu lintas dengan pejalan kaki;
Identifikasi lokasi-lokasi kecelakaan bila data tersedia,
Dan lain-lain
Tahap-6 : Penyusunan laporan
1 Laporan hasil audit keselamatan jalan disusun berdasarkan hasil temuan, kesimpulan, dan rekomendasi;
2 Sistematika laporan audit dibuat sebagai berikut :
judul proyek; latar belakang proyek;
permasalahan mengapa diperlukan audit; tujuan dan sasaran audit;
organisasi tim audit; hasil temuan audit :
daftar temuan audit;
data-data hasil survai lapangan;
foto-foto lapangan;
kesimpulan dan rekomendasi; lampiran, antara lain:
peta eksisting jalan;
sketsa usulan perbaikan;
daftar periksa dari hasil audit yang dilakukan;
fomulir-formulir survai lainnya;
dokumentasi pelaksanaan audit.
3 Laporan hasil audit harus ditanda tangani oleh ketua tim, dan laporan diserahkan kepada Pemilik
proyekSatkerPPK yang disertai dengan berita acara penyerahan laporan.
Tahap-7 : Pemaparan hasil audit
Tim audit keselamatan jalan CTC WINRIP menyerahkan laporan audit sementara sebelum pemaparan dilakukan di depan Pemilik proyekSatkerPPK. Pemaparan dilakukan untuk memberikan informasi kepada Pemilik
proyekSatkerPPK mengenai hasil temuan audit dan perbaikan yang direkomendasikan, serta untuk mendapatkan umpan balik.
Tahap-8 : Tindak lanjut
Tahap akhir dari proses audit keselamatan jalan adalah tindak lanjut dari rekomendasi laporan hasil audit. Pemilik proyekSatkerPPK memiliki wewenang penuh untuk merealisasikan rekomendasi dari hasil temuan
audit keselamatan jalan dan menyerahkan hasil-hasil temuan audit untuk dilaksanakan oleh pihak penyedia jasa paket-paket pelaksanaan konstruksi proyek WINRIP yaitu, Kontraktor.
13 - 35
Gambar 13 - 2 Prosedur Pelaksanaan Audit Keselamatan Jalan AKJ
TAHAP-1: Penanggung
Persiapan JawabPelaksana
Pembentukan Pemilik
Tim Audit
TAHAP-2:
Penyediaan data Penanggung
dan informasi JawabPelaksana
proyek Perencana
TAHAP-3: Penanggung
Identifikasi dan JawabPelaksana
Formulasi Pemilik Proyek,
Masalah Perencana, Tim Audit
TAHAP-4
Inspeksi Penanggung
Lapangan JawabPelaksana
Tim Audit
TAHAP-5: Penanggung
Analisis dan JawabPelaksana
evaluasi Tim Audit
TAHAP-6: Penanggung
Pelaporan JawabPelaksana
Tim Audit
TAHAP-7: Penanggung
Pemaparan JawabPelaksana:
Pemilik Proyek, Perencana, Team Audit
TAHAP-8: JawabPelaksana:
Tindak lanjut Pemilik Proyek,
Perencana
PERSIAPAN PEMBENTUKAN TIM AUDIT
Pembentukan timauditor
PENYIAPAN DATA INFORMASI
Pengumpulan data, informasi, dan peta, desain jalan, dsb
DISKUSI FORMULASI MASALAH
Formulasi masalah, tujuan dan sasaran AKJ serta rencana
INSPEKSI LAPANGAN
Pemeriksaan dengan Check-List
PERLU DATA TAMBAHAN
? SURVAI LANJUTAN
ANALISIS DAN EVALUASI
Analisa dan Ev aluasi terhadap DED dan kondisi aktual lapangan
PELAPORAN
Kesimpulandan Rekomendasi, Penulisan Laporan
PEMAPARAN
Pemaparan dan Diskusi Hasil Audit
TINDAK LANJUT
Redesain Implementasi
Y
T
14 - 1
BAB 14 CADANGAN PEMBIAYAAN UNTUK TANGGAP BENCANA ALAM
Loan WINRIP menyediakan bantuan pembiayaan untuk pekerjaan sipil. Dan juga menyediakan Technical
Assistance TA selama pelaksanaan proyek untuk membantu DJBM dengan penyediaan Core Team Consultants CTC, Design and Supervision Consultants DSC, dan Jasa TA lainnya untuk pengembangan kelembagaan
bidang jalan serta penyediaan cadangan pembiayaan untuk Tanggap Bencana Alam Project Component 4: Contingency for Disaster Risk Response.
Tanggap darurat bencana alam yang berdampak pada jalan dan jembatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana alam untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan,
yang meliputi kegiatan ruas jalan maupun jembatan yang mengalami kerusakan, agar dapat tetap berfungsi bagi pengguna jalan. Pelaksanaan kegiatan tanggap bencana alam utamanya dilakukan untuk memulihkan
kondisi dan fungsi prasarana jalan yang rusak akibat bencana yang bersifat daruratsementara namun harus mampu mencapai tingkat pelayanan minimal yang dibutuhkan.
Project Component 4: Contingency for Disaster Risk Response adalah pos cadangan pembiayaan untuk tanggap bencana alam yang akan memberikan kesiapsiagaan dan reaksi cepat atas bencana, keadaan darurat dan atau
kejadian bencana alam yang terjadi dalam lingkup WINRIP. Untuk sementara alokasi dana Komponen-4 ini masih kosong yang nantinya akan ditambahkan pada proyek ini yang dimungkinkan realokasi pembiayaan
secara cepat dari komponen lainnya dengan prosedur pengadaan dan pencairan yang dipersingkat. Alokasi dana pada Komponen-4, 100 persen dapat digunakan untuk membiayai kegiatan rekonstruksi, dengan
menggunakan standar biaya konstruksi yang disetujui oleh badan yang berwenang. Pembiayaan sudah termasuk pajak-pajak yang harus dibayar sesuai dengan peraturan pemerintah.
Untuk memungkinkan penggunaan dana cadangan, permintaan harus diajukan ke World Bank oleh peminjam sesuai naskah perjanjian pinjaman, dengan mencantumkan bahwa : i minat dari pemerintah Indonesia untuk
mengaktifkan Komponen-4 dan merealokasi sejumlah tertentu dana untuk itu; ii bencana alam yang terjadi berada di Lintas Barat Sumatera dan status darurat bencana sudah dinyatakan oleh Pemerintah; dan iii Uraian
singkat tentang kegiatan yang akan dikerjakan dan perkiraan biayanya. Kriteria pemilihan penyedia jasa dalam kondisi darurat bencana baik untuk pekerjaan fisik, barang dan jasa
dengan cara Pemilihan Langsung atau Pelelangan Sederhana harus meliputi i Prioritas bagi pelaksana kontrak yang sedang berjalan di area bencana proyek-proyek loan dengan kinerja yang baik; ii prioritas kepada
penyedia jasa yang tinggal di daerah bencana yang pernah melaksanakan pekerjaan sejenis dengan baik; iii prioritas bagi perusahaan dengan cukup personil yang memiliki latar belakang teknis yang memadai untuk
menangani pekerjaan darurat. Proses pelaksanaan, realokasi, dan penggunaan dana Komponen
– 4 loan WINRIP dapat dilihat pada Gambar 14
– 1 dan secara detail dapat dibaca dalam Sub Bab Selanjutnya yang secara khusus telah disiapkan oleh World Bank dalam bahasa Inggris.