ACUAN UMUM PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA

Bab 9 Pemantauan dan Evaluasi Kinerja 9 - 1

BAB 9 PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA

9.1 ACUAN

Acuan Evaluasi kinerja didasarkan pada: 1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Direktorat Jenderal Bina Marga 2010-2014. 2. Inpres No. 071999 tentang Acuan Kinerja Instansi Pemerintah. 3. Perpres No. 542010 : Lampiran 3, Bagian C.2.h. mengenai Laporan Hasil Pekerjaan. 4. Permen PU No. 07PRTM2011 mengenai Syarat-Syarat Umum Kontrak. 5. Kepmen Kimpraswil No. 3492004 Bab V.R.12 mengenai Laporan Hasil Pekerjaan. 6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 mengenai Jasa Konstruksi. 7. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 mengenai Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. 8. Ketentuan Perjanjian Pinjaman untuk WINRIP. 9. Project Implementation Plan PIP. 10. Syarat-Syarat Umum Kontrak. 11. Rencana Strategis Renstra 2015 – 2019. 12. Project Management Manual PMM 13. Permen PU No. 17 tahun 2012, tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP dan Penetapan Kinerja PK di lingkungan Kementerian PU.

9.2 UMUM

Pemantauan dan evaluasi kinerja program WINRIP bertujuan untuk memastikan tercapainya sasaran kerja yang ditetapkan, yaitu: a. Manajemen program telah memenuhi persyaratan yang dinyatakan di dalam prosedur keuangan dan administrasi yang berlaku. b. Sasaran kegiatan proyek telah tercapai sesuai dengan dokumen yang ditetapkan berdasarkan pada asas- asas efisiensi dan efektifitas. c. Menilai pertanggungjawaban pencapaian tujuan dan sasaran program pelaksanaan WINRIP oleh Project Management Unit PMU. d. Mempertanggungjawabkan sumber daya SDM, dana, alat, material yang telah dipercayakan dalam pelaksanaan kegiatan WINRIP. e. Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan yang transparan dan terjamin akuntabilitasnya. Dalam rangka pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi kinerja ini, semua rekaman dan data disimpan sesuai prosedur kerja yang berlaku di Direktorat Jenderal Bina Marga. Adapun tujuan program WINRIP adalah untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi pemanfaatan fungsi jalan nasional di koridor Pantai Barat Sumatera, khususnya di 4 empat provinsi di Sumatera Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu dan Lampung melalui: f. Meningkatkan kondisi jalan yang berimplikasi pada penurunan biaya operasional kendaraan g. Menciptakan jalan yang memenuhi standard keselamatan jalan. h. Pengembangan Institusi pengelolaan dan pemeliharaan jalan. i. Meningkatkan informasi akuntabilitas dan transparansi terhadap publik. j. Penyediaan penanganan pasca bencana apabila ada. Pemanatauan dan evaluasi kinerja dilaksanakan oleh BBPJN selaku atasan langsung SatkerPPK dan unsur- unsur yang terkait.

9.3 PROSEDUR PEMANTAUAN DAN EVALUASI