SANKSI DAN PENALTI RENCANA TINDAK ANTI KORUPSI DAN UPAYA-UPAYA PENYELENGGARAAN PROYEK

Transparansi 11 - 39

11.6 SANKSI DAN PENALTI

Sanksi yang jelas dan upaya hukum merupakan langkah terakhir dalam melawan korupsi. WINRIP memiliki zero toleransi untuk korupsi. Setiap orang pemerintah, non-pemerintah, konsultan, fasilitator, kontraktor, dan lain- lain dapat dikenakan sanksi jika tersedia cukup bukti atas tindakan korupsi atau tindakan lain yang merugikan negara. Bila ada cukup bukti ada tindakan korupsi, penipuan, kolusi, pemaksaan dan obstruksi, maka akan dikenakan tindakan yang mengakibatkan pemutusan kontrak terkait, serta mungkin akan dikenakan hukuman tambahan seperti denda atau dimasukkan daftar hitam, dan lain-lain sesuai dengan peraturan Bank Dunia dan Pemerintah Indonesia. Pemerintah akan melakukan peninjauan kontrak, dan penundaan pencairan Bank untuk setiap kontrak yang bermasalah atau dihentikan sepenuhnya jika kasus penipuan dan korupsi tidak ditangani secara efektif. Idealnya, detail ACAP berisi suatu daftar sanksi dan penalti yang ditetapkan secara jelas untuk diterapkan kepada perusahaan, individu danatau staf pemerintahan yang didapati telah bertindak secara tidak benar atau terbukti bersalah melakukan kecurangan dan korupsi. Daftar terinci sepenuhnya belum disiapkan untuk versi awal Prosedur Pelaksanaan ACAP ini. Untuk hal ini, diusulkan untuk menetapkan suatu Penyelesaian Pengaduan di bawah Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum a g e status se agai te ua yang perlu ditindaklanjuti dengan mengkaji hasil klarifikasi, membuat keputusan dan temuan-temuan apakah pelanggaran telah terjadi serta menerapkan atau merekomendasi sanksi atau penalti sesuai dengan prosedur baku.

11.6.1 Penanganan dan Sanksi Korupsi

Beberapa macam sanksi telah diuraikan dalam ACAP. 1. Pelelangan yang tepat waktu – Persyaratan khusus untuk menjamin agar pelelangan dilaksanakan tepat waktu dan sanksi –sanksi yang dikenakan jika melanggar persyaratan tersebut. Bank Dunia dan Kementerian PU menjamin ketepatan waktu di setiap tahapan lelang. Dengan dilibatkannya Procurement Advisory Services dan Pokja Pengadaan. 2. Sanksi bagi Perusahaan – Jika ditemukan bukti akan adanya penipuan, kolusi atau korupsi, Kementerian PU akan segera mengakhiri kontrak dan menjatuhkan sanksi - sanksi tambahan seperti pencairan Jaminan Pelaksanaan, danatau memasukkan perusahaan tersebut ke dalam daftar hitam rekanan; dan dalam hal di mana bukti korupsi telah ditemukan dan diberikan sanksi dapat dipublikasikan di dalam website WINRIP. 3. Sanksi bagi Pejabat Publik – termasuk pemberhentian atas tugasnya di WINRIP selama investigasi dilaksanakan. 4. Sanksi bagi Provinsi lokasi Proyek – Proyek dapat ditangguhkandihentikan sementara di setiap lokasi geografis di mana kasus – kasus korupsi tidak ditangani secara efektif. Beberapa kemungkinan penanganan dapat diidentifikasi dalam hal perorangan terbukti telah berbuat sesuatu yang tidak benar: 1. Jika hasil klarifikasi menjumpai adanya masalah kriminal yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan atau perorangan yang melakukan korupsi, maka Inspektorat Jenderal akan menangani dan menyerahkan masalah tersebut kepada Polisi dan lembaga penegakan hukum lainnya untuk penanganan lebih lanjut. 2. Apabila pelanggar adalah staf PU, maka Inspektorat Jenderal secara langsung memberikan penalti kepada staf terkait. 3. Apabila pelanggar adalah staf pemerintah Provinsi, masalahnya wajib ditangani pada tingkat pemerintahan tersebut dengan mempertimbangkan rekomendasi dari Inspektorat Jenderal PU. 4. Dalam hal kasus perusahaan swasta, sanksi harus diterapkan oleh Executing Agency pada semua tingkat pemerintahan Pusat dan Provinsi.

11.6.2 Protokol terhadap Kasus Korupsi

Setiap 6 bulan sekali, akan diadakan pertemuan antara Kementerian PU Sekretaris Jenderal, Kementerian Keuangan Direktur Jenderal Perbendaharaan dan Bank Dunia untuk membahas temuan – temuan penting laporan audit termasuk yang berkaitan dengan kecurangan dan korupsi. Agenda pertemuan ini akan menelaah tindakan – tindakan yang telah dilakukan untuk menanggapi temuan tersebut dan tindakan selanjutnya bila diperlukan, termasuk: i. Perubahan terhadap prosedur – prosedur WINRIP; ii. Tindakan disipliner terhadap kontraktorkonsultan danatau pejabat pemerintah yang terlibat; pelimpahan kasus untuk diinvestigasipenuntutan oleh Auditor Independen danatau Lembaga Pemerintah yang relevan. Transparansi 11 - 40 Agar pertemuan tersebut memiliki nilai optimum, PMU akan menyusun jadwal sementara untuk mengidentifikasikan kasus – kasus dengan baik sebelum tanggal pertemuan, dan mendokumentasikan kasus – kasus tersebut. Pertemuan 6 bulanan ini akan menyetujui kasus – kasus mana yang layak untuk dipublikasikan di dalam website PMU.

11.7 PENGAWASAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI