Anti Corruption Action Plan ACAP METODA PENGADAAN

5 - 3 seperti Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Peserta Lelang, Pemasok, Konsultan, dan Kontraktor. 2. Kasus-kasus yang tergolong fraud and corruption didefinisikan sebagai: a Corrupt practice praktek korupsi, berikut Contoh untuk Corrupt practice: Misalnya seseorang atau wakil peserta lelang memberikan uang atau baranggratifikasi kepada Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Pokja ULP atau peserta lelang lainnya secara langsung maupun melalui perantara untuk mempengaruhi tindakan Pokja ULP atau peserta lelang lainnya terkait proses pengadaan tersebut. b Fraudulent practice praktek penipuancurang Contoh Fraudulent practice : Misalnya penyampaian data kualifikasi atau data yang diminta dalam dokumen lelang diisi dengan cara tidak benar atau dipalsukan dengan cara memalsukan data atau angka-angka yang tertuang dalam formulir isian kualifikasi untuk menghindari kewajiban atau untuk mencari keuntungan lain. c Collusive practices praktek kolusi Contoh Collusive practices : Misalnya kerjasama antara beberapa peserta lelang tanpa atau dengan sepengetahuan employer dan atau Pokja ULP yang bertujuan mengatur pengadaan paket-paket pekerjaan dengan misalnya d e ga a a A‘I“AN ; diatu sedemikian rupa misalnya peserta lelang-A direncanakan mendapatkan paket-1, peserta lelang-B direncanakan mendapatkan paket-2 begitu seterusnya, dengan cara mengatur harga penawaran besarnya berurutan sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi kompetisipersaingan penawaran harga. d Coercive practices praktek pemaksaan Contoh Coercive practice: Misalnya seseorang atau wakil peserta lelang berupaya memaksa atau mengancam atau mencederai atau menghalang-halangi peserta lelang lainnya secara langsung maupun tidak langsung, dengan cara mengancam atau menakut-nakuti yang bertujuan mempengaruhi peserta lelang lain supaya tidak layak ikut proses pelelangan atau melarang peserta lelang lainnya ikut proses pelelangan. e Obstructive practice praktek menghalangi Contoh Obstructive practice: Misalnya: seseorang atau wakil penyedia jasa dengan sengaja merusak, memalsukan, mengubah atau menyembunyikan barang bukti penyelidikan atau membuat pernyataan-pernyataan palsu kepada penyelidik sehingga dapat menghambat penyelidikan pihak yang berwenang terhadap korupsi, penipuankecurangan, pemaksaan atau praktek kolusi; danatau menekan, mengganggu atau mengintimidasi pihak manapun untuk mencegah terungkapnya masalah yang berkaitan dengan penyelidikan atau dari pengejaran penyelidikan. 3. Apabila terbukti bahwa telah terjadi kasus-kasus fraud and corruption maka Bank akan : a membatalkan atau tidak akan menerbitkan NOL atau award; b menyatakannya sebagai misprocurement; atau c mengenakan sanksi daftar hitam debarred list kepada pihak-pihak yang terlibat; d membatalkan paket pekerjaan terkait.

d. Anti Corruption Action Plan ACAP

1. ACAP adalah rencana tindak anti korupsi yang termuat di dalam Loan Agreement WINRIP IBRD No. 8043-ID Additional Annex 4. Setiap ketentuan dan prosedur dalam tahap-tahap proses pengadaan jasa pemborongan yang diuraikan di dalam bab ini harus dibaca dan diartikan sejalan dengan rencana tindak anti korupsi tersebut, sebagaimana diuraikan di dalam Bab 11 dari Manual Manajemen Proyek ini. 2. Sesuai dengan rencana tindak anti korupsi, dalam pengadaan jasa pemborongan untuk paket-paket kontrak WINRIP diberlakukan hal-hal sebagai berikut : a Lelang akan dilaksanakan dengan cara semi e-procurement dan full e-procurement melalui website PU-net http:www.pu.go.id. Tatacara registrasi semi e-procurement dan Full e-procurement dapat dilihat dalam Gambar 5 – 3. 5 - 4 b Tahapan-tahapan tertentu pada proses lelang harus melibatkan Wakil Pengamat Masyarakat – WPM Community Representative Observer – CROCivil Society Oversight-CSO, seperti pada saat pembukaan penawaran., Pelaksanaan Pre-bid meeting dan site orientation untuk pengadaan jasa konstruksi.

5.2 METODA PENGADAAN

Pada proyek pinjaman WINRIP terdapat 9 paket yang menggunakan metode NCB dan 12 paket menggunakan metode ICB. Untuk paket NCB menggunakan sistem pasca kualifikasi dan secara Full e- procurement, Untuk paket ICB 8 paket menggunakan sistem pra kualifikasi dan 4 paket menggunakan system paska kualifikasi. Semua paket baik paska kualifikasi dan pra kualifikasi adalah Prior Review Bank Dunia, kecuali untuk paket dibawah USD 10 juta.

5.2.1 International Competitive Bidding ICB

a. International Competitive Bidding ICB adalah Lelang yang dilaksanakan secara internasional, dengan menggunakan standard bidding document SBD atau Dokumen Lelang Standar yang diterbitkan oleh Bank Dunia Standard Bidding Document, Procurement of Works, the World Bank, May 2006 Revised March and April 2007, May 2010, August 2010, dan seluruh prosedurnya mengikuti sepenuhnya ketentuan- ketentuan sebagaimana diatur dan dituangkan dalam Loan Agreement. b. ICB diterapkan untuk paket-paket kontrak sama atau di atas nilai threshold sebesar US 25 juta, dengan nilai tukar sebagaimana diatur di dalam Loan Agreement. Dokumen Lelang Standar ini dapat didownload secara bebas dari website Bank Dunia : http:www.worldbank.orgprocure

5.2.2 National Competitive Bidding NCB

National Competitive Bidding NCB adalah Lelang yang dilaksanakan mengikuti prosedur-prosedur yang berlaku secara nasional, tetapi setelah terlebih dahulu direview dan disesuaikan untuk menjamin implementasi prinsip-prinsip dasar Bank Dunia. Penyesuaian prosedur Lelang tersebut, untuk diterapkan pada pengadaan paket-paket yang dibiayai Bank Dunia, disepakati pada saat Loan Negotiation dan dituangkan di dalam Loan Agreement Annex 2 to Schedule 2 National Competitive Bidding: Modifications to Procedures.

5.2.3 Metoda Lainnya

Metoda-metoda pengadaan lainnya yang tercantum di dalam Guidelines meliputi antara lain Limited International Bidding, Shopping, Direct Contracting, atau Force Account. Untuk Loan WINRIP, metoda- metoda tersebut tidak dipergunakan.

5.3 REVIEW DAN PERSETUJUAN BANK DUNIA