11 - 1
BAB 11 RENCANA TINDAK ANTI KORUPSI DAN UPAYA-UPAYA PENYELENGGARAAN PROYEK
DENGAN MENINGKATKAN TRANSPARANSI
11.1 RENCANA TINDAK ANTI KORUPSI RTAK ANTI-CORRUPTION ACTION PLAN ACAP
Rencana Tindak Anti Korupsi atau Anti-Corruption Action Plan ACAP dalam Penyelenggaraan Proyek dengan Meningkatkan Transparansi telah diupayakan oleh Pemerintah Indonesia dengan menerbitkan peraturan dan
perundangan serta diperkuat oleh ketentuan-ketentuan yang disyaratkan oleh pemberi pinjaman pada proyek yang berbantuan luar negeri. Beberapa peraturanperudangan dan ketentuan yang menjadi dasar pelaksanaan
ACAP pada WINRIP adalah sebagai berikut:
1. UU No. 28 Tahun 1999, tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme. 2.
UU No. 20 Tahun 2001, tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 3.
UU No. 14 Tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik. 4.
Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2010, tentang Pelaksanaan UU No. 14 Tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik.
5. Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2000, tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masayarakat
dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 6.
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012, tentang Perubahan Kedua PP No. 54 Tahun 2010, tentang Pengadaan Barang Jasa Pemerintah.
7. Instruksi Presiden RI No. 5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.
8. Keputusan Menteri Pendayaan Aparatur Negara No. Kep118M.PAN82004, tentang pedoman
Umum Penanganan Pengaduan Masyarakat bagi Instansi Pemerintah. 9.
Peraturan Menteri PU No. 323PRTM2005, tentang Tata Cara Penanganan Masukan dari Masyarakat di Lingkungan Kementerian PU.
10. Keputusan Menteri PU No. 391KPTSM2011, tentang Penetapan Klasifikasi Informasi di lingkungan
Kementerian PU. 11.
Keputusan Menteri PU No. 156KPTSM2011, tentang Penetapan Organisasi dan Penunjukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di lingkungan Kementerian PU.
12. Peraturan Menteri PU No. 01PRTM2012, tentang Pedoman Peran Masyarakat Dalam
penyelenggaraan Jalan. 13.
Surat Edaran Kepala Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia No. 262SEKK2009, tentang Tata Cara Penyampaian Sanggahan, Sanggahan Banding dan Pengaduan.
14. Standar Prosedur Pelaksanaan Saran dan Pengaduan Masyarakat DJBMSMMPP21 tanggal 31 Juli
2012, tentang Petunjuk Pelaksanaan Saran dan Pengaduan Masyarakat di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga.
15. Perjanjian Pinjaman WINRIP IBRD No. 8043-ID antara Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia tanggal 14
Desember 2011, Appendix 1, Definition 2, Loan Agreement WINRIP Loan IBRD No. 8043-ID e e utka ah a Anti-Corruptio A tio Pla ea s Borro er s A ti-Corruption Action Plan,
setting forth the action to be taken by the Borrower, and DGH, under the Project, to promote good governance and accountability and included in the Project Management Manual PMM
1
.
16. Loan Agreement WINRIP, Annex 1, Schedule 2 Section I C Implementation Arrangement disebutkan
ah a, The Borrower shall ensure that the Project is carried out in accordance with the provision of
1
. Rencana Tindak Anti Korupsi RTAK atau ACAP disiapkan dan dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia Peminjam dan pengelolannya berada dibawah Direktorat Jenderal Bina Marga, guna mendukung pelaksanaan tata kelola
pemerintahan yang baik dan akuntabel dan dituangkan dalam Project Management Manual PMM
11 - 2 the World Bank Guidelines on Preventing and Combating Fraud and Corruption in Projects Financed by
IBRD Loans and IDA Credits and Grant, October 2006 revised in January 2011 and the Anti-Corruption A tio Pla ACAP
2
.
17. The World Ba k s Guideli es Pro ure e t of Goods, Works, a d No -Consulting Services, under IBRD
Loans and IDA Credit Grants, by World Bank Borrowers, Januari 2011. 18.
The World Ba k s Guidelines for Selection and Employment of Consultants by World Bank Borrowers May 2004.
19. The World Ba k s Guidelines on Preventing and Combating Fraud and Corruption in Program-for-
Results Dated February 1, 2012. 20.
Term of Reference ToR for Core Team Consultants CTC WINRIP, March 2012, Sub Bab 3.7, Key Tasks Area 6: Support of Implementation of Anti-Corruption Measures, and Monitoring their Effectiveness.
Pelaksanaan komponen Rencana Tindak Anti Korupsi RTAK Anti-Corruption Action Plan ACAP
selanjutnya ditulis sebagai ACAP, dalam WINRIP akan memberikan penekanan pada penguatan terhadap semua aspek pengelolaan dan pelaksanaan, memaksimalkan efektifitas pengeluaran dana publik serta
meminimalkan resiko penyalahgunaan dana masyarakat melalui perbuatan-perbuatan penyimpangan atau praktek-praktek korupsi. Sebagai bagian dari hal ini, ACAP telah dipersiapkan oleh Pemerintah, dan diterapkan
oleh semua institusi yang berpartisipasi di dalam WINRIP.
Ketentuan-ketentuan dalam ACAP seperti diuraikan dibawah ini, akan diikuti oleh seluruh komponen WINRIP serta pemenuhan ketentuan-ketentuan ini akan dimonitor sepanjang pelaksanaannya. Program WINRIP
merupakan penanganan peningkatan jalan nasional di wilayah koridor Pantai Barat Pulau Sumatera.
Pelaksana kegiatan terdiri dari unsur-unsur Pemerintah pusat yaitu Direktorat Bina Program dan Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah I, Direktorat Jenderal Bina Marga -Kementerian Pekerjaan Umum dan Satuan-satuan
Kerja Wilayah yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum. Secara keseluruhan tanggung jawab pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan ini akan terletak pada Direktorat Jenderal Bina Marga, dan Kepala
Satuan Kerja baik di pemerintahan pusat cq. Bina Marga maupun setiap Balai Pelaksanaan Jalan Nasional di wilayah.
Project Management Unit PMU WINRIP sebagai perpanjangan tangan dari Direktorat Jenderal Bina Marga cq Direktorat Bina Program bertanggung jawab untuk memonitor pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan ini dan
melaporkan hasilnya.
ACAP dikembangkan untuk memastikan bahwa tujuan proyek peningkatan jalan tidak terganggu oleh tindakan korupsi yang pada akhirnya mengurangi kualitas dan kuantitas pekerjaan konstruksi. ACAP diadopsi oleh
Pemerintah Indonesia sebagai komitmen yang mengikat secara hukum, memastikan bahwa langkah-langkah anti-korupsi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan WINRIP dan tidak berdiri sendiri serta
merupakan persyaratan opsional.
Transparansi dan akuntabilitas telah disepakati sebagai prinsip-prinsip utama dari pinjaman IBRD oleh kedua belah pihak, Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia. Keduanya berkeinginan untuk memastikan bahwa dana
tersebut dikelola secara transparan dan akuntabel. ACAP mengadaptasi prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas terhadap keadaan tertentu dari WINRIP dan menyediakan pedoman untuk pelaksanaannya.
Langkah-langkah dalam ACAP yang bertujuan untuk mencegah dan mendeteksi korupsi dalam segala bentuknya, apakah itu melibatkan pihak pelaksana dan pengawas atau pihak ketiga, serta berharap untuk
mendapatkan manfaat yang optimal dari kegiatan tersebut. Hal ini juga bertujuan untuk melibatkan semua pemangku kepentingan Pemerintah Indonesia sebagai penerima bantuan, kontraktor pelaksana, konsultan
supervisi, masyarakat pengguna jalan, media dan masyarakat pada umumnya dalam memastikan bahwa proyek ini benar-benar dilaksanakan dengan akuntabel dan transparan. Analisis resiko pada WINRIP,
berdasarkan pengalaman proyek-proyek sejenis sebelumnya, menunjukkan bahwa kelemahan utama yang terjadi adalah pengawasan yang tidak memadai pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi, serta kolusi, korupsi
2
. Pemerintah Indonesia harus melaksanakan Anti-Corruption Action Plan yang sejalan dengan Guidelines Bank Dunia
tentang Pencegahan dan Perlawanan Terhadap Tindak Penipuan dan Tindak Korupsi dalam proyek yang didanai oleh World Bank, IDA Credit dan Grant tertanggal 15 Oktober 2006 dan telah diperbaharui Januari 2011.
11 - 3 dan nepotisme dalam proses pengadaan. Oleh karena itu perlu penanganan yang lebih serius pada pelaksanaan
ACAP ini. Berdasarkan Terms of Reference TOR dari Core Team Consultants CTC WINRIP, Key Task area 6 menyatakan
bahwa CTC WINRIP harus mendukung PMU dalam pelaksanaan Rencana Tindak Anti-Korupsi ACAP dan memantau efektifitasnya. Pada dasarnya, ACAP memiliki empat komponen utama sebagai berikut:
a. Wakil Pengamat dari Masyarakat WPM Community Representative Observers CROs.
b. Keterbukaan Informasi Kepada PublikPublic Disclosure.
c. Sistem Mekanisme Penanganan Pengaduan Complaints Handling Mechanism System CHS.
d. Pemantauan dari Pihak Ketiga PP3 Third Party Monitoring TPM.
11.2 WAKIL PENGAMAT DARI MASYARAKAT WPM COMMUNITY REPRESENTATIVE