A. Inovasi Pembelajaran
Dalam bidang pendidikan, banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya pembaharuan atau inovasi pendidikan. Usaha
tersebut dilakukan untuk memecahkan persoalan-persoalan pendidikan yang dihadapi, khususnya yang berkenaan dengan
masalah pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi dan efektifitas pendidikan serta relevansi pendidikan.
Beberapa contoh inovasi pendidikan antara lain: program belajar jarak jauh, manajemen berbasis sekolah, pembelajaran kelas
rangkap, CBSA, PAKEM, pembelajaran tematik, lesson study. Dalam buku ini, mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan
dimensi inovasi yang mencakup makna inovasi, difusi inovasi, dan unsur inovasi dalam bidang pendidikan. Dalam kajian untuk unsur
inovasi yang akan dibahas, yaitu inovasi, saluran komunikasi, waktu dan proses inovasi, serta sistem sosial. pada bagian awal berupa
penemuan invention dari suatu gagasan pemikiran, ide, sistem sampai pada kemungkinan gagasan yang mengkristal.
Dalam situasi tertentu, ada kesan seolah ada persamaan antara pembaharuan inovasi dengan perubahan. Namun demikian tidak
semua perubahan bisa dikatakan pembaharuan atau inovasi. Misalnya, perubahan siang menjadi malam atau dari musim hujan
menjadi musim kemarau, atau perubahan berhawa panas menjadi berhawa dingin. Hal tersebut merupakan perubahan karena
fenomena alam atau perubahan yang sifatnya alamiah. Suatu perubahan dapat dikatakan dinyatakan sebagai bentuk inovasi
apabila perubahan tersebut disengaja dilakukan, untuk memperbaiki keadaan sebelumnya agar lebih menguntungkan dan untuk
meningkatkan kehidupan yang lebih baik. Hal ini dapat diamati pada perubahan proses dan produk teknologi yang terjadi tak hanya begitu
saja tanpa ada upaya sistematis melalui berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan. Perubahan itu diawali dengan adanya suatu
ide, gagasan ataupun praktek untuk memperbaiki suatu keadaan atau untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi, kemudian
dengan berbagai usaha dan penelitian, dihasilkanlah suatu produk atau hasil baru yang berbeda dengan keadaan sebelumnya.
Makna yang kedua produk dan jasa sebagai langkah lanjutan dari adanya gagasan baru yang ditindaklanjuti dengan berbagai
aktivitas, kajian, penelitian dan percobaan sehingga dapat melahirkan konsep yang lebih konkret dalam bentuk produk dan jasa
yang siap dikembangkan dan diimplementasikan termasuk hasil inovasi pendidikan. Misalnya untuk memasukkan nilai akhir
mahasiswa yang semula dilakukan secara manual, dengan melalui penelitian, sosialisasi akhirnya dapat dikerjakan dengan mesin
teknologi canggih ICT yang mempermudah seorang dosen menentukan penilaian akhir. Dan yang ketiga adalah adanya usaha
yang sistematis untuk melakukan penyempurnaan dan melakukan perbaikan improvement yang terus menerus sehingga hasil inovasi
dapat dirasakan manfaatnya. Karya inovatif tersebut diharapkan dapat memecahkan persoalan yang ada dan sekaligus sebagai
upaya kearah perbaikan dan kemajuan di bidang pendidikan itu sendiri. inovasi dalam bidang pendidikan dilakukan sebagai upaya
sengaja untuk memperbaiki keadaan atau kondisi tertentu dalam bidang pendidikan baik dalam bentuk ide, praktek, ataupun produk
baru untuk meningkatkan kemampuan guna pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Santoso S. Hamidjojo seperti dikutip Abdullah 2000 dan Dinn Wahyudin, dkk 2008 menyatakan bahwa inovasi merupakan suatu
perubahan yang baru dan secara kualitatif berbeda dari hal yang ada sebelumnya dan sengaja diusahakan untuk meningkatkan
kemampuan guna mencapai tujuan tertentu. Inovasi tidak hanya sekedar terjadinya perubahan dari suatu keadaan kepada keadaan
lainnya. Suatu perubahan digolongkan inovasi apabila perubahan
tersebut merupakan hal yang baru. Disamping itu perubahan tersebut mengandung unsur kesengajaan, kualitas yang lebih baik
dari sebelumnya, terarah pada peningkatan berbagai kemampuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Inovasi pendidikan pada
dasarnya merupakan suatu perubahan ataupun pemikiran cemerlang di bidang pendidikan, bercirikan hal baru, dapat pula berupa praktek-
prektek pendidikan tertentu atau berupa produk-produk dari hasil olah teknologi maupun daya pikir dengan melalui pengkajian yang
dapat diyakini serta dapat memecahkan masalah pendidikan yang timbul, memperbaiki suatu keadaan pendidikan, proses pendidikan
tertentu yang terjadi di masyarakat. Menurut Mattew B. Milers yang dikutip oleh Dinn Wahyudin, dkk
2008 bahwa inovasi merupakan suatu perubahan yang sifatnya khusus yang memiliki nuansa kebaruan dan disengaja melalui
program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu serta dirancang untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari suatu sistem tertentu.
Masih menurut Miles bahwa ada empat ciri pada inovasi termasuk inovasi dalam pendidikan. Keempat ciri utama tersebut adalah dinn
Wahyudi, dkk hal. 95 : 1. Memiliki kekhasankhusus. Artinya suatu inovasi memiliki ciri yang
khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan. Ciri yang khusus berarti
program inovasi dapat berdimensi makro yang secara luas melibatkan banyak orang dengan rentang waktu relatif lama.
Namun demikian ciri khusus ini juga dapat berdimensi mikro atau cakupan kecil, sederhana dengan melibatkan orang yang terbatas
dan dengan durasi waktu yang terbatas pula. Suatu inovasi bercirikan spesifik dalam arti suatu inovasi memunculkan kondisi
khusus dan bukan asal tersebar saja. Misalnya program guru kelas rangkap multi – grade teachers yang dianggap sebagai
suatu inovasi karena program ini memiliki ciri khusus dibanding dengan program sejenis yang ada.
2. Memiliki ciri atau unsur kebaharuan. Dalam arti suatu inovasi harus memiliki karakteristik sebagai buah karya dan buah pikir
yang memiliki kadar orisinilitas dan kebaruan. Dengan demikian inovasi merupakan suatu proses penemuan invention baik
berupa ide, gagasan, hasil, sistem ataupun produk yang dihasilkan.
3. Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana. Dalam arti bahwa suatu inovasi dilakukan melalui suatu proses
yang tidak tergesa-gesa, namun kegiatan inovatif dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan direncanakan
terlebih dahulu. Proses inovasi bukan suatu proses yang tiba-tiba dan tidak disengaja, tetapi merupakan perencanaan yang matang
dan diperhitungkan tahapan-tahapannya yang harus dilaksanakan. Seperti pada saat diluncurkannya program
manajemen berbasis sekolah school based management, tahapan pelaksanaannya tidak tergesa-gesa tetapi melalui
tahapan-tahapan yang direncanakan sejak awal. 4. Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan. Program inovasi yang
dilakukan harus memiliki arah yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Suatu inovasi bukan
asal digulirkan atau asal beda dengan program sebelumnya. Inovasi dilaksanakan karena ada tujuan yang ingin dicapai,
termasuk tujuan untuk memperbaiki keadaan. Suatu perubahan dianggap sebagai inovasi, disamping adanya unsur baru dari
perubahan tersebut, tetapi juga adanya unsur kesengajaan, unsur kualitas, ke arah yang lebih baik dari sebelumnya dan terarah
pada peningkatan berbagai kemampuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Dari hasil pengamatan pada sifat inovasi dapat dikategorikan ke dalam kelompok berdasarkan perubahan, dari yang sedikit demi
sedikit atau sebagaian komponen sampai pada perubahan atau inovasi drastis dan perubahan yang menyeluruh terhadap semua
komponen yang ada dalam sistem yang ada. Menurut Huberman seperti dikutip Ishak Abdullah 2000 membagi sifat perubahan dalam
inovasi ada enam kelompok Dinn Wahyudin, 2008 : 97 sebagai berikut :
1. Penggantian substitution, misalnya inovasi dalam penggantian jenis sekolah, penggantian bentuk perabot, alat-alat atau sistem
ujian yang lama diganti dengan yang baru. 2. Perubahan alternation, sebagai contoh upaya mengubah tugas
guru yang tadinya hanya bertugas mengajar, ditambah dengan tugas menjadi guru BP atau mengubah kurikulum D2-PGSD
menjadi kurikulum S1-PGSD. Perubahan semacam ini mengandung sifat mengganti hanya sebagian komponen dari
sekian banyak komponen yang masih dapat dipertahankan dalam sistem yang lama.
3. Penambahan addition. Dalam inovasi yang bersifat penambahan ini tidak ada penggantian atau perubahan. Kalaupun ada yang
berubah maka perubahan tersebut hanya berupa perubahan dalam hubungan antar komponen yang terdapat dalam sistem
yang masih perlu dipertahankan. Sebagai contoh adanya pengenalan cara penyusunan dan analisis item tes objektif di
kalangan guru sekolah dasar dengan tidak mengganti atau mengubah cara-cara penilaian yang sudah ada.
4. Penyusunan kembali restructuring, yaitu upaya penyusunan kembali berbagai komponen yang ada dalam sistem dengan
maksud untuk menyesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan. Sebagai contoh upaya menyusun kembali susunan peralatan,
menyusun kembali komposisi serta ukuran dan daya tampung
kelas, menyusun kembali urutan mata-mata pelajaran atau keseluruhan sistem pengajaran, sistem kepangkatan, sistem
pembinaan karier baik untuk tenaga edukatif maupun tenaga administratif, teknisi dan upaya pengembangan keseluruhan
sumber daya manusia dalam sistem pendidikan. 5. Penghapusan elimination, adalah upaya pembaharuan dengan
cara menghilangkan aspek-aspek tertentu dalam pendidikan, atau pengurangan komponen-komponen tertentu dalam pendidikan,
atau penghapusan pola atau cara-cara lama. Sebagai contoh, upaya menghapuskan mata-mata pelajaran tertentu, seperti mata
pelajaran menulis halusl; menghapus fasilitas tertentu seperti permainan olahraga atau menghapus kebiasaan untuk
senantiasa berpakaian seragam. 6. Penguatan reinforcement, yaitu upaya peningkatan untuk
memperkokoh atau memantapkan kemampuan atau pola dan cara-cara sebelumnya terasa lemah. Misalnya upaya peningkatan
atau pemantapan kemampuan tenaga dan fasilitas sehingga berfungsi secara optimal dalam mempermudah tercapainya
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Dengan memperhatikan sifat-sifat perubahan dalam inovasi ini diharapkan
dapat meningkatkan mutu pendidikan di tanah air.
B. Difusi Inovasi Pembelajaran