Inovasi Pembelajaran Materi Persiapan Uji Kompetensi Guru 2015

A. Inovasi Pembelajaran

Dalam bidang pendidikan, banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya pembaharuan atau inovasi pendidikan. Usaha tersebut dilakukan untuk memecahkan persoalan-persoalan pendidikan yang dihadapi, khususnya yang berkenaan dengan masalah pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi dan efektifitas pendidikan serta relevansi pendidikan. Beberapa contoh inovasi pendidikan antara lain: program belajar jarak jauh, manajemen berbasis sekolah, pembelajaran kelas rangkap, CBSA, PAKEM, pembelajaran tematik, lesson study. Dalam buku ini, mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan dimensi inovasi yang mencakup makna inovasi, difusi inovasi, dan unsur inovasi dalam bidang pendidikan. Dalam kajian untuk unsur inovasi yang akan dibahas, yaitu inovasi, saluran komunikasi, waktu dan proses inovasi, serta sistem sosial. pada bagian awal berupa penemuan invention dari suatu gagasan pemikiran, ide, sistem sampai pada kemungkinan gagasan yang mengkristal. Dalam situasi tertentu, ada kesan seolah ada persamaan antara pembaharuan inovasi dengan perubahan. Namun demikian tidak semua perubahan bisa dikatakan pembaharuan atau inovasi. Misalnya, perubahan siang menjadi malam atau dari musim hujan menjadi musim kemarau, atau perubahan berhawa panas menjadi berhawa dingin. Hal tersebut merupakan perubahan karena fenomena alam atau perubahan yang sifatnya alamiah. Suatu perubahan dapat dikatakan dinyatakan sebagai bentuk inovasi apabila perubahan tersebut disengaja dilakukan, untuk memperbaiki keadaan sebelumnya agar lebih menguntungkan dan untuk meningkatkan kehidupan yang lebih baik. Hal ini dapat diamati pada perubahan proses dan produk teknologi yang terjadi tak hanya begitu saja tanpa ada upaya sistematis melalui berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan. Perubahan itu diawali dengan adanya suatu ide, gagasan ataupun praktek untuk memperbaiki suatu keadaan atau untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi, kemudian dengan berbagai usaha dan penelitian, dihasilkanlah suatu produk atau hasil baru yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Makna yang kedua produk dan jasa sebagai langkah lanjutan dari adanya gagasan baru yang ditindaklanjuti dengan berbagai aktivitas, kajian, penelitian dan percobaan sehingga dapat melahirkan konsep yang lebih konkret dalam bentuk produk dan jasa yang siap dikembangkan dan diimplementasikan termasuk hasil inovasi pendidikan. Misalnya untuk memasukkan nilai akhir mahasiswa yang semula dilakukan secara manual, dengan melalui penelitian, sosialisasi akhirnya dapat dikerjakan dengan mesin teknologi canggih ICT yang mempermudah seorang dosen menentukan penilaian akhir. Dan yang ketiga adalah adanya usaha yang sistematis untuk melakukan penyempurnaan dan melakukan perbaikan improvement yang terus menerus sehingga hasil inovasi dapat dirasakan manfaatnya. Karya inovatif tersebut diharapkan dapat memecahkan persoalan yang ada dan sekaligus sebagai upaya kearah perbaikan dan kemajuan di bidang pendidikan itu sendiri. inovasi dalam bidang pendidikan dilakukan sebagai upaya sengaja untuk memperbaiki keadaan atau kondisi tertentu dalam bidang pendidikan baik dalam bentuk ide, praktek, ataupun produk baru untuk meningkatkan kemampuan guna pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Santoso S. Hamidjojo seperti dikutip Abdullah 2000 dan Dinn Wahyudin, dkk 2008 menyatakan bahwa inovasi merupakan suatu perubahan yang baru dan secara kualitatif berbeda dari hal yang ada sebelumnya dan sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu. Inovasi tidak hanya sekedar terjadinya perubahan dari suatu keadaan kepada keadaan lainnya. Suatu perubahan digolongkan inovasi apabila perubahan tersebut merupakan hal yang baru. Disamping itu perubahan tersebut mengandung unsur kesengajaan, kualitas yang lebih baik dari sebelumnya, terarah pada peningkatan berbagai kemampuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Inovasi pendidikan pada dasarnya merupakan suatu perubahan ataupun pemikiran cemerlang di bidang pendidikan, bercirikan hal baru, dapat pula berupa praktek- prektek pendidikan tertentu atau berupa produk-produk dari hasil olah teknologi maupun daya pikir dengan melalui pengkajian yang dapat diyakini serta dapat memecahkan masalah pendidikan yang timbul, memperbaiki suatu keadaan pendidikan, proses pendidikan tertentu yang terjadi di masyarakat. Menurut Mattew B. Milers yang dikutip oleh Dinn Wahyudin, dkk 2008 bahwa inovasi merupakan suatu perubahan yang sifatnya khusus yang memiliki nuansa kebaruan dan disengaja melalui program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu serta dirancang untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari suatu sistem tertentu. Masih menurut Miles bahwa ada empat ciri pada inovasi termasuk inovasi dalam pendidikan. Keempat ciri utama tersebut adalah dinn Wahyudi, dkk hal. 95 : 1. Memiliki kekhasankhusus. Artinya suatu inovasi memiliki ciri yang khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan. Ciri yang khusus berarti program inovasi dapat berdimensi makro yang secara luas melibatkan banyak orang dengan rentang waktu relatif lama. Namun demikian ciri khusus ini juga dapat berdimensi mikro atau cakupan kecil, sederhana dengan melibatkan orang yang terbatas dan dengan durasi waktu yang terbatas pula. Suatu inovasi bercirikan spesifik dalam arti suatu inovasi memunculkan kondisi khusus dan bukan asal tersebar saja. Misalnya program guru kelas rangkap multi – grade teachers yang dianggap sebagai suatu inovasi karena program ini memiliki ciri khusus dibanding dengan program sejenis yang ada. 2. Memiliki ciri atau unsur kebaharuan. Dalam arti suatu inovasi harus memiliki karakteristik sebagai buah karya dan buah pikir yang memiliki kadar orisinilitas dan kebaruan. Dengan demikian inovasi merupakan suatu proses penemuan invention baik berupa ide, gagasan, hasil, sistem ataupun produk yang dihasilkan. 3. Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana. Dalam arti bahwa suatu inovasi dilakukan melalui suatu proses yang tidak tergesa-gesa, namun kegiatan inovatif dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu. Proses inovasi bukan suatu proses yang tiba-tiba dan tidak disengaja, tetapi merupakan perencanaan yang matang dan diperhitungkan tahapan-tahapannya yang harus dilaksanakan. Seperti pada saat diluncurkannya program manajemen berbasis sekolah school based management, tahapan pelaksanaannya tidak tergesa-gesa tetapi melalui tahapan-tahapan yang direncanakan sejak awal. 4. Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan. Program inovasi yang dilakukan harus memiliki arah yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Suatu inovasi bukan asal digulirkan atau asal beda dengan program sebelumnya. Inovasi dilaksanakan karena ada tujuan yang ingin dicapai, termasuk tujuan untuk memperbaiki keadaan. Suatu perubahan dianggap sebagai inovasi, disamping adanya unsur baru dari perubahan tersebut, tetapi juga adanya unsur kesengajaan, unsur kualitas, ke arah yang lebih baik dari sebelumnya dan terarah pada peningkatan berbagai kemampuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dari hasil pengamatan pada sifat inovasi dapat dikategorikan ke dalam kelompok berdasarkan perubahan, dari yang sedikit demi sedikit atau sebagaian komponen sampai pada perubahan atau inovasi drastis dan perubahan yang menyeluruh terhadap semua komponen yang ada dalam sistem yang ada. Menurut Huberman seperti dikutip Ishak Abdullah 2000 membagi sifat perubahan dalam inovasi ada enam kelompok Dinn Wahyudin, 2008 : 97 sebagai berikut : 1. Penggantian substitution, misalnya inovasi dalam penggantian jenis sekolah, penggantian bentuk perabot, alat-alat atau sistem ujian yang lama diganti dengan yang baru. 2. Perubahan alternation, sebagai contoh upaya mengubah tugas guru yang tadinya hanya bertugas mengajar, ditambah dengan tugas menjadi guru BP atau mengubah kurikulum D2-PGSD menjadi kurikulum S1-PGSD. Perubahan semacam ini mengandung sifat mengganti hanya sebagian komponen dari sekian banyak komponen yang masih dapat dipertahankan dalam sistem yang lama. 3. Penambahan addition. Dalam inovasi yang bersifat penambahan ini tidak ada penggantian atau perubahan. Kalaupun ada yang berubah maka perubahan tersebut hanya berupa perubahan dalam hubungan antar komponen yang terdapat dalam sistem yang masih perlu dipertahankan. Sebagai contoh adanya pengenalan cara penyusunan dan analisis item tes objektif di kalangan guru sekolah dasar dengan tidak mengganti atau mengubah cara-cara penilaian yang sudah ada. 4. Penyusunan kembali restructuring, yaitu upaya penyusunan kembali berbagai komponen yang ada dalam sistem dengan maksud untuk menyesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan. Sebagai contoh upaya menyusun kembali susunan peralatan, menyusun kembali komposisi serta ukuran dan daya tampung kelas, menyusun kembali urutan mata-mata pelajaran atau keseluruhan sistem pengajaran, sistem kepangkatan, sistem pembinaan karier baik untuk tenaga edukatif maupun tenaga administratif, teknisi dan upaya pengembangan keseluruhan sumber daya manusia dalam sistem pendidikan. 5. Penghapusan elimination, adalah upaya pembaharuan dengan cara menghilangkan aspek-aspek tertentu dalam pendidikan, atau pengurangan komponen-komponen tertentu dalam pendidikan, atau penghapusan pola atau cara-cara lama. Sebagai contoh, upaya menghapuskan mata-mata pelajaran tertentu, seperti mata pelajaran menulis halusl; menghapus fasilitas tertentu seperti permainan olahraga atau menghapus kebiasaan untuk senantiasa berpakaian seragam. 6. Penguatan reinforcement, yaitu upaya peningkatan untuk memperkokoh atau memantapkan kemampuan atau pola dan cara-cara sebelumnya terasa lemah. Misalnya upaya peningkatan atau pemantapan kemampuan tenaga dan fasilitas sehingga berfungsi secara optimal dalam mempermudah tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Dengan memperhatikan sifat-sifat perubahan dalam inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di tanah air.

B. Difusi Inovasi Pembelajaran