HUBUNGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

memelihara kelestarian lingkungan sesuai dengan peraturan perundang – undangan. Kewenangan daerah di wilayah laut melipuiti eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayah laut tersebut, pengaturan kepentingan administrasi, pengaturan tata ruang. Kewenangan untuk mengelola batas laut adalah paling jauh 12 mil diukur dari garis pantai ke arah laut lepas untuk wilayah provinsi. Untuk Kabupaten Kota 13 dari wilayah kewenangan provinsi dimaksud. Ketentuan dimaksud tidak berlaku terhadap penangkapan ikan oleh nelayan kecil.

D. HUBUNGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

Hubungan Pemerintah pusat dengan Pemerintah Daerah didasarkan pada Undang – Undang No. 32 tahun 2004. Kewenangan yang tidak boleh dilaksanakan oleh pemerintah daerah adalah kewenangan di bidang politik luar negeri, Hankam, Peradilan, moneter dan fiskal serta agama. Kewenangan ini menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, agar tidak terjadi kekuasaan yang melampaui kekuasan pemerintah pusat. Dengan pembatasan ini, pemerintah pusat dapat mengendalikan dan mengawasi pemerintahan daerah secara represif. Secara politis dan untuk menjaga stabilitas negara agar tetap terjaga kesatuan wilayah, maka keapala daerah tidak bertanggung jawab kepada DPRD tetapi bertanggung jawab kepada Presiden dan rakyat yang memilihnya. Disamping itu DPRD tidak bisa memberhentikan Keapala Daerah karena menolak pertanggung jawabannya. Kedudukan Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat dipertegas. Urusan – urusan pemerintah pusat yang bersifat wajib dan menjadi kewenangan pemerintah daerah sudah ditentukan secara atributif baik untuk Provinsi maupun untuk Pemerintah Kabupaten Kota dalam ruang lingkup daerah masing – masing. Di daerah otonom dibentuk instansi vertikal untuk melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat dan dapat dibentuk administrasi lapangan dalam rangka dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Untuk menjaga stabilitas pemerintahan daerah pemerintah pusat melakukan pengawasan represif terhadap kebijakan pemerintah daerah. Pada tingkatan yang paling bawah Badan Perwakilan Desa diubah menjadi badan Permusyawaratan Desabersama dengan Kepala Desa dan penyalur aspirasi rakyat. Dilihat dari kelembagaannya struktur pemerintah daerah berdasar Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tidak jauh berbeda dengan Undang – Undang No 22 tahun1999. Hal Yang membedakannya adalah dibukanya kembali instansi vertiakal di daerah otonom untuk menyelenggarakan seabagian urusan pemerintah yang menjadi urusan pemerintahan pusat bidang politik luar negeri, Hankam, Yustisi, moneter dan fiskal nasional, agama, dan administrasi lapangan dalam rangka dekonsentrasi dan tugas pembantuan untuk urusan pemerintah lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pengawasan terhadap pemerintah daerah tidak hanya mengandalkan wakil pemerintah yaitu gubernur tetapi juga kepala instansi vertikal di bawah koordinasi gubernur ikut terlibat dalam mengawasi penyelenggaran pemerinatah daerah.

E. PERAN WAKIL PEMERINTAH PUSAT DALAM MENGAWASI JALANNYA PEMERINTAH DAERAH