Jenis-jenis Ekosistem Uraian Materi

a. Tanah Tanah adalah merupakan tempat hidup bagi organisme. Tanah juga menyediakan unsur--unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan. b. Air Air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan air dibutuhkan dalam perkecambahan, pertumbuhan, dan penyebaran biji, bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan tempat hidup bagi ikan. Air diperlukan oleh semua makhluk hidup untuk melangsungkan prose-proses penting dalam hidupnya. Bagi unsur abiotik , misalnya tanah, air juga berguna untuk pelarut mineral yang diperlukan tumbuhan.

4. Jenis-jenis Ekosistem

Dalam garis besarnya ekosistem dapat dibagi menjadi dua macam yaitu 1 Ekosistem Alamiah Natural Ecosystem yaitu ekosistem yang belum ada campur tangan manusia, 2 Ekosistem Buatan Artificial Ecosystem adalah ekosistem buatan manusia. Ekosistem buatan bila dibiarkan tanpa diberikan subsidi energi misalnya pupuk secara teratur dalam waktu yang relatif lama akan berubah menjadi ekosistem alamiah. Ekosistem alamiah memiliki kategori nilai yang tinggi sehingga dapat mandiri mengatur dirinya sendiri. Dalam ekosistem ini unsur- unsur biotik maupun unsur-unsur abiotik masing-masing memiliki heterogenitas yang bermacam-macam. Sehingga hubungan timbal balik antara kedua unsur tersebut dapat berlangsung dan mengatur sendiri secara serasi, seimbang sehingga terjdi stabilitasi dalam ekosistem alamiah tersebut. Contoh : hutan rimba yang belum dijamah manusia, dimana hutan masih perawan baik unsur biotik maupun abiotik masih lengkap. Semua unsur dapat memenuhi kebutuhannya berkat adanya hubungan yang cukup serasi secara alamiah. Stabilitas ekosistem alamiah akan terganggu dan rusak apabila manusia karena terdorong ambisinya yang tak terkendali mulai mengubah, mengambilmeniadakan unsur-unsurnya. Contoh hal tersebut yang terkenal adalah pembabatan hutan secara serampangan dan besar-besaran tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan. Dan setiap ketidakseimbangan ekosistem akan menimbulkan masalah, dalam kasus ini masalah lingkungannya : banjir, erosi tanah dan sebagainya. Ekosistem buatan sangat dipengaruhi diubah, dikelola dan diatur sepenuhnya oleh manusia dengan segala kemampuannya. Karena ada unsur mengubah berarti ada unsur-unsur biotik dan abiotik yang sudah hilang atau sengaja dihilangkan oleh manusia. Maka mudahlah difahami bahwa ekosistem buatan sifatnya tidak stabil. Ekosistem itu tingkat heterogenitasnya sangat rendah atau homogenitasnya tinggi. Semakin besar ambisi manusia semakin parah ekosistem itu diubah, semakin banyak pula unsur-unsur ekosistem yang hilang. Pada gilirannya ekosistem buatan lebih tidak stabil lagi. Hal semacam ini kurang disadari oleh manusia pada umumnya. Manusia hendaknya sadar dan wajib berusaha melakukan segala usaha agar ekosistem buatan tersebut stabil, setidak-tidaknya ekosistem buatan tersebut berada dalam keseimbangan yang relatif lama untuk memenuhi kepentingan hidup manusia. Persawahan adalah salah satu bentuk ekosistem buatan yang dapat diamati sehari-hari. Heterogenitas sawah baik komponen biotik maupun komponen abiotiknya sangat rendah bila dibanding dengan ekosistem alamiah. Dalam sawah hanya didapati satu jenis tumbuhan padi, kalau ada jenis lain seperti rumput jumlahnya hanya terbatas sekali. Unsur biotik yang lain seperti: ulat, cacing, siput, serangga jumlahnya sangat sedikit dan oleh petani binatang-binatang tersebut dianggap sebagai hama. Sawah tersebut semakin homogen sehingga sangat labil. Untuk menstabilisasikan perlu bantuan energi berupa pupuk, air irigasi, obat pembunuh serangga dan sebagainya. Dengan adanya subsidi energi tersebut, maka padi dapat tumbuh dengan subur. Dengan perkataan lain ekosistem buatan tersebut dapat berlangsung dengan stabil setidak-tidaknya dapat sampai masa panen. Hal penting yang diperhatikan manusia adalah supaya ekosistem baik alamiah maupun buatan harus tetap dalam keseimbangan, agar tidak timbul masalah lingkungan. Setidak-tidaknya masalah lingkungan tersebut dapat dibatasidapat dikendalikan agar tidak mengancam kesejahteraan hidup manusia. Sementara itu pada pembagian ekosistem yang lain didasarkan atas tempat yaitu: 1. Ekosistem Air Water Ecosystem, Aqua Ecosystem, Hydro Ecosystem a. Ekosistem air tawar Fresh Water Ecosystem b. Ekosistem air laut Marine Ecosystem 2. Ekosistem air laut Atmosferic Ecosystem 3. Ekosistem Tanah Terrestrial Ecosystem Ketiga jenis ekosistem tersebut merupakan satu kesatuan ekosistem yang besar yang disebut biosfir. Biosfer merupakan kehidupan yang dibentuk secara bersama-sama oleh semua ekosistem yang ada. Yang termasuk dalam biosfer adalah lautan, perairan, lapisan udara bagian bawah dari atmosfir, kulit luar kerak bumibatu- batuan dan tanah permukaan bumi. Ketiga ekosistem tersebut masing- masing melakukan tata kerja sendiri-sendiri dalam mengatur hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungan sendiri yaitu lingkungan air, lingkungan udara dan lingkungan darat. Ketiga ekosistem tersebut juga melakukan tata kerja hubungan timbal balik antara ekosistem, sehingga membentuk suatu ekosistem yang besar, suatu supra ekosistem. Pembagian tentang ekosistem banyak sekali ragamnya tergantung pada persamaan dan keadaan yang spesifik. Misal lahan pertanian dibagi menjadi ekosistem sawah dan ekosistem ladang. Ekosistem perairan dibagi menjadi 3 ekosistem yaitu ekosistem air tawar, payau dan lautan. Suatu ekosistem dapat dibagi-bagi lagi menjadi sub-sub ekosistem dengan skala yang lebih kecil dan lebih spesifik. Misalnya ekosistem sungai dibagi menjadi sub ekosistem sungai bagian hulu dan bagian hilir. Baik antar ekosistem, antar sub ekosistem, maupun sub ekosistem dengan bagian yang lain selalu terjadi hubungan timbal balik. Dengan demikian maka unsur-unsur ekosistem pada dasarnya tidak ada yang mandiri, tetapi satu dengan yang lain terikat dalam satu kaitan yang bulat dan terpadu untuk mempertahankan kelestariannya. Manusia merupakan unsur dominan dalam lingkungan tetapi tidak dapat bertindak semaunya karena lingkunganlah yang memberi kehidupan pada manusia bukan sebaliknya. Walaupun manusia menguasai ilmu dan teknologi, tetapi tetap terikat dengan lingkungan hidupnya, karena setiap eksploitasi lingkungan secara besar-besaran akan membawa ketidakseimbangan, yang akhirnya mengancam kesejahteraan hidup manusia sendiri.

5. Saling Ketergantungan