pencemaran merupakan konsekuensi kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan manusia ingin selalu hidup sejahtera, untuk itu harus
membangun dan membangun berarti merubah lingkungan. Merubah lingkungan pasti akan menimbulkan pencemaran lingkungan.
2. Pencemaran Lingkungan
Mengingat bahwa pencemaran lingkungan, baik yang melalui udara, air maupun daratan pada akhirnya akan sampai juga kepada
manusia, maka daur pencemaran lingkungan seperti tampak pada Gambar 5.1.
Sumber pencemarann sebenarnya berasal dari ulah manusia itu sendiri. Hal ini ditunjukkan oleh garis terputus-putus yang
menghubungkan manusia dengan sumber pencemaran. Oleh karena itu peranan dan kebijaksanaan manusia dalam mengelola lingkungan
hidup sangat besar artinya bagi kelangsungan hidup.
Gambar 3.1 Daun Pencemaran Lingkungan
3. Indikator Biologis
Dalam rangka analisis keadaan lingkungan, masalah indikator biologis perlu diketahui dan ditentukan. Indikator biologis dalam hal ini
merupakan penunjuk ada tidaknya perubahan keadaan lingkungan dari keadaan garis normal. Melalui analisis kandungan logam atau
kandungan senyawa kimia tertentu yang terdapat di dalam hewan maupun tanaman, atau suatu hasil dari hewan susu, keju atau
tanaman buah, umbi. Indikator biologis dapat ditentukan dari hewan atau tanaman yang terletak pada daur pencemaran lingkungan
sebelum sampai kepada manusia. Pengambilan contoh lingkungan, baik yang berasal dari hewan
maupun yang berasal dari tanaman, haruslah yang terletak pada jalur yang menuju dan berakhir pada manusia. Oleh karena itu contoh
lingkungan hewan maupun tanaman yang dianalisis haruslah hewan atau tumbuhan yang akan dimakan atau diminum oleh manusia.
Indikator biologis tidak akan ditentukan melalui analisis kandungan logam maupun senyawa kimia yang terdapat pada daging harimau
karena daging harimau tidak dimakan oleh manusia. Begitu juga kita tidak akan menganalisis kandungan logam atau senyawa kimia yang
ada pada daun pohon jati karena manusia tidak akan makan daun pohon jati.
Indikator biologis dapat terjadi pada beberapa organisme atau bagian organisme yang dapat berlaku sebagai biokonsentrasi logam
atau senyawa kimia tertentu. Sebagai contoh, hewan pemakan rumput sapi, kerbau, kambing merupakan organisme yang bersifat
biokenstrasi terhadap Iodium. Artinya, hewan tersebut lebih peka dalam “menangkap” Iodium dibandingkan dengan hewan lainnya.
Apabila terjadi pencemaran atau pelepasan Iodium ke lingkungan, maka hewan-hewan tersebut dapat dipakai sebagai indikator
biologisnya. Analisis Iodium dapat dilakukan melalui analisis darah hewan tersebut; atau akan jauh lebih mudah bila dilakukan melalui
analisis kelenjar gondok hewan karena kelenjar gondok merupakan biokonsentrasi tertinggi untuk Iodium. Susu hewan juga merupakan
biokonsentrasi yang baik untuk Iodium. Analisis Iodium melalui analisis susu lebih banyak dilakukan dibandingkan dengan analisis melalui
kelenjar gondok karena analisis dapat dilakukan tanpa harus membunuh hewan tersebut.
Apabila pencemaran lingkungan diperkirakan melalui jalur air maka indikator biologisnya dapat ditentukan melalui hewan atau
tanaman yang hidup atau tumbuh di air, baik air sungai, air danau maupun air laut. Indikator biologis yang ada pada jalur air dan mungkin
akan sampai kepada manusia adalah : 1. Phytoplankton, jenis plankton tanaman
2. Zooplankton, jenis plankton hewan 3. Mollusca, jenis kerang-kerangan
4. Crustacea, jenis udang-udangan 5. Ikan dan sejenisnya
Unsur kimia atau jenis logam yang terkandung di dalam indikator biologis berupa unsur kimia biasa maupun dalam bentuk
unsur radioaktif. Kalau pencemaran dalam bentuk unsur radioaktif maka yang dipakai sebagai garis dasar adalah cacah radioaktivitas
alam. Seandainya terjadi pencemaran unsur radioaktif, walaupun dalam jumlah yang sangat sedikit, namun karena radiasi dipancarkan
mempunyai sifat yang khas, maka pendeteksiannya relatif masih lebih mudah bila dibandingkan dengan pencemaran oleh unsur kimia biasa.
Selain itu, dalam masalah indikator biologis ada suatu pengertian yang disebut dengan Biological Magnification, yaitu
pelipatan kandungan bahan pencemar oleh organisme yang tingkatannya lebih tinggi. Pelipatan bahan pencemar di dalam
organisme dapat terjadi karena organisme secara tetap mengkonsumsi bahan buangan bahan pencemar, kemudian diakumulasi di dalam
tubuhnya sehingga makin lama konsentrasi bahan pencemar bahan
buangan di dalam tubuh makin besar. Jadi walaupun konsentrasi bahan buangan bahan pencemar yang ada di lingkungan misalnya di
dalam air kecil namun bisa menjadi besar konsentrasinya setelah dikonsumsi oleh organisme dan melalui proses akumulasi.
Apabila ada suatu bahan bungan yang tidak dapat didegradasi oleh mikoorganisme bersifat nonbiodegradable, maka bahan
buangan tersebut akan dapat mengalami biological magnification melalui organisme yang ada di alam ini. Contoh bahan bungan yang
nonbiodegradable adalan pestisida misal DDT. Pemakaian DDT yang berlebihan menyebabkan air lingkungan ikut tercemar. Misalkan DDT
yang terdapat dalam air lingkungan sebesar 0,000003 ppm. Kalau DDT tersebut ikut dalam daur makanan plankton maka kandungan DDT
dalam plankton akan naik menjadi 0,04 ppm karena proses akumulasi. Kalau plankton tersebut dimakan ikan-ikan kecil, maka
kandungan DDT dalam ikan-ikan kecil akan naik lagi menjadi sekitar 0,5 ppm. Apabila ikan-ikan kecil dimakan oleh ikan yang lebih besar,
maka kandungan DDT dalam ikan yang lebih besar akan naik lagi menjadi kira-kira 2 ppm. Seandainya ikan dimakan oleh burung elang
laut, maka burung elang laut akan mengandung DDT sebanyak kira- kira 25 ppm. Demikianlah seterusnya sehingga terjadi proses
akumulasi bahan buangan bahan pencemar di dalam tubuh organisme, atau pelipatan kandungan bahan buangan melalui
organisme yang lebih kecik ke organisme yang lebih besar, seperti tampak pada gambar .2.
Manusia bisa mengalammi bilogical magnification atau akumulasi bahan buangan bahan pencemar berbahaya di dalam
tubuh. Namun karena makanan yang dikonsumsi manusia lebih bervariasi maka pelipatannya diperkirakan berkisar antara 75.000 –
150.000 kali dari konsentrasi awalnya. Mengingat akan hal ini maka masalah pencemaran lingkungan betapapun kecilnya sedapat mungkin
harus dihindari atau dicegah jangan sampai terjadi
Gambar 3.2 Perisitiwa Biological Magnification
4. Macam-macam Pencemaran a. Pencemaran Udara