PTK, anda akan menemui kesulitan untuk memahami dan menerapkan materi kegiatan belajar berikutnya.
1. Pengertian PTK
Untuk memahami Penelitian Tindakan secara penuh, perlu kiranya dijelaskan terlebih dahulu mengenai jenis-jenis pendekatan
dalam penelitian pendidikan dengan segala kelebihan dan kelemahan. Hanya dengan memahami jenis-jenis penelitian pendidikan terlebih
dahulu, posisi penelitian tindakan dan filosofinya dapat ditangkap secara lebih jelas. Riset-riset pendidikan pada dasarnya dapat
digolongkan dalam empat kategori Candy, 1989; McTaggart, 1991; Connole, 1993 dalam Andreas Priyono, 2008 yakni:
1. Emperisme 2. Intepretivisme
3. Criticalisme 4. post-criticalisme
Keempat jenis penelitian pendidikan ini pada hakekatnya menekankan perbedaan tolak pandang dalam melihat hakekat
kebenaran atau pengetahuan. Keempat penelitian tersebut dapat disarikan sebagai berikut:
a. Riset emperisme adalah jenis penelitian yang menekankan metode ilmiah sebagai satu-satunya metode penghasilan pengetahuan.
Dalam konsep riset emperisme manusia dianggap sebagai obyek yang pasif. riset ini juga memandang bahwa: i pengetahuan itu
obyektif, ii pengetahuan itu dapat digeneralisasikan, iii pengetahuan bersifat ‘replicable’ atau dapat diulang, dan iv
pengetahuan itu dapat dipahami melalui aturan-aturan yang ada. Dalam riset emperisme, peneliti adalah orang luar outsiders yang
terpisah dari obyek yang diteliti. Penelitian-penelitian emperisme adalah pendekatan penelitian yang banyak diterapkan pada ilmu-
ilmu murni IPA. Obyek IPA dan peneliti merupakan bagian yang terpisah.
b. Riset Intepretivisme, menyakini bahwa: i pengetahuan atau fakta atau realita itu mengandung unsur-unsur subyektivitas, ii
pengetahuan itu dapat berubah , iii pengetahuan itu tidak dapat digeneralisasikan, iv masalah-masalah pendidikan tidak dapat
dipahami secara utuh hanya dari aturan-aturan yang ada sebab manusia mempunyai motif, ideologi, nilai-nilai yang tidak dapat
dipahami dari luar. Untuk memahami masalah-masalah manusia, peneliti harus menjadi ‘insiders’ dari obyek yang diteliti.
Pendekatan riset ini menekankan pemahaman yang komprehensif atau mendalam terhadap obyek yang diteliti.
c. Riset ‘critical’ memandang bahwa pengetahuan itu disamping subyektif juga problematik, artinya: pengetahuan itu disamping
dipengaruhi oleh unsur-unsur subyektifitas juga dipengaruhi juga kekuatan yang mempengaruhi peneliti, Untuk itu penelitian ini
menekankan aspek pemikiran reflektif atau kritis terhadap segala faktor luar yang dapat mempengaruhi kualitas penelitian itu sendiri.
Action research adalah salah satu contoh pendekatan kritis dalam penelitian pendidikan, oleh sebab itu action research sangat
dipengaruhi hakekat critical research. d. Riset ‘post-critical’ adalah penelitian yang menekankan bahwa
kebenaranrealita itu sendiri sebenarya tidak ada. Apa yang disebut realitas itu hanya sebatas bahasa yang mengungkapkan.
Riset-riset jenis ini umumnya mempertanyakan kembali apa yang yang sudah dianggap benar atau realitas itu sendiri. Hukum, dalil,
teori yang selama ini diyakini kebenarannya dipertanyakan kembali.
Apa itu Penelitian Tindakan Action Research ?
Penelitian Tindakan adalah jenis pendekatan riset criticalisme. Dan merupakan salah satu model penelitian yang menerapkan
paradigma kritis, hasil penelitian tidak hanya berupa pengetahuan tetapi juga perubahan atau peningkatan mutu semua komponen yang
diteliti. Sedangkan Penelitian Tindakan Kelas adalah bagian dari Penelitian Tindakan, atau Penelitian Tindakan yang dilakukan di kelas.
Apa itu Penelitian Tindakan Kelas PTK?
Istilah-istilah Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research.
Menurut Kemis 1982 adalah self- reflektif inquiri. Sedangkan Hopkins 1990 dengan istilah Classroom Research. Menurut Hutstler 1982
dengan istilah action research. Untuk menjaga konsistensi penggunaan istilah digunakan Penelitian Tindakan Kelas Classroom
Action Research. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Clasroom Action
Research adalah penelitian yang dilakukan oleh guru yang berfokus pada masalah-masalah yang ada di kelassekolah yang bertujuan
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas
.
Untuk memperdalam perbedaan penelitian formal dengan penelitian tindakan Kelas, berikut ini pokok-pokok perbedaan
penelitian tersebut menurut Borg 1993 dalam Andreas Priyono 2008.
No Aspek Perbedaan
Penelitian formal Penelitian Tindakan Kelas
1. Keahlian yang
dibutuhkan. Keahlian di bidang
prosedur dan statiska inferensial
Tidak dibutuhkan ketrampilan khusus pada
prosedur riset dan statistika
2. Tujuan Riset
Menghasilkan pengetahuan yang bisa digeneralisasikan
Menghasilkan pengetahuan yang dapat
diterapkan secara langsung.
3. Masalah Riset
Masalah diindentifikasi dari riset-riset sebelumnya.
Masalah riset tidak terkait dengan bidang pekerjaan.
Masalah riset bersifat on- the job, artinya terkait
dengan bidang pekerjaan.
4. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan secara cermat dalam
pada literatur-literatur primer
Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh
pemahan yang tinggi terhadap masalah yang
diteliti. Sumber-sumber sekunder
sudah cukup dipakai untuk memperoleh gambaran
umum terhadap masalah yang diteliti.
5. Teknik pengambilan
sampel Teknik pengambilan sampel
secara cermat untuk mendapatkan sampel yang
representatif diterapkan Tidak dibutuhkan teknik
pengambilan sampel. Semua siswa digunakan
sebagai subyek.
6. Desain Riset
Riset dirancang secara cermat untuk mengontrol
variabel-variabel luar yang bisa mengacau. Misal ada
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.
Riset dirancang secara agak longgar sebab
peneliti sendiri terlibat langsung
7. Prosedur pengukuran
Pengukuran harus valid dan reliable.
Digunakan pengukuran- pengukuran yang standar.
8. Analisis data
Analisis data sangat kompleks, digunakan uji test
signikansi statistik, statiska inferensial.
Analisis data lebih sederhana, digunakan
statistika deskriptif, lebih menekankan signifikansi
praktif dari pada teoritisstatistik.
9. Penerapan Hasil Lebih menekankan
penerapan hasil untuk riset- riset selanjutnya.
Ingin menggeneralisasikan temuan.
Lebih menekankan penerapan praktis yang
langsung dapat diterapkan.
Ingin menyarankan menyajikan resep
pemecahan masalah.
Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Guru adalah peneliti, apakah selama ini guru adalah peneliti?. Selama ini guru jarang diberikan kesempatan sebagai peneliti,
sebaliknya masalah pendidikan justru diteliti orang diluar sekolah dosen, peneliti lembaga .
2. On-the job problem-oriented masalah yang diteliti adalah masalah yang riil yang muncul dari dunia kerja dan yang ada dalam
kewenangan atau tanggung jawab peneliti . Ini berarti masalah yang diteliti adalah masalah-masalah yang nyata yang dihadapi
sehari-hari. Kalau peneliti adalah seorang guru, maka masalah- masalah yang diteliti adalah masalah-masalah kelassekolah yang
merupakan bidang tanggung jawab utamanya. Sebagai contoh, classroom-based action research adalah jenis penelitian oleh guru
yang berfokus pada masalah-masalah yang ada di kelas atau sekolah.
3. Problem-solving oriented Berorientasi pada pemecahan masalah. Penelitian-penelitian yang hanya menghasilkan pengertian atau
pemahaman seperti pada riset empirisme dan intepretivisme dianggap kurang bermanfaat, karena tidak memecahkan masalah.
Judul-judul penelitian formal dibawah ini jelas bukan judul PTK. a
Pengaruh Pemanfaatan Laboratorium IPA terhadap Pemahaman Konsep Alat Transportasi Tumbuhan
Yushriati,1999 b Kendala Pembelajaran Konsep Jaringan HewanTumbuhan di
Banyumas Dwi Angga, 1999 c Pengaruh Metode Sosiodrama dalam Pembelajaran Konsep
Saling Ketergantungan Organisme Sungkono, 1999. 4. Improvement-oriented Berorientasi pada peningkatan kualitas.
Penelitian Tindakan menegaskan pentingnya masing-masing komponen dari suatu sistem organisasi itu berkembang atau
berubah lebih baik. Kalau sistem itu sekolah, maka komponen-
komponen sekolah, guru, siswa, kepala sekolah, lingkungan kelas atau sekolah, harus berkembang lebih baik.
5. Multiple Data Collection Berbagai cara koleksi data dipergunakan. berbagai cara pengumpulan data umumnya digunakan, seperti: 1
observasi, 2 tes, 3 wawancara, 4 angket, dsb. Semua cara ini difokuskan untuk mendapatkan validasi hasil penelitian, mengingat
kebenaran atau realitas itu disamping subyektif juga problematik. Dengan penerapan semua cara koleksi data tersebut, apa yang
sebenarnya disebut kebenaran atau realita dapat lebih diungkap. 6. Cyclic yaitu konsep tindakan action pada dasarnya diterapkan
melalui urutan-urutan planning, Acting, observing, and reflecting secara siklus yang pada hekekatnya menggambarkan pemikiran
kritis dan reflektif terhadap efek tindakan. Dampak suatu tindakan tersebut selalu diikuti secara kritis dan reflektif, melalui pemikiran
matang terhadap masalah, yaitu: dianalisis akar penyebab masalah dan kemudian ditetapkan tindakan yang paling sesuai.
7. Kolaboratif, Penelitian ini diwarnai dengan oleh kerja kolaboratif, bekerjasama dengan guru dan guru lain, dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan penarikan kesimpulan dan refleksi.
2. Tujuan dan Manfaat PTK Tujuan PTK