Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi Inovasi

diharapkan. Mereka tidak mau mengambil risiko, dan cenderung mengadopsi inovasi secara masal. 4. Kelompok mayoritas akhir late majority. Kelompok ini merupa-kan kelompok masal yang umumnya ragu-ragu terhadap pengetahuan baru. Mereka cenderung skeptif, walaupun akhirnya mereka mau menerima juga inovasi tersebut pada periode akhir. 5. Adopter akhir late adopters, yaitu kelompok yang sangat skeptis dan senantiasa menolak perubahan. Mereka sangat tradisional dalam berpikir serta cenderung menolak dan mengadakan “perlawanan” terhadap inovasi yang ditawarkan. Disamping kelompok yang akan menerapkan inovasi, adopsi inovasi juga dipengaruhi oleh agen perubahan dan karakteristik inovasi.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi Inovasi

Salah satu komponen penting adopsi inovasi dalam suatu sistem sosial adalah adanya pemimpin yang berpengaruh opinion leaders dan agen perubahan. Karena pada dasarnya difusi inovasi merupakan penyebarluasan gagasan inovasi melalui suatu proses komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan saluran tertentu, dalam suatu rentang waktu tertentu, diantara anggota sistem sosial masyarakat. Oleh karena itu sistem sosial merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi adopsi inovasi, proses difusi inovasi tidak senantiasa berjalan mulus. Hal ini disebabkan adanya perbedaan latar belakang dan sistem sosial yang berbeda. Kepemimpinan yang berpengaruh merupakan suatu tingkat dimana seorang individu dapat mempengaruhi individu lain atau mengatur perilaku individu secara tidak formal ke arah kondisi yang diharapkan, sesuai dengan norma yang berlaku. Sementara itu agen perubahan change agent merupakan individu yang mempengaruhi pengambilan inovasi ke arah yang diharapkan. Tingkat percepatan adopsi suatu hasil inovasi, selain karena faktor agen perubahan, juga tergantung pada karakteristik atau ciri inovasi itu sendiri. adapun karakteristik inovasi yang mempengaruhi cepatnya adopti adalah sebagai berikut : a. adanya keuntungan relatif relative advantagers, yaitu sampai sejauh mana suatu inovasi yang diperkenalkan memberi manfaat dan keuntungan bagi peroranganmasyarakat yang akan mengadopsinya. Keuntungan relatif ini dapat diamati tidak hanya dari kajian atau aspek ekonomi, sosial, tetapi juga dari aspek lain, seperti budaya dan teknologi semakin tinggi kemungkinan peluang keuntungan relatif yang akan diperoleh dari adopsi suatu inovasi, semakin tinggi pula kemungkinan percepatan adopsi oleh masyarakat. Contoh : program CBSA, pertama terpikir oleh komunitas sekolah apakah ada keuntungan relatif, apabila ya maka akan mempercepat proses adopsi inovasi. b. Memiliki kekompakan dan kesepahaman compatibility, artinya sampai sejauh mana suatu inovasi dapat sejalan dan sesuai dengan sistem nilai yang ada, atau sejalan dengan pengalaman masa lalu masyarakat yang akan mengadopsi. Contoh program KB, masyarakat akan mengkaji keseuaian inovasi yang ditawarkan dengan kehidupan agama tertentu yang dianut oleh masyarakat yang akan mengadopsi. c. Memiliki derajat kompleksitas complexity, artinya sampai sejauh mana derajat kompleksitas, kesukaran dan kerumitan suatu produk inovasi dirasakan oleh masyarakat. Berarti semakin kecil derajat kerumitan atau semakin gampang dicerna dan dipahami suatu hasil inovasi, maka akan semakin besar kemungkinan inovasi yang diajarkan diadopsi oleh perorangan atau masyarakat. Contoh : awal pengenalan Penelitian Tindakan Kelas PTK sebagai upaya meningkatkan mutu pembelajaran, perlu dipelajari apakah program tersebut memiliki tingkat kesulitan dan kompleksitas yang tinggi atau sebaliknya dalam pelaksanaan di sekolah. d. Dapat dicobakan trailability, artinya sampai sejah mana suatu inovasi dapat diujicobakan kehandalan dan kemanfaatannya. Suatu hasil inovasi dapat dengan mudah diadopsi, apabila hal tersebut dapat dilihat dan diujicobakan melalui pengalaman lapangan. Contoh : penanaman padi varietas unggul dalam bidang pertanian, inovasi jenis padi ini segera dapat diadopsi oleh petani karena varietas unggulan ini dapat diuji langsung di sawah mereka. Bidang pendidikan adanya pembelajaran tematik yang bercirikan keterpaduan antara mata pelajaran disesuaikan pemanfaatan lingkungan usia kelas rendah, maka guru akan menguji cobakan dalam pembelajaran, untuk menguji kemudahan penerapan inovasi. e. Dapat diamati observability, yaitu sampai sejauh mana suatu hasil inovasi dapat diamati. Semakin mudah suatu hasil inovasi diamati, maka akan semakin tinggi peluang inovasi tersebut diadopsi. Contoh : saat dilakukan penggabungan sekolah di daerah kecamatan pada Sekolah Dasar school merger, sebagai upaya meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan pendidikan. Skolah akan mengamati apakah proses dan hasil belajar pada sekolah yang mengalami penggabungan meningkat atau tidak. Apabila hasilnya menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran lebih efektif dan efisien, maka sekolah akan bersedia melakukan penggabungan. Tetapi apabila hasilnya tidak memuaskan, sekolah tidak akan mengadopsi program tersebut. Oleh sebab itu perlu memperhatikan berbagai faktor yang perlu diperhatikan agar inovasi ditawarkan dapat diadopsi oleh masyarakat. Dalam proses inovasi agar dapat diadopsi oleh masyarakat tentu saja tidak bisa berjalan dengan mulus, namun tetap ada hambatan-hambatan yang mempengaruhi proses inovasi. Apabila bermacam hambatan dapat dilalui dengan lancar berarti masyarakat menerima adopsi inovasi.

C. Hambatan Dalam Adopsi Inovasi